"Aku haru keluar dari tempat ini! Aku sama sekali tidak bersalah! Seharusnya kalian tanya saja pada pria yang bernama Dani itu. Pria itu yang memintaku untuk meletakkan alat penyadap di rumah Irfan Wijaya. Dia mengancamku, apa kalian tidak tahu, kalau aku pernah diculik oleh kelompok jahat itu." Ucap Ratih dengan kesal, bahkan tanpa ia sadari ia sedikit menggebrak meja dengan kasar.
Adjie hanya mengusap kedua telinganya, dari pandangan dan sikap dinginnya. Sudah pasti ia tidak begitu percaya dengan apa yang diceritakan oleh Ratih.
Adjie sedikit beranjak dari kursinya, dengan sengaja ia memajukan tubuhnya agar bisa mendekat pada Ratih. Sorot mata yang ia berikan, sudah tidak lagi berkesan ramah.
"Apa anda tahu, saya ini sudah banyak menemui orang-orang seperti anda. Berbicara dengan suara lantang, hanya untuk menutupi kebohongan anda." Ujar Adjie yang sudah memunculkan wajah seramnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com