webnovel

I Want You to be My Love

Lala adalah gadis tamatan S1 yang baru saja lulus dan mencari pekerjaan. Ketika dirinya mendapatkan sebuah pekerjaan, ia memiliki Bos yang berhati dingin seperti Es. Namun, suatu ketika sang Bos meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya. Adnan, CEO dari Aditya Group sedang mengalami masa krisis di perusahaan yang sedang ia pimpin. Orang tuanya menjodohkan pria itu dengan Gladys yang merupakan teman semasa kuliah dan pendiri dari Glady's Whorkshop. Adnan tidak mau dijodohkan, apalagi dirinya sudah menganggap Gladys sebagai adiknya sendiri.

Yaya997 · Urban
Not enough ratings
280 Chs

Tak ada penghuni perempuan?

"Ah, iya, Bu Dara. Besok akan langsung saya kerjakan," ucap Lala yang berbicara dengan atasannya.

Besok Lala mendapat pekerjaan untuk mngurusi produk baru yang akan launcing bulan depan. Pekerjaan ini adaah pekerjaan khusus karena produk ini akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk menaikkan kembali popularitas perusahaan yang mulai menurun.

"Ingat ya, kamu terpilih karena kekurangan orang. Jadi jangan membuat masalah dengan tim dan kamu harus patuh sama atasan-atasan di sana," pesan Dara pada Lala. Meskipun Lala sudah tahu, wanita itu mengingatkan kembali agar Lala tidak melakukan hal yang membuat project berantakan.

"Iya, Bu. Saya pastikan saya tidak akan membuat kekacauan," ucap Lala.

"Bagus, saya hara kamu bisa pegang kata-kata kamu."

"Iya, Bu. Terimakasih sudah mempercayakan pekerjaan ini pada saya. Saya sangat berterimakasih." Karena sudah tidak ada yang dibicarakan, Lala pun segera mematikan hubungan, namun Dara mencegahnya.

"Oh, ya. Ada hal yang lupa saya kasih tahu ke kamu," ucap Dara dan Lala pun mempertanyakan hal apakah yang lupa dikatakan Dara. "Pada project ini, CEO akan turun langsung ke lapangan. Berhati-hatilah dengan dia, jangan sampai bertindak yang membuat beliau marah. Oke?"

"Siap, Bu. Yaudah kalau begitu teleponnya saya matikan ya?"

"Oke. Selamat malam, selamat beristirahat."

Klik. Sambungan telpon pun terputus. Lala menaruh ponselnya kemdian menyandarkan dirinya pada sandaran sofa yang empuk.

Sebagai karyawan baru, Lala sangat beruntung karena terpilih menjadi kru dalam project penting. Gadis itu pun memejamkan matanya kemudian membayangkan dirinya sedang bekerja mengurus project penting tersebut. Dalam khayalan, ia melihat dirinya sendiri yang sedang serius bekerja. Mengurus ini itu, mendisusikan sesuatu dengan rekan timnya.

Betapa menyenangkannya bekerja seperti itu, Lala sudah seperti orang penting dalam perusahaan yang tidak sembarang orang boleh menemuinya. Adahal dirinya hanyalah mahasiswi yang baru lulus di universitasnya, tapi sudah menjadi orang penting dalam perusahan terkenal Se-Indonesia. Gadis itu tidak sabar menunggu hari esok, dirinya terus memejamkan matanya sambil tersenyum-senyum akibat dari khayalannya.

Detik kemudian sesuatu mendarat di wajah Lala, khayalan yang sedang tayang di pikirannya pun buyar. Benda yang menutupi wajahnya adalah handuk, gadis itu pun kesal dan mencari pelaku yang membuat semua khayalannya itu sirna.

"Siapa sih yang lempar handuk sembarangan gini?" kesal Lala.

"Gue," ucap Rendi yang duduk di sebelah Lala dengan kondisi telanjang dada.

Lantas Lala pun berteriak sambil menutupi wajahnya dengan handuk. Mendengar suara teriakan membuat Abel datang membawa sapu ijuk dan panci di kepalanya sebagai perlindungan. Dia pikir ada penjahat masuk dan menyerang Lala.

"Ada apa, La? Ada maling? Mana malingnya? Bilang sama gue biar gue hajar tuh orang," ucap Abel menyapu pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencai penjahat yang membuat Lala berteriak. Melihat Abis panik disertai berpenampilan seperti itu membuat Lala dan Rendi tertawa ngakak. Abel pun heran karena kedua trmannya menertawakan dirinya. "Kenapa ada ngetawain gue?"

"Lo mau perang apa pakai helm panci sama senjata sapu begitu?" ledek Rendi.

"Hahaha!" Lala tertawa sekencang-kencangnya.

"Gue kan panic si Lala teriak, yaudah gue ambil panci aja buat pelindung keala terus sapu buat senjata," kata Abel.

Lala pun meminta maaf jika teriakannya membuat Abel alah paham. Mengetahui tidak terjadi apa-apa, Abel pun pergi dari sana. Ia sedikit kecewa karena niatnya Abel ingin menjadi pahlawan untuk Lala namun gagal.

"Lagian lo pake teriak-teriak segala," ledek Rendi yang kini tertuju pada Lala.

"Eh, gue teriak juga gara-gara lo gak pake baju begini ya," tuduh Lala.

"Lah emangnya kenapa? Cowok mah biasa kali habis mandi gak pakai baju begini, kalau cewek tuh baru."

"Rendiii apaan sih! Mesum banget deh jadi cowok!" seru Rara ketika Rendi mendekat ke arahnya. "Sana-sana hus jangan dekat-dekat sama gue!" bukanya menjauh, Rendi malah semakin mendekat berniat untuk mengerjai gadis itu. Ia sangat senang mengerjai Lala dan membuat gadis itu ketakutan akibat ulahnya.

*****