webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Teen
Not enough ratings
521 Chs

Tiara curiga

Tiara berpikir sendiri dikantornya. Rasa-rasanya ada sesuatu yang berbeda dari Jay tapi apa ya?. Sepertinya dia punya masalah. Tiara terus menerka-nerka sambil duduk dikantinnya. Tiara yakin pasti ada sesuatu yang salah karena tak mungkin Jay menjadi pendiam begini biasanya dia bertingkah lucu tapi kenapa ini berbeda?.

"Nih jus supaya fresh. " Tommy langsung meletakkan sebuah jus mangga di depan Tiara membuat wanita itu terkejut. Dibelakanganya ada Angga dan Risa.

"Tumben bawa mobil sendiri, lagi ribut?" Angga seenaknya menebak.

"Enak aja. Mana ada lagi ribut. Ya...pingin aja kata Abang takut lama dia ada meeting sampe sore."

"Enak tinggal sama mertua?bukannya suka dikomen begini begitu?kaya si Kim tuh dulu."

"Mertua aku orangnya gaul terus ngerti anaknya mau gimana. Lagian lagi bikin rumah khusus di sampingnya kok."

"Hah?maksudnya?"

"Ntar kalo udah jadi aku ajak deh kesana."

"Nah gitu kek pingin liat rumah keluarga Seazon gimana."

"Ya gitu sama ada temboknya."

"Ya pasti Hedon dong.."

"Masih sakit kamu?" Tommy perhatian.

"Engga, udah engga."

"Sakit apaan?" Angga tak mengerti.

"Badan pegel-pegel aja. Mau duduk rasanya serba salah."

"Si Tom tahu banget."

"Kemarin nanya." Tiara menjelaskan. Belum juga bersuara lagi seseorang datang. Dengan stelan rapi dia melihat ke kiri dan ke kanan. Di belakangnya ada beberapa orang yang menemani sambil berbicara entah apa.

"Bukannya itu suami kamu?" Risa sambil menujuk dan tak lama Jay berlalu begitu saja. Dia pergi entah kemana.

"Iya...ngapain Abang disini?." Tiara segera meraih handphonenya dan menelpon Jay tapi suaminya itu tak mengangkat.

"Sama Bu Prisil lagi pasti penting nih." Angga ikut penasaran.

"Ah...ga diangkat lagi." Tiara sedikit kesal. Tommy tak kalah penasaran tapi dia bungkam saja dia mencoba menebak sendiri di pikirannya.

- Halo

Tiara langsung mengangkat saat Jay menelpon kembali.

- Kenapa?

- Abang dirumah sakit?lagi apa?kok sama Bu Prisil?

- Kamu masih makan?

- Kok nanya balik sih.

- Nanti aku jelasin langsung aja.

- Abang masih sibuk sekarang?.

- Engga, ini mau turun ke lobi.

- Ke lantai 1 dulu deh ya, kita ketemu disana.

- Iya aku tunggu disana.

Tiara menutup teleponnya cepat.

"Mau kemana?"

"Nyamperin suami Tom. Penting." Tiara bergegas keluar dari kursinya dan berlari ke tempat mereka janjian. Sesampainya disana dia melihat Jay yang berdiri dengan seorang pria ber-jas juga.

"Di ruangan aku aja yuk, mumpung masih istirahat, bentar doang." Tiara menarik tangan Jay yang kini mengikuti langkahnya sementara pria yang menemaninya menunggu di lobi.

"Jadi cerita kenapa?"

"Aku jadi investor rumah sakit kamu."

"Hah?"

"Aku pingin nolong orang dengan cara lain."

"Ta..tapi kenapa harus rumah sakit ini?"

"Karena ada istri aku di dalemnya."

"Bang aku seurius."

"Aku juga seurius.."

"Ih..bang ngapain sih?"

"Kamu marah?kamu ga suka?"

"Engga, aku ga marah tapi kenapa Abang ga bilang aku dulu?"

"Maaf..." Jay hanya mengucapkan satu kata itu.

"Aku ini istri Abang loh kalo ada apa-apa tuh ngomong."

"Iya-iya maaf..." Jay mulai bingung harus bagaimana. Dia letakkan tangannya di pundak Tiara yang kini terus melipat kedua tangannya di dada.

"Maaf Tiara, Maaf....aku ga punya maksud lain."

"Aku ga mau ya dengan posisi Abang sekarang bisa mempengaruhi aku disini."

"Iya engga. Aku janji ga akan ganggu kamu."

"Hem..." Tiara hanya menjawab dengan suaranya saja. Dapat Jay lihat sepertinya Tiara masih kesal.

"Kamu udah makan?kita makan bareng?"

"Udah." Tiara singkat. Jay memeluknya sekarang.

"Maaf...aku bener-bener minta maaf ga bilang kamu. Aku udah urus ini sebelum kita nikah. Kayanya aku lupa karena kebawa suasana. Rasa-rasanya mungkin aku udah bilang tapi ternyata belum."

"Dasar pikun." Tiara sudah luluh kali ini. Jay jadi berpikir kalo dia tak jujur soal anak apa Tiara akan marah juga?dia tak mau istrinya itu kesal padanya.

***

Kenan tampak asyik menonton tv dikamarnya sambil menggoda Jesica. Dia duduk diatas ranjang dengan Jesica didepannya. Kakinya dia panjangkan dan dibuka lebar agar istrinya berada dalam kungkungannya. Si kecil Kris sejak tadi sedang tidur siang di kamarnya dengan nyenyak.

"Kalau...rayain anniversary diluar mau ga?" Kenan membisik sambil menggigit kecil telinga istrinya.

"Di luar mana maksudnya?"

"Di luar negeri, kita ke Paris. Kamu suka disana."

"Kris sekolah Mas, dia udah terlalu banyak ijin."

"Ah...Mas padahal udah bayangin." Kenan kecewa.

"Tumben Mas peluk-peluk gini." Jesica heran dia tak mengerti dengan tingkah Kenan.

"Emang salah?"

"Engga sih, ya gimana ya..aku curiga jadinya."

"Curiga apa?"

"Mas ada buat salah ya?"

"Engga. Mas pingin mesra-mesraan dong. Emang kalo udah tua ga boleh?udah ga pantes?ini Tom Cruise loh yang peluk.." Perkataan Kenan membuat Jesica tertawa kecil. Duh...rasanya menyesal menyebut Kenan Tom Cruise.

"Iya Daddy ganteng..."

"Udah akrab ya sama orang tua temen Kris kamu."

"Kan kadang-kadang kalo nunggu ngobrol Mas."

"Mas sampe ga sadar banyak yang nyapa kamu."

"Mereka udah tua-tua Mas, ga usah mikir macem-macem."

"Kamu tahu obat awet muda itu bahagia? ketawa-ketawa terus sama jatuh cinta."

"Maksudnya?Mas jatuh cinta?" Jesica langsung mengarahkan pandangannya ke samping agar bisa melihat wajah Kenan yang ada dipundaknya.

"Oh..Mas ada main mata lagi sama perempuan di sekolah Kris?" Jesica melonggarkan pegangannya namun Kenan menariknya lagi.

"Mas jatuh cinta sama kamu setