Melihat ekspresi datar putranya, ibu lantas kembali fokus memperhatikan jalanan. Beliau hanya tidak sabar—ingin langsung mengatakan kepada Lia jika dia adalah gadis yang sangat diinginkan untuk menjadi salah satu anggota keluarganya. Akan tetapi, biarlah semua sesuai perjanjian dengan Erik saja. Jika dalam beberapa hari ini putra sulungnya tidak membawa sang calon istri ke rumah, itu berarti dia memang harus menerima Lia sebagai gadis yang dijodohkan ibu dengannya.
Sementara Lia tidak tahu menahu tentang rencana itu. Dia terlihat mengantuk dengan kelopak mata yang hampir terpejam. Namun, sesekali masih terbangun karena tingkah usil Zea di sebelahnya.
"Aku pusing, Rik," ucap Lia dengan berbisik juga.
"Nah baru juga setengah perjalanan, udah pusing aja," cibir cowok itu sambil menatapnya.
"Makanya diam." Lia lantas memalingkan wajah ke arah jendela. Memandangi jalanan yang ramai oleh lalu lalang kendaraan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com