webnovel

ikhlaskan yang sudah pergi

bercerita tentang seorang gadis bernama mayra glevanca. dia memiliki seorang teman laki-laki namanya Felix crishtian glevano. dia sering dipanggil Vano. Mayra dan Vano saling suka dalam diam. vano memiliki kemampuan yang dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. saat tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Mayra, vano bisa merasakan bahwa Mayra juga memiliki hal yang sama namun dia belum menyadarinya. vano juga memiliki seorang sahabat bernama Dilla. Namun Dilla telah meninggal dikarenakan sebuah tragedi yg menimpa dirinya dan Vano. sampai akhirnya Vano ikut meninggal namun mereka tidak bisa kembali ke alam mereka karena masih ada yang belum mengikhlaskan kepergian mereka.

Sitisarah_Sarah · Fantasy
Not enough ratings
8 Chs

#7 sahabat lama Vano

Vano Mendapat kabar bahwa besok lusa dia akan pergi study tour bersama mahasiswanya ke suatu desa. lalu dia memberikan tahu kepada Mayra. Mayra kebingungan melihat ekspresi wajah Vano yang mendadak terdiam.

"ada apa Van?"

"besok lusa ada kegiatan diluar kampus May"

"terus?"

"ya berarti kita enggak bisa berduaan, besok itu hari sabtu, kita masih sibuk dan sisa hari Minggu waktu buat kita berduaan"

"Astagaa...kirain ada apa.hahaha"

"heh malah ketawa lagi"

" ya kalau kamu Memang ada kegiatan ya udah enggak apa-apa, kita juga sering ketemu kan kalau berangkat kerja"

" ya tau, tapikan"

"udahh,,, enggak apa kok, mending sekarang kita balik karena masih banyak pekerjaan"

"oke...okee"

Mayra dan Vano segera berangkat ke tempat kerja. Vano mengantar Mayra sampai kedepan kantor, Mayra pun turun. lalu Vano mengelus kepala Mayra dan memberi semangat.

"semangat ya kerjanya"

"iiya"

lalu Vano menuju kampus. sesampainya disana dia langsung rapat dengan para dosen mengenai kegiatan study tour. vano terkejut ketika mengetahui nama tempat yang menjadi tujuan study tour adalah desa tempat masa kecilnya.

setelah rapat selesai Vano mengajar sebentar. kemudian waktu menunjukkan pukul 1 siang, waktu vano mengajar selesai dia pun segera menuju ke tempat mayra untuk makan siang sekaligus pulang.

" maaay..." teriak vano sambil melambaikan tangan. lalu mayra menghampiri vano.

"gimana kegiatanmu hari ini?"

" lancar, oiya siap-siap besok kamu ikut study tour"

"hah...aku jadi penyusup gitu?"

" ya enggaklah, intinya besok kamu ikut titik!".

"yaudah iyaa, tapi study tournya dimana?"

"Desa Pariaman"

" bentar, kok enggak asing ya sama desa itu"

" sama aku juga enggak asing seperti pernah kesana tapi aku enggak ingat, oiya nanti kita transit dulu di desa teluk rejo"

"OOO...gituuu"

setelah perbincangan itu mereka makan siang bersama di sebuah warung makan. setelah itu Vano mengantar mayra pulang. kemudian mereka sampai di depan rumah mayra. seketika Vano mendapat sebuah penglihatan yang masih samar-samar. dalam penglihatannya vano melihat sebuah pohon besar yang terletak di belakang sebuah gedung putih dan dia melihat seorang wanita berambut panjang sebahu dengan pakaian putih, namun dia tidak bisa melihat wajahnya.

"Van....kamu kenapa?" ucap mayra keheranan.

"eng....enggak papa"

lalu vano pamit kepada mayra. sesampainya dirumahnya. Vano berusaha untuk mencoba melihat. Namun, semakin ia mencoba semakin sulit. sementara itu mayra kebingungan. ia merasa vano menyembunyikan sesuatu, mayra tau vano pasti habis mendapat penglihatan tapi dia tidak menceritakannya. mayra berusaha untuk tetap tenang , dia mencoba menghubungi Vano. namun vano todak menjawab pertanyaannya dan mengalihkan pembicaraan.

hari kegiatan study tour pun tiba. Mayra dan Vano berangkat dengan motor sedangkan beberapa mahasiswa menggunakan bus.

mereka semua berkumpul di kampus. hari itu pagi yang cerah semua mahasiswa terlihat sangat senang. sampai sesuatu mengalihkan pandangan Mayra. dia melihat sosok lelaki tua duduk didalam bis di paling belakang. Mayra pun menepuk pundak Vano dan menunjuk ke arah bus. saat ia melihat ke arah bus lelaki tua itu menghilang.

"Ada apa may?"

"t..tadii aku ngeliat lelaki tua di dalam bus duduk di paling belakang"

"lelaki tua? mungkin kamu salah liat".

beberapa menit kemudian mereka pun berangkat bersamaan. sepanjang perjalanan semuanya berjalan lancar. sampai akhirnya mereka sampai di desa teluk rejo untuk beristirahat.

"Van, sebenarnya tujuan study tour ini apa sebenarnya"

" haduuh mayy, kan kami dari kampus ekonomi, pasti berkaitan sama kegiatan ekonomi"

" ya gue juga tau somplak! maksud gue, sisi ekonomi kan banyak, penjualan makro mikro lah, perdagangan pasar lah, mata uang lah" jawab Mayra sambil menepuk pundak vano.

" eeeh heheheeh buset, ngomong kek"

"Tobat guee Van"

" heheheh....kita meneliti kegiatan pasar dan bentuk kegiatan ekonomi lainnya yang ada di desa. setelah itu membandingkannya dengan kegiatan ekonomi yang ada di kota besar. "

disela-selaa mereka istirahat, datang seorang. perempuan muda menghampiri mereka dan membawakan minuman. saat Vano melihat wajah perempuan itu dia sangat terkejut.

"Dilla?... kamu faradilla yasha kan?"

"Vano??....ini Lo?"

"iya ini gue Felix Christian Glevano"

mereka berdu pun berpelukan. Mayra merasa cemburu melihat pemandangan yang ada di depan matanya, namun dia berusaha untuk tetap tenang. lalu Vano memperkenalkan mereka.

"gue kangen banget sama Lo dil, kapan Lo balik ke kota?" ucap Vano kegirangan

" belum tau Van tapi enggak lama lagi kok"

"ohh iya Dil kenalin ini Mayra Glevanca"

" pacar Lo?"

" mmmmm....eehh hehehe" jawab Vano sambil menggaruk kepalanya

" malah mmm doang enggak di jawab gimana sih. oiya gue Faradilla yasha panggil aja Dilla gue sahabatnya Vano"

" saya Mayra Glevanca, kamu bisa panggil saya Mayra, guee...."

" aaah oke kalian udah kenalan dan bentar lagi kita lanjut tour, yuk may kita siap-siap"

"oke"

lalu Vano dan Mayra pamit kepada Dilla dan mereka melanjutkan tournya. hingga sampailah mereka di sebuah desa. Vano dan mayra merasa Dejavu ketika melewati desa itu, mereka seperti tidak asing. lalu mereka sampai disebuah penginapan untuk beristirahat. penginapan itu berdekatang dengan sebuah rumah putih besar dan dibelakang rumah itu ada sebuah pohon tua. saat Vano sedang berada di balkon penginapan dia melihat ke arah pohon itu dan melihat seseorang dengan pakaian merah panjang hingga menutupi kaki dengan rambut panjang.

"itu orang atau bukan"

lalu Mayra dan salah satu teman Vano menghampiri Vano yang ada di balkon. sesampainya mereka di atas mereka mendapati Vano yang sedang memperhatikan pohon besar itu.

"lu kenapa bro?"

