Varrel menaruh baju ganti yang dia siapkan untuk Lianka didepan pintu kamar mandi,lalu dia berjalan pergi karena tidak kuat dengan isakan tangis Lianka.
Lianka berjalan keluar dan dia melihat ada baju yang di taruh didepan pintu kamar mandi lalu mengambil baju itu Lianka terkejut karena itu baju hadiah ulang tahun dari Varrel.
"Aku tau kamu,masih sayang sama aku El buktinya kamu masih khawatir sama aku,Makasih Varrel".
Setelah selesai menggunakan baju yang Varrel berikan Lianka kembali ke rooftop dan terkejut karena tenda dadakan yang di buat oleh anak-anak RG sudah jadi.
"Li,kita udah gak kepanasan lagi,tadi anak-ank RG udah bikinin ini,ini meraka juga bantuin kita bikin tugasnya biar cepat selesai".kata Caca.
Setengah jam kemudian tugas Lianka dan Caca selesai,Lianka lalu berdiri menghampiri Varrel dan Aurel,Lianka menyerahkan tugas yang sudah selesai itu kepada Aurel.
Varrel terkejut melihat nama orang-orang yang berada dikelompok itu ternyata yang Lianka kerjakan itu adalah tugas kelompok Aurel bukan tugas miliknya atau milik Caca.
Varrel marah dengan Aurel karena dengan enaknya menyuruh Lianka untuk mengerjakan tugas miliknya dan kelompoknya,Varrel menarik Lianka pergi dari rooftop.
"Varrellll,kok aku ditinggal sih".Teriak Aurel
"El,pelan-pelan dong tangan aku sakit".
Varrel tidak mendengarkan rengekan Lianka dia tetep menarik kasar,lalu sampai mereka diparkiran Varrel membuka pintu untuk Lianka dan melempar tubuh Lianka dengan keras hingga lengan Lianka terbentur dasbor mobil.
"Aww".rintih Lianka
Varrel yang semula akan menutup pintu mobil diurungkan niatnya karena mendengar suara rintihan Lianka,Varrel menarik tangan Lianka dan terkejut melihat tangan Lianka membiru.
"El,ini enggak apa-apa kok".Kata Lianka sambil menarik tangannya dari tangan Varrel.
Varrel terkejut karena selama ini Lianka selalu manja dengannya kalau sedang sakit,tapi kali ini berbeda Lianka terlihat menahan sakit sendiri tanpa ingin Varrel tau.
"El,Jadi antar aku pulang kan?,kalau enggak aku pulang sendiri aja?".Kata Lianka
Varrel tersadar dari lamunannya,namun bukannya Varrel masuk kedalam mobil tapi dia hanya diam ditempat dan mengeluarkan kunci mobil dan diberikan kepada Lianka.
"Gue gak bisa anter lo pulang,bawa mobil gue nanti gue ambil waktu udah pulang".Kata Varrel sambil menyerahkan kunci mobil.
"Iya El gakpapa,have fun El salam buat semuanya".
Lianka turun dari kursi penumpang dan masuk kedalam mobil dikursi kemudi,Lianka menahan air matanya yang meminta untuk keluar namun ia tahan hingga entah kapan air matanya itu akan meluncur sendirinya.
"El aku pulang dulu ya,titip salam buat Aurel,jangan lupa makan El nanti sakit".
Setelah berbicara Lianka menjalankan mobilnya,Varrel masih setia melihat mobil yang dibawa oleh gadis yang dia cintai hingga hilang dari pandangannya,tidak sengaja saat Varrel melihat ke sepion mobil dan dia melihat Lianka sedang menangis padahal sebelum pergi dia berbicara dengan senyum yang Varrel suka.
"Setiap Hari hati gue sakit Lin lihat lo kaya gini,gue emang egois disatu sisi gue benci sama lo,tapi sisi lain gue sayang banget sama Lo,disini gue yang pengen lihat lo menderita tapi nyatanya salah Lo yang bikin menderita gue melihat lo yang setiap hari netesin air mata buat gue,gue belum sanggup kehilangan lo Lin,maaf dan bertahan buat selalu ada buat laki-laki tolol kaya gue Lin Maaf".
Setelah mobil yang dikendarai Lianka sudah tidak terlihat lagi barulah Varrel pergi dari tempat dia berdiri dengan hati hancur,Varrel pergi ketempat tongkrongan anak-anak RG.
"Loh Rel,kok Lo disini bukannya tadi mau nganter Lianka?",Tanya Aska.
"Lianka udah pulang naik mobil gue",Jawab Varrel.
Varrel berjalan kekursi panjang dekat jendela,dia mengeluarkan satu kotak rokok lalu mengambil sebatang rokok dan dihidupkan.
"Berhenti lah Rel,kalau gini terus bukan cuman dia yang tersiksa tapi hati Lo,kalau lo benci sama dia lepasin Rel jangan bikin dia sakit hati".Kata Aska sambil duduk disebelah Varrel.
Aska tau masalah yang membuat hubungan Varrel dan Lianka seperti ini,berkali-kali Aska sudah memberi nasehat agar Varrel berhenti menyakiti Lianka,namun berkali-kali juga Varrel tidak peduli dengan omongan Aska.
"Lo gak tau apa-apa As".Kita Varrel sambil mengeluarkan Asap rokok.
"Gue tau Rel,gue tau banget,gue tau hati Lo sekarang kaya gimana,otak Lo kaya gimana dan gue tau raga Lo sebenarnya lelah dengan semua ini".Jawab Aska sambil menatap luar.
"Lo tau Meraka dua orang yang paling gue sayangi,gue gak bisa jauh dari mereka tapi disatu sisi satu orang yang gue sayangi buat satu orang yang sangat gue sayangi ini sakit,saat gue bayangin kenangan-kenangan indah gue bareng Lianka yang awalnya bagus,tiba-tiba harus hilang dengan kenyataan bahwa kebahagian gue itu pembawa petaka bagi orang yang gue sayangi dan saat gue bayangin pisah dari Lianka,gue gak bakalan sanggup bagi gue dia udah seperti oksigen yang harus gue bawa terus,saat ini gue hancur lihat Lianka selalu nangis,apa emang saat ini waktu yang tepat buat gue lepasin dia As?".
"Bro,semuanya ada ditangan lo gue gak berhak bilang dan mutusin".Kata Aska sambil berjalan pergi meninggalkan Varrel.
Lianka sudah sampai runah,dia keluar dari mobil untuk membuka bagasi belakang,dia mengeluarkan Tas dia dan Tas Varrel dan tidak lupa membawa semua peralatan yang dia gunakan untuk mengerjakan tugas Aurel tadi.
"Bun,Lianka pulang".Teriak Lianka diruang tamu.
Lianka menjatuhkan tubuhnya disofa ruang tamu,entah hari ini badannya sangat terasa lelah padahal hari ini dia tidak banyak melakukan kegiatan berat bahkan hari ini dia tidak menunjukan diri diruangan OSIS untuk membantu panitia membereskan ruangan OSIS.
"Anka bagus kalau kamu udah pulang,gini nak Bunda mau kerumah Eyang satu bulan karena Eyang sakit,jadi kamu dirumah sendiri gak apa-apakan".Tanya Bundanya dari atas sambil menarik koper.
"Papa juga ikut Bun?".Tanya Lianka
"Iya sayang,ini Bunda mau jemput Papa makannya Bunda buru-buru".
"Ih Bunda,Lianka kan takut dirumah sendiri".Rengek Lianka ke Bundanya.
Lianka langsung memeluk Bundanya karena dia tidak mau ditinggal sendirian,Lianka takut dirumah sendiri karena sedari kecil dia selalu bersama dengan keluarganya.
"Kasihan Eyang An,Eyang sakit masa kamu gak kasihan sama Eyang".Kata Bunda Lianka.
"Lianka juga sakit,maag Lianka kumat Bun,nanti yang mau rawat Lianka siapa ihh Bundaaa Lianka gak mau ditinggal sendirian".Jawab Lianka.
Bunda Lianka terkejut karena maag akut Lianka kambuh,ya saat ini Lianka biasa-biasa saja paling hanya merasakan panas diperutnya tapi nanti bakalan parah bisa-bisa Lianka pingsan.
"Kamu lupa makan lagi An? Bunda harus kasih tau kamu berapa kali lagi sih An,maag kamu itu udah gak bisa ditoleransi trus Bunda harus gimana ini,kamu tuh bikin Bunda pusing aja".
Lianka tidak menjawab karena lututnya samakin terasa sakit,tapi Lianka juga berpikir kalau terjadi apa-apa ke Eyangnya bagaimana jadinya Lianka menyuruh Bundanya untuk tetap pergi.
"Hehehe Bercanda kok Bun,Lianka sehat kok Bunda pergi aja nanti takutnya Eyang kenapa-kenapa,nanti Lianka ajak Caca buat nemenin aja hehehe".Jawab Lianka sambil tersenyum menahan sakit diperutnya.
"Bener kamu gak kenapa-napa?".Tanya Bunda Lianka memastikan putrinya tidak kenapa-kenapa.
"Iya Bun,tadi Lianka cuman bercanda.Udah gih nanti ketinggalan pesawat jangan salahin Lianka loh Bun".celoteh Lianka.
Bunda Lianka lalu melepas pelukannya dan berjalan ke dapur untuk meminum segelas air,Lianka membantu Bundanya untuk menarik koper kedepan.
"Yaudah An,Bunda pamit ya jaga rumah baik-baik bye sayang".Ucap Bunda Lianka sambil mengecup dahi anaknya.
"Iya Bun siap,hati-hati ya Bun,titip salam buat Eyang dan keluarga disana".