Keadaan dalam mobil yang dikendarai Rizal saat ini benar benar hening. Rizal yang merasa agak bersalah pada adiknya itu hanya fokus menatap jalanan yang masih sepi.
Sedangkan Keyra, ia hanya diam tanpa tau harus berbuat apa. Memilin jari jari tangannya, itulah yang Keyra lakukan karena ia masih belum siap menghadapi peliknya perdebatan dirumahnya kembali.
Rumah? Bahkan kata itu terlalu baik untuk keadaannya saat ini. Arti rumah sendiri masih belum bisa ia temukan.
Dulu sekali, kalau tidak salah ingat, saat Keyra masih berada di Sekolah Dasar. Ia sangat disayangi oleh keluarganya, Papanya, kedua kakanya sangat menyayanginya. Yah kecuali mamanya yang selalu bersikap cuek kepadanya.
Namun saat ia naik kekelas 5 Sekolah Dasar, entah karena apa semuanya berubah. Sikap hangat papanya seolah luntur diganti sikap dingin sedingin kutub utara.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com