"ah kebetulan Lo disini, Lo ngeliat ada orang enggak di dekat pohon itu?"

" enggak gue enggak lihat apa-apa"

"ah oke"

"yaudah gua turun ke bawah yak"

" Sono lu"

lalu Mayra mendekati Vano. Mayra bisa melihat apa yang di maksud oleh Vano.

" aku tau kamu ngelihat orang pake baju merah dan rambut panjang"

"iya .... sepertinya itu Kuntilanak merah"

"kira-kira ada misteri apa lagi ya?"

"entahlah may"

lalu mereka kembali masuk dan makan siang. setelah itu mulai mengerjakan tugas. waktu menunjukkan pukul 5 sore . Vano mengajak Mayra berjalan-jalan. hingga mereka melewati rumah itu, Mayra mulai mengingat bahwa dia pernah berada di desa itu waktu kecil dan rumah itu pernah ia tinggali. Mayra dan Vano bertemu dengan seorang tukang kebun di rumah itu dan menyapanya. tukang kebun itu takjub melihat mayra, namun bapak itu memperingatkan Mayra dan Vano untuk segera pulang

"permisi pak"

"ii..iyaa, nyari siapa ya?"

"ini rumah milik siapa ya ?"

" ini rumah peninggalan kakek Pariaman"

" apa pak kakek pariaman? itukan nama kakek saya"

" tunggu, non ini Mayra Glevanca basdiantoro?"

" iya pak, Basdiantoro nama ayah saya . sekarang saya ingat dulu waktu kecil saya pernah tinggal disini "

"non, saya mohon non harus segera pergi dari sini, nyawa non dalam bahaya" ucap bapak itu sambil mendorong Mayra dan Vano. mereka kebingungan namun mereka tetap ada disana

" ada apa pak kenapa saya tidak boleh ada disini"

"intinya non harus pergi dari sini!"

"oke saya akan pergi tapi tolong ijinin saya untuk masuk ke rumah ini sebentar aja"

"baik, tapi cuma sebentar setelah itu kalian pergi dari sini"

lalu Mayra masuk kerumah itu dengan di temani oleh Vano. saat mereka masuk Mayra terkejut isinya masih sama dengan yang dulu ia lihat, bahkan foto masa kecilnya Masih ada disana. saat Vano melihat ruangan dalam rumah itu, seketika ia mendapat penglihatan yang masih samar-samar.

" kok rasanya aku pernah kesini ya"

" bagaimana bisa?"

"aku juga enggak tau tapi yang jelas aku rasanya pernah kesini trus main sama anak cewek. boleh aku liat foto kecil kamu?"

belum sempat Vano melihat foto masa kecil Mayra mereka sudah di teriaki oleh penjaga kebun itu untuk segera keluar. lalu mereka pun keluar dari rumah itu. mereka melewati pohon besar yang ada di belakang rumah itu. seketika tubuh Mayra terbanting ke tanah dan di seret ke arah pohon itu. Mayra teriak ketakutan Vano pun langsung menarik tangan Mayra. untungnya mereka berhasil . Vano langsung memeluk Mayra yang setengah ketakutan. lalu mereka segera kembali ke penginapan

keesokan harinya mereka bersiap untuk pulang. kemudian mereka berangkat, saat Vano mencoba mengejar bus itu dengan kelajukan motornya, Mayra melihat sosok kuntilanak merah dari jendela bus, sontak Mayra langsung memeluk vano.

" Ada apa may?"

" Enggak papa, udah kamu fokus nyetir aja"

mereka kembali transit di desa teluk rejo dan kembali bertemu Dilla. mereka saling berbincang. Vano ngobrol dengan Dilla, Mayra memutuskan untuk menjauh dan membiarkan Vano dan Dilla ngobrol. dalam hati Mayra cemburu melihat keakraban Vano dan Dilla, namun dia tetap diam. saat dia melihat kearah kanan di kembali melihat kakek yang dia lihat saat berangkat kemaren. karena Vano sibuk mengobrol dengan Dilla, Mayra memutuskan untuk menghampiri kakek itu. saat Mayra mengapa kakek itu Mayra terkejut dan berteriak, suara teriakannya membuat Vano terkejut dan langsung menghampirinya, sambil memegang pipi Mayra vano bertanya padanya.

" Ada apa may, ada yang nyakitin kamu sini bilang ku pukul dia"

" enggak , anggak ada yang nyakitin aku, cuma tadi aku ngeliat kakek yang ada di bus waktu itu tapi pas aku dekatin wajahnya hancur penuh darah"

" mana kakeknya?"

"it.. "

saat Mayra akan menunjukkan kakek itu menghilang dari sampingnya.

" udah may kamu tenang ya"

lalu Vano membawa Mayra kembali ke tempat istirahat sambil merangkulnya. lalu mereka melanjutkan perjalanan pulang.

setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai. Vano langsung mengantar Mayra pulang ke rumahnya. sesampainya di sana Vano langsung mengantar mayra sampe kedalam rumahnya dan duduk di kursi. lalu Vano pun menceritakan apa yang dia lihat kemaren.

" jadi gini May kemarin aku aku sempat dapat pengelihatan aku berada di suatu tempat di mana Di sana ada sebuah rumah besar lalu ada pohon tua di belakangnya dan aku melihat seorang kakek tua bersama seorang wanita di depan pohon itu dan anehnya lagi rumah dan pohon itu baru saja kita datangi tadi."

"Apa!!, kenapa kamu tidak bilang, kan kita bisa cari tau."

" ya maaf, aku enggak mau kamu kepikiran. dan lagi pula penglihatan yang aku dapat waktu itu masih samar-samar "

" kita harus cari tau Van."

" Apa ini tidak terlalu berbahaya?"

" kalau soal itu aku enggak tau tapi aku yakin semua ini ada kaitannya sama kita berdua"

setelah perbincangan itu Vano pamit pulang. sesampainya di rumah Vano langsung beristirahat di kamarnya hingga dia tertidur.

tiba-tiba dia berada di rumah besar itu. di dekat pohon besar itu dia melihat dua orang anak kecil sedang bermain. tiba-tiba muncul kuntilanak merah yang akan mengambil salah satu dari anak kecil itu sontak Vano berteriak dan terbangun. dengan nafas yang terengah-engah dia mengusap wajahnya

" ya Tuhan untung cuma mimpi. tapi kenapa anak kecil laki-laki itu sangat mirip denganku waktu kecil? ada apa sebenarnya "

waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, ia segera membersihkan tubuhnya lalu pergi ke rumah Mayra lagi dengan berjalan kaki. setelah sampai dia langsung memanggil Mayra dan dia pun keluar.

" Vano,, ada apa?"

" jalan yuk makan diluar"

"oo oke bentar aku ganti baju"

setelah beberapa menit kemudian Mayra kembali keluar dan jalan bersama Vano.

" Tumben banget ngajakin aku jalan"

"yeee emangnya Enggak boleh ngajakin calon pacar jalan"

"Apa??"

"engg...enggak papa"

setelah asih berjalan-jalan disekitar taman mereka memutuskan untuk membeli dua mangkuk bakso.

"May kita makan bakso aja kali ya"

" iya"

" bang bakso 2 mangkok"

"oke " ucap Abang bakso sambil mempersiapkan bahan bakso

" oiya May, sebenarnya aku mau nanya soal foto kamu waktu kecil "

" oo..kebetulan banget barusan mamaku ngirimin foto aku waktu kecil."

" boleh aku liat?"

"nih" ucap Mayra sambil menunjukkan foto di handphonenya

Vano terkejut karena foto kecil Mayra mirip dengan anak kecil yang ada di penglihatan dan mimpinya. Vano pun memutuskan akan mencari tau sampai tuntas.

" kayaknya bener deh may, kita harus cari tau "

" tapi kita harus mulai dari mana?"

"Desa Pariaman"