Tubuh Anastasia menegang dan nadinya berdebar. Aed Ruad tidak datang dan malah mengutus ibunya untuk menghadiri pertemuan itu.
Ia mengenakan celana sutra kuning dengan sebuah tunik panjang hitam. Sayapnya yang berbulu hitam terbuka setengah dan ia membawanya dengan bangga seolah-olah mencoba menunjukkan keunggulannya kepada semua orang.
Etaya masuk ke ruang rapat dan pandangannya bertaut dengan Anastasia. Ekspresinya menggelap ketika matanya melihat sayap putih Anastasia yang tampak... etereal. Iri hati membara. Ia tampak seolah-olah akan membunuh Anastasia lewat udara. Tinjunya mengepal sampai buku jarinya memutih. Bibirnya bergerak seolah-olah ia akan melafalkan mantra.
"Jangan coba-coba menggunakan mantra, Etaya," Adrianna memperingatkan dengan suara yang sangat dingin dan menakutkan. "Karena jika kamu melakukannya, mantra pengikat di sekitar ruang ini akan membunuhmu dalam sepuluh menit."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com