webnovel

29. MISI PERTAMA

Jihan siap melakukan tugasnya. Penampilan nya kini sangat menarik perhatian kaum laki laki. Baju yang ia kenakan adalah baju yang di belikan olehku.

"Nah, kau kini sudah tampak seperti artis ternama yang ada dalam meet gala," seruku dengan melihat penampilan Jihan. Dia memakai dress mini dengan rambut yang sengaja di buat bergelombang dengan make up yang menawan.

"Sebenarnya aku sangat risih memakai pakaian ini. Sungguh aku risih sekali," kata Jihan dengan melihat penampilannya sendiri di dalam lemari kaca.

"Sudahlah, kau tidak usah risih. Kau harus yakin..ini kan yang kau minta sendiri. Kau harus bisa melaksanakan tugasku Jihan," ucapku dengan serius.

Jihan menatapku dengan serius juga.

"Oke, baiklah Aslan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk misi ini karena ini adalah antara hidup dan matiku. Aku tidak mau ada di lubang haram itu lagi," ucap Jihan dengan yakin.

"Aku akan selalu menyemangati mu Jihan, aku berjanji," seruku dengan menepuk lengannya dengan keras.

Jihan tertawa kecil sambil mengelus lengannya.

"Oh, maaf. Aku terbiasa seperti itu dengan teman temanku," kataku dengan sedikit canggung.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Sam yang kini sudah menggunakan baju dengan gaya anak orang kaya.

Jihan melihat Sam dengan wajah tak percaya.

"wah kau sangat terlihat berkelas Sam!" puji Jihan dengan memperlihatkan giginya.

"Oke, terimakasih sekali," seru Sam sambil bergaya dengan jaket warna silver ya yang mengkilap. Sementara rambutnya ia beri pomed.

Sam mulaiengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini dia adalah alat alat yang harus kau pakai Jihan," kata Sam dengan memperlihatkan alat khusus.

"ini adalah pulpen camera. Dia bisa menangkap gambar dan kau juga harus pakai anting ini untuk mendengarkan sesuatu dariku. Aku juga memakai anting laki laki," seru Sam sambil.memperlihatkan telinganya.

"Wah alat alat ini terlihat keren!" seru Jihan.dengan.memegang alat alat itu.

"Pokok ya kita harus bekerja dengan keras!" seruku dengan semangat sambil memperlihatkan genggaman tanganku.

"siap bos!" seru Sam.

"Aku akan bekerja dengan baik, Aslan. Tapi ngomong ngomong apa tugasmu?" tanya Jihan dengan penasaran.

"Nah, itu dia. Tugasku adalah sebagi supir kalian berdua. Oke?" ucapku dengan semangat.

"Oke.baiklah!" seru Sam.

Lalu kita bertiga siap untuk menuju ke club' sandiego. Di dalam mobilku yang di belakangnya di buat khusus untuk bekerja kita. Terdapat meja kecil di tengahnya dan juga layar monitor di dalam mobil ini. Sam sangat serius memperhatikan komputer dan mengutak Atik semua yang di perlukan. Sementara kulihat Jihan sangat gugup.

"apa kau gugup?" tanyaku dengan ragu.

"Ya, aku gugup sekali. Aku takut Jack ayahku akan mengetahui bahwa aku adalah Jihan," jawab Jihan dengan takut.

"Aku yakin Jack tidak akan mengetahui dirimu, aku yakin itu," seruku melihat Jihan yang wajahnya berbeda sekali karena dia memakai make up khusus.

"Nah, sekarang semuanya sudah siap!" seru Sam dengan tegas

Aku dan Jihan saling menatap dengan serius.

"Aku siap!" aku dan Jihan mengatakan itu dengan bersamaan.

***

Suara musik begitu terdengar di seluruh ruang yang ada di club' ini. Semuanya tampak bersenang senang dengan minuman dan gadis gadisnya. Jihan mencoba untuk berbaur dengan mereka yang sedang berjoget di bawah lampu diskotik. Sementara Sam duduk santai dengan gaya seperti orang kaya.

"Oh kenapa aku merasa gugup seperti ini ya? Tadi tidak apa padahal," ucap Sam dengan lirih.

Ia mulai berusaha untukbaur dengan pria pria kaya. Membahas soal narkotika. Ia juga mulai merekam semuanya dalam pulpen yang di tempelkan di jaketnya.

"Hei! Anak muda!" seru orang tua yang bertubuh pendek dan perutnya sangat besar

"Oh ya tuan! Bagaimana kabarmu?" tanya Sam dengan basa basi.

"Aku tentu baik baik saja? Siapa kau? Kau baru melihatmu disini?" tanya pria itu dengan susah sekali berucap. Mungkin karena mulutnya yang kecil.

"Oh, aku memang baru disini. Aku juga akan memesan barang yang tadi kau sebutkan," kata Sam dengan berani.

"Oke, baiklah. Kau bilang dulu dengan bos yang ada disini ya.itu dia Jack," kata pria itu sambil menunjuk Jack yang sedang duduk bersama gadis gadis. Sam langsung saja mendekat kepada Jack. Pria dengan tatto di leher itu. Sam tidak yakin itu adalah ayah Jihan. Ia merasa iba karena jihanempunyai ayah seperti Jack. Dengan penampilan menyeramkan dengan tatto di leher dan kaos tidak berlengan.

"hei apa kau bos disini?" tanya Sam dengan serius.

"Ya, hei? Kau siapa? Orang kaya baru heh?" tanya Jack dengan wajah sombong.

Dia melihat kaki sampai kepala penampilanku.

"Wah semua yang kau pakai adalah merek terkenal dan mahal sekali!" seru Jack dengan memuji. Ia lalu berdiri untuk melihatku lebih jelas.

"mari kita mengobr disana!" ajak Jack dengan merangkul Sam.

Sam di ajak menuju ke ruangan khusus. Jack merangkul Sam seperti seorang teman yang sangat akrab.

Kini Sam melihat dengan jelas banyaknya barang barang haram itu di simpan.ada juga gadis gadis yang sedang membungkuk barang haram itu dan beberapa pria mengawasi para pekerja.

'kau mau yang mana Hem?" tanya Jack dengan santai.

"Oh aku mau yang paling mahal dan bagus disini," jawab Sam dengan yakin.

"Oke, baiklah tapi kau harus mengirim uangnya dulu. Nanti setelahnya kau bisa mengambil barangnya," kata Jack dnegan senyum ramah

"Sial, aku tidak membawa uang dengan banyak. Di atmku juga tidak banyak," kata Sam dalam hati dengan panik.

"Oke, baiklah. Tetapi aku akan menuju ke toilet karena aku sangat gugup melihat wanita wanita yang bekerja disini. Nanti aku akan temui kau," ucap Sam dengan mencoba santai

"oke, baiklah kalau begitu. Hah dasar anak bawang!" seru Jack dengan kesal.

Kini Sam langsung menuju ke toilet. Ia langsung saja menelpon dengan anting khusus untuk berkomunikasi dengan Aslan.

"Kau masih di parkiran kan?" tanya Sam dengan gugup.

"Ya, apa ada masalah?" tanya Aslan dengan suara khawatir.

"Hanya masalah kecil. Jack meminta untuk membayar barang yang aku pesan dulu. Apa kau ada mau mentransfer uang kepadaku satu juta dollar?" tanya Sam.dengam ragu.

"Oke, sekarang aku transfer uangnya," jawab Aslan langsung mematikan telfonnya.

"Untung saja Aslan orang kaya," seru Sam.

Lalu dia langsung saja keluar dari toilet dan ternyata di depannya sudah ada Jack. Sam sangat ketakutan. Karena ia takut percakapannya di dengar.

"Apa kau sudah selesai?" Tanya Jack dengan santai.Sam yakin dia tidak tahu percakapan dirinya dan Aslan.

"Aku sudah lama menunggumu," kata Jack .

Kini Sam langsung saja di rangkul oleh Jack dan mereka berdua langsung menuju ke ruangan khusus kembali.