Komunikasi yang kurang lancar membuat keduanya sering salah paham. Saat Abel ada waktu, terkadang Dirga yang sibuk. Begitu juga sebaliknya. Namun, seperti yang pernah Dinda katakan, hal itu sangat wajar bagi yang menjalani sebuah hubungan. Mereka hanya cukup bersabar dalam menyikapinya.
Tepat pukul tiga sore Dinda baru saja pulang kuliah. Sementara ayahnya tidak bisa menjemput hari ini, dia berniat akan memesan taksi online.
"Din, nunggu ayah kamu?" tanya teman sekampus yang tiba-tiba memberhentikan motor di sebelahnya.
"Enggak, aku nunggu taksi. Aku kira kamu enggak ada kelas hari ini," sahut Dinda ramah.
"Tadinya enggak ada, cuma tau nih dosennya tiba-tiba nyuruh berangkat," kata cowok itu.
"Eh, iya ... barengan yuk! Aku antar kamu pulang," ajak cowok yang belakangan ini dekat dengan Dinda.
Dinda lantas tersenyum simpul, ingin menolak, tapi dia sudah bergerak cepat menyodorkan helm kepadanya.
"Enggak ngerepotin?" tanya Dinda.
"Enggak kok, ayo pakai," perintahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com