Tepat di bawah jembatan ada dua makhluk yang sedang duduk di atas penyangga jembatan.
Makhluk itu berukuran sekitar 80 cm. Saat ini mereka terlihat sedang menggergaji jembatan itu dengan gergaji kecil yang mereka bawa.
Kulit makhluk itu bersisik dan berwarna coklat kemerahan. Mata mereka berwarna jingga kemerah-merahan. Kaki makhluk itu terlihat sedikit berotot dan mereka memiliki cakar serta rahang seperti buaya. Tanduk kecil berwarna cokelat menonjol dari kepala mereka.
Tidak salah lagi, mereka pasti seekor Kobold.
"Aku selalu penasaran, jika kita potong ekor mereka, apakah ekornya akan langsung tumbuh?" Ucap Delta dengan wajah serius.
"Kau pikir dia cicak? Lihat saja ekornya, bukankah ekornya seperti tikus"
"Dia kan reptil, aku yakin ekornya akan tumbuh lagi"
"Apakah ada hal yang lebih masuk akal untuk diperdebatkan?" Ucap Fiona menatap heran ke arah kami.
"Benar, kau benar. Jadi, apa benar kalau Kobold adalah salah satu keluarga buaya?"
Sekarang kami berdua menatap tanpa ekpresi ke arah Delta.
"Oh ayolah, apa kalian bisa serius?"
"Aku serius setiap saat"
"Fiona, kau kan tidak mau membunuh nyawa manusia, apakah kobold termasuk dalam kategori itu?"
"Aku hanya mau membunuh monster dan hewan. Kurasa kobold itu bukan seekor monster, mereka itu humanoid"
"Kurasa itu sedikit keliru, mereka tetap seekor monster. Ya bagaimanapun Kita juga tidak akan membunuh para Kobold itu jika mereka tidak menyerang duluan"
"Iya, membunuh Kobold itu tugas kita, kau hanya harus memberi bantuan saja di belakang"
"Aku serahkan pada kalian"
Baiklah, karena sekarang kita butuh pemandu, sepertinya dua Kobold ini berguna"
Aku mengambil ketapel dari tasku.
"Tunggu, kau punya ketapel juga? Sebenarnya Ksatria macam apa dia?"
Aku hanya mengambil kerikil di lantai tanpa berkata apapun.
"Jika kerikil itu kena, mereka pasti akan jatuh"
"Jangan bilang kau akan menembak kobold itu?"
"Kau pikir ini untuk apa?" Aku mulai membidik ke pergelangan tangan kobold itu.
Flush! Brak!
Kerikil itu tepat mengenai pergelangan tangan kobold itu dan membuat gergaji itu jatuh.
Kedua kobold itu kini menatap ke atas. Mereka terlihat sedang berbicara sesuatu.
Delta entah kenapa kini melambaikan tangannya ke arah para kobold itu.
"Cepat ke atas!" Kataku sambil memberikan gesture dengan tanganku.
"Lihat, mereka cukup menurut. Bukankah itu artinya mereka tidak jahat"
"Jangan lengan Fiona, waktu dulu aku pernah ditipu oleh sekelompok ras elf. Kita harus waspada!"
Ditipu apanya, mana ada orang yang mau melakukan transaksi jika barangnya tidak ada.
Kedua kobold itu terlihat begitu terbiasa memanjat. Selang beberapa detik, mereka sudah berada di atas jembatan.
"Jika kau masih ingin hidup, tunjukkan jalan menuju pemimpinmu" Aku menghunuskan pedangku ke leher salah satu kobold itu.
"Hei, apa itu tidak berlebihan?"
"Mungkin dia jahat, tapi belum tentu dia juga baik. Kau tahu itu kan?" Aku tetap menghunuskan pedangku.
"Hei, kau tidak boleh seperti itu! Lihat, dia sekarang keta... kutan"
"Hei, jangan lari!"
Karena aku menurunkan kewaspadaanku karena Fiona, kedua Kobold itu kini berlari dengan gesit menyembrangi jembatan dan tepat di belakang para Kobold itu, terlihat Delta sedang berusaha mengejar.
Karena Delta yang berusaha mengejar para Kobold itu, membuat jembatan ini bergoyang kesana kemari.
"Uwaa! Heii! Hentikan ini! Jatuh!! Ini bisa jatuh!" Fiona kini memegangi tali jembatan sambil berjongkok.
"Bodoh! Jangan dikejar! Jembatannya bisa rusak!" Kataku sambil memegang tali jembatan.
Delta kini langsung menatap ke belakang dengan wajah polosnya sambil berkata "benar juga"
"Brengsek.gara-gara kau tadi kita hampir mati konyol"
...
Setelah melewati jembatan, ada sebuah lorong yang mengantarkan kami ke sebuah ruangan.
Ruangan ini sedikit sempit dan punya 3 ceruk. Ceruk-ceruk itu diisi oleh peralatan tambang, dan di tengah-tengah ruangan ini terdapat sebuah lubang dan di sekitar lubang tersebut terdapat sebuah sistem katrol kayu layaknya. Ini terlihat seperti alat untuk mengambil air di sumur namun terlihat sedikit besar.
"Jadi ini satu-satunya jalan ke bawah? Jadi para Kobold itu kabur dan lompat ke bawah?" Kataku.
"Mereka kan reptil, kurasa melompat dari ketinggian segini bukan masalah... Dan karena jalannya seperti ini, bukankah salah satu diantara kita harus berjaga disini?" Fiona mulai menatap lubang itu.
"Diam" Aku memberi gestur untuk tidak bersuara dengan jariku berada di depan mulut.
Aku bisa merasakan ada sesuatu yang mendekat.
Aku menarik pedangku.
Sepertinya Delta juga merasakan hal yang sama, dia menarik pedang besarnya dan memasang kuda-kuda.
Apa ini sebuah penyergapan?
Sial, aku tidak bisa mendengar apapun karena suara gemericik air yang keras.
Aura mereka sudah terasa dekat. Mereka sebentar lagi akan muncul dari lorong.
Aku dan Delta sudah menarik pedang kami dan bersiap.
"Hei! Apa kalian disini!?"
Tunggu, suaranya seperti familiar.
Kami berdua saling menatap satu sama lain dan menurunkan senjata kami.
"Itu suara kepala desa!"
Tidak lama kemudian dari lorong terlihat tiga orang yang sedang berjalan menuju kemari sambil melambaikan tangannya.
Diantara orang itu aku bisa melihat kepala desa dan dua orang lainnya yang terlihat seperti seorang penambang jika dilihat dari peralatan dan pakaian yang ia pakai.
"Kalian pasti kesulitan kan? Aku membawa orang-orang untuk menjaga tempat ini"
"Ooh kepala desa memang bisa diandalkan!" Delta mengacungkan jempolnya.
Untung saja mereka datang
"Jadi kalian datang untuk menjaga troli ini kan?" Kataku memastikan.
"Benar, kita berdua akan menjaga disini"
"Bagaimana denganmu?" Kata Delta sembari menatap kepala desa.
"Aku? Aku kan kepala desa, aku ini orang yang sibuk"
"Membawa dua orang ini juga sudah lebih dari cukup. Fiona, apa kau tetap ingin ikut ke bawah? Kau tidak perlu ikut jika kau tidak mau"
"Iya, Zero benar, kau tidak perlu membahayakan dirimu. Tugas ini biar kami yang selesaikan!"
"Aku... Aku ikut! Ini adalah langkah awalku untuk berpetualang bersama kalian"
"Serius? Jadi kau sudah menjadi anggota mereka?"
"Yup, meski begini-begini, aku bisa diandalkan"
X--X
Jika saja dunia ini sudah menemukan lift Modern, mungkin cara masuk ke dalam tambang akan berbeda.
Lift tradisional ini sangat rawan dan berbahaya. Maka dari itu Fiona berada di urutan akhir.
Meski begitu, pendaratan kami cukup mulus dan ternyata ember besar yang menampung kami itu berasal dari kayu lonelywood, kata mereka kayu disana adalah salah satu kayu terbaik. Kurasa kita akan aman-aman saja, selama tidak ada yang menyabotase lift tradisional itu.
Saat kita turun, disana ada lorong yang saling berhadapan satu sama lain.Tanpa penerangan, mungkin tempat ini akan begitu gelap dan berbahaya, karena bagaimanapun juga Kobold adalah ras yang punya penglihatan malam.
Meski membawa obor akan membuat penyergapan ini menjadi tidak efektif, tapi tidak bada cara lain.
"Apa kalian baik-baik saja di bawah!?"
"Yaa! Kami baik-baik saja!"
"Tolong jaga tempat itu yaaa! Kami akan kembali setelah ini selesai!"
Mereka berdua melambaikan tangannya ke arah para penambang yang berada di atas. Respon para penambang itu hanya tersenyum sambil ikut melambaikan tangannya.
"Jadi jalan mana yang akan kita ambil?"
"Ikuti jejak kaki ini saja" Aku menunjuk ke arah lantai dan disana ada jejak kaki Kobold yang masih baru.