dirumah mama mencoba menghubungi handphone ku berkali-kali
-ya Allah kemana si Inka, sudah sore belum pulang-
mama bergumam didalam hati karena mulai khawatir tentang keadaan dan keberadaanku saat ini
sreeett
tiba-tiba pintu terbuka
mataku benar-benar fokus tertuju pada seseorang yang membuka pintu
"Inka sudah bangun?"
ternyata budi yang membuka pintu
dia yang tanpa merasa bersalah membuka pintu dan memperlihatkan senyum bajingan padaku
"kenapa gw ada disini, kenapa lo ga antar gw pulang??" tanyaku dengan nada teriak dan menangis
"Inka kamu tadi ngantuk, jadi aku bawa pulang kesini"
"dimana kerudung gw,?? kenapa kancing kemeja gw terbuka?? lo lecehin gw??? jawabb !!!! biadap lo !!!!" ucapku dengan teriak lebih keras dan air mata yang menetes deras
"aku ga apa-apain kamu inka, kamu tadi tidur dijalan, aku ga tau alamat rumah kamu, mana mungkin aku tega tinggalin kamu dijalan dalam keadaan tidur kya tadi, jadi aku selametin kamu aku bawa kamu kesini biar kamu bisa istirahat. aku ga mungkin lecehin kamu, aku sayang dan perduli sama kamu, jadi aku ga akan tega lakuin hal itu" jawab budi dengan nada meringis seolah meyakinkan aku bahwa dia tidak akan berbuat sekeji itu. tapi tatap mata nya tidak bisa berbohong, budi lelaki brengsek yang gemar berbohong demi menutupi kelakuan bejat nya.
"biadap lo !!!!!!" aku berdiri dari posisi ku dan maju perlahan berusaha untuk memukulnya, tapi baru maju 2 langkah aku terjatuh dan tidak sadarkan diri
"assalamualaikum ini kantor PT xxx, saya mau bertanya anak saya Inka Nafisah sudah pulang belum. ini sudah malam tapi anak saya belum juga pulang" mama menelpon kantor tempat ku bekerja untuk memastikan saat ini aku berada dimana
"walaikumsalam, shift pagi sudah pulang dari pukul 15.00 sore bu, jadi untuk saat ini Inka tidak ada dikantor, mungkin ibu bisa menghubungi teman-teman dan rekan kerjanya"
"baik mba, terima kasih"
"sama-sama ibu, selamat malam" ucap receptionist kantor dan mengakhiri teleponnya
"Inka inka" terdengar suara wanita sambil mengelus lenganku agar aku terbangun
perlahan ku buka mataku dan ku lihat seorang wanita cukup tua sedang duduk menatapku
"anda siapa?" tanya ku dan perlahan duduk mundur menjauhi jarak antara aku dan ibu itu
"ibu mamanya budi, kamu tadi pingsan ya jadi tidur disini. kamu gpp kan?" ucap ibu tua itu yang ternyata adalah ibu kandung budi
"iya, aku tidak apa-apa. aku mau pulang" ucapku dengan nada gemetar
"ini ibu bikinin teh manis hangat, minum dulu biar kamu enakan, setelah itu baru kamu diantar pulang oleh budi" ucapnya sambil menyerahkan segelas teh hangat untukku
"iya terima kasih" ucapku dan mengambil segelas teh itu, tapi aku ingat kejadian hari ini, karena jus pemberian budi aku jadi tidak sadarkan diri, dan tiba-tiba aku tertidur dikamarnya tanpa mengenakan kerudung. karena takut minuman itu mengandung obat bius lagi, aku tidak mau meminumnya aku hanya menempelkan bibir ku seolah sedang meminum teh . agar ibu itu percaya.
"Ini mama ku inka, sekarang kamu percaya kan aku menolong kamu saat kamu pingsan, aku sama sekali ga kurang ajar sama kamu"
budi datang dan langsung bercakap seperti itu
aku tidak menjawab aku hanya menunduk dan memakai kembali kerudungku
tapi hati dan fikiranku tetap berkata budi brengsek entah apa yang baru saja dia lakukan padaku, entah kebohongan apa yang dia jelaskan pada ibunya sampai ibunya datang dan tidak curiga
"pulang sekarang" tanpa basa-basi dan pamit aku berdiri dan melangkah pergi keluar dari ruangan terkutuk itu
disepanjang jalan aku terus meneteskan air mata
fikiran ku meronta-ronta, hati ku tercabik begitu perih, perasaan ku teramat sangat sedih
bermunculan beribu pertanyaan difikiranku
apa yang sudah dilakukan manusia berengsek itu???
apa dia sudah melecehkanku??
apa dia memang berniat untuk menyetubuhiku tanpa perlawanan???
kebohongan apa yang dia ucapkan pada ibunya??
kenapa ibunya melindunginya???
kenapa dia bisa dengan bebas membawa aku kedalam kamarnya???
benarkah niat dia baik atau dia memang brengsek biadap!!!
apa yang harus aku lakukan saat ini??
aku baru saja bersyukur Allah berikan kesempatan kehidupan kedua kepadaku
tapi, kenapa aku harus terjebak dalam lingkaran manusia bejat berhati iblis seperti budi
kenapa aku harus mengenalnya
aaaarrrrrrgggghhh aku ingin teriak sekeras mungkin
kalau tidak berdosa ingin kuhabisi hidupnya saat ini juga
ya Allah tolong aku
mengapa hidupku sangat menyedihkan seperti ini
aku semakin menangis memikirkan harus bagaimana aku
menerima kebejatan yang budi lakukan dengan sangat bersih sehingga aku tidak memiliki bukti apapun atau aku harus menghabisi hidupku agar aku tidak perlu lagi melihat tatapan brengsek bajingan itu !!!!