PARIS, hari ini tampak cerah. Gedung-gedung menjulang tinggi, gumpalan awan menghiasi langit yang biru.
Tettttttttt....
Suara klakson mobil dari arah bawah apartemen Auliya, menandakan supir telah datang siap mengantarkannya pergi ke tempat kerja.
Auliya menuruni tangga dengan terburu-buru lalu melompat masuk ke dalam mobil.
"Oh My God, sorry aku terlambat." kata Auliya.
Supirnya hanya melirik sekilas dan melajukan mobil membelah jalanan Paris yang sangat ramai.
Cekrik
Cekrik
Cekrik
Suara dan kedipan cahaya kamera memenuhi ruangan. Hari ini pertama kalinya Auliya memulai pemotretan, ia tampak semangat dan antusias dalam melakukan pekerjaannya. Auliya berpose sesuai arahan dari para fotografer.
Setelah pemotretan Auliya telah usai, ia mengganti bajunya menjadi lebih santai.
"Salut!" sapa wanita cantik nan anggun berumur sekitar tiga puluhan, berjalan menghampiri Auliya. "Apakah kau model yang dikirimkan Mr. James?" tanyanya meneliti Auliya dari atas hingga bawah.
Auliya tersenyum menanggapi pertanyaan wanita cantik itu, "Oui." jawabnya singkat.
"Perkenalkan namaku Emrin Laught, aku akan menjadi manager modelmu selama kau di Paris." ujarnya mengulurkan tangan.
Auliya pun menjabat tangan wanita cantik itu, "Namaku Auliya. Senang bertemu dengan anda nyonya Laught."
"Panggil aku Emrin, aku masih terlalu muda untuk dipanggil nyonya."
"Ya Emrin."
"Apakah pemotretan-nya masih berlanjut Emrin?" tanya Auliya hati-hati, pasalnya ia ingin segera pergi dari sini dan mengelilingi kota Paris.
"Oh tentu saja tidak, sekarang kau boleh pulang. Semoga harimu menyenangkan." jawabnya seraya tersenyum.
"Baiklah, bonne après-midi Emrin ." pamit Auliya lalu bergegas keluar dari gedung pemotretan.
"Selamat siang." balas Mrs. Emrin pelan, menatap Auliya hingga menghilang dari hadapannya.
Auliya menghirup udara lepas dan bergegas memasuki mobil.
"Kita pulang sekarang, Miss?" tanya sang supir.
"Tidak, antarkan aku mengelilingi kota Paris." ujar Auliya antusias.
Si supir Korea mengangguk patuh menjalankan perintahnya. Mobil Jeep yang ditumpangi Auliya kembali membelah jalanan Paris, siap mengantar kemana pun yang ia inginkan.
Lokasi pertama yang didatangi Auliya adalah mengunjungi Place De La Concorde tempat wisata yang menyajikan pemandangan Prancis khas. keberadaan ornamen taman, air mancur hingga lampu-lampu taman yang indah saat malam, terdapat juga kincir raksasa yang memungkinkan untuk menikmati pemandangan kota lewat ketinggian.
"Aaaaa!!!" pekiknya bahagia sambil berputar-putar layaknya seorang burung yang terbebas dari sangkar.
Cekrik
Auliya memotret taman bermain itu, ia juga meminta tolong ke salah satu pengunjung setempat untuk memotretnya.
Auliya berjalan-jalan mengelilingi taman, air mancur, tak lupa juga menaiki beberapa wahana seperti kincir raksasa. Setelah puas diarea bermain, Auliya kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah bazar yang diselenggarakan setiap musim semi. Tak lupa ia juga mencicipi makanan tradisional yang ada di sana.
Auliya mendatangi salah satu penjual makanan yang bertuliskan Fresh Spring.
"J'ai commandé une soupe de printemps française." kata Auliya sambil menunjuk makanan yang diinginkannya.
"Baiklah, attendez une minute."
Auliya meminta ijin kepada penjual itu untuk memvideo proses pembuatan French spring soup. Rekaman ini yang nantinya akan ia unggah di Instagram, mulai dari cara pembuatan hingga penyajian sesekali Auliya juga mewawancarai sang penjual.
"Ok, terima kasih." ujar Auliya menerima makanannya, French spring soup siap untuk disaji.
French spring soup merupakan makanan khas musim semi di Prancis yang memanfaatkan sayuran-sayuran segar seperti kentang dan wortel. Salah satu bahan utama hidangan satu ini adalah asparagus, bagi orang Prancis musim semi juga termasuk musim asparagus.
Satu suapan makanan itu masuk ke mulut Auliya, "Ya Tuhan, makanan ini enak sekali!" pujinya seraya tak henti-hentinya memakan French spring soup.
Dari kejauhan sang supir muda hanya tersenyum melihat tingkah nona-nya yang sangat aneh menurut-nya. Sebenarnya ia ditugaskan oleh seseorang bukan Mr. James untuk menjadi supir pribadi nona, tapi itu hanyalah sebuah alibi. Tugas yang sebenarnya adalah mengawasi nona-nya dan melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan.
"Tuan, voici la nourriture." kata penjual memberikan Cassoulet.
Supir muda itu memberikan selembar uang euro kepada penjual, "Merci."
***
Auliya memasuki mobil, setelah puas mengelilingi area taman bermain dan bazar.
"Nona?"
"Iya? Ada apa?"
Sang supir memasang safebeltnya lalu menatap Auliya, "Apakah kita pulang sekarang, miss?" tanya supir lagi.
Auliya menggeleng pelan. "No, antarkan aku ke satu tempat lagi."
Sang supir hanya mengangguk patuh dan mulai mengemudikan mobilnya membelah jalanan kota Paris. Sesampainya ditempat tujuan, Auliya langsung berlari keluar dari mobil.
"Aaaaaaa!!!!! Oh My God, I am so happy." girang Auliya merentangkan kedua tangannya.
Seine River
Sebuah objek wisata menenangkan yang dibalut arsitektur klasik dari kota Paris ditambah dengan keberadaan kapal layar, apalagi saat golden hour bisa jadi pengalaman yang menenangkan.
Sang supir berdiri tak jauh dari mobil, ia hanya tersenyum tipis melihat tingkah nona-nya menikmati wisata Seine River lewat jembatan yang dipijaknya.
Auliya menghampiri supirnya dengan berlari kecil, "Hay, bisakah kau memfotoku?" tanya Auliya hati-hati.
Sang supir mengangguk, "Tentu nona." ujarnya sopan lalu mengambil alih camera.
Cekrik
Cekrik
Cekrik
Si supir mengambil foto Auliya dengan pose yang berbeda-beda. Supir muda itu nampak tersenyum tipis bahkan sangking tipisnya Auliya pun tak menyadarinya.
"Nona, ini hasil fotonya." kata si supir memberikan cameranya pada Auliya.
Gadis keturunan Indonesia itu menerimanya dan melihat hasil jepretan, "Tidak buruk." ucap Auliya tersenyum, "Dari mana kau belajar memfoto? Foto itu bahkan sangat bagus sekali seperti fotografer." pujinya.
Supir muda itu terdiam.
Merasa tak dapat jawaban dari supir, gadis keturunan Indonesia itu memilih diam dan tak menanyakannya lagi. Mungkin itu hal yang sensitive bukan?
Auliya mengalihkan pandangannya ke arah sungai itu sambil memejamkan matanya.
Aku merindukanmu mom
batin Auliya sendu.
"Nona?"
Auliya membuka matanya, "Ya?" balas nya tanpa menoleh ke arah suara.
"Hari sudah mulai malam nona, saya rasa kita harus kembali."
Auliya membalikkan badannya dan mengangguk, "Baiklah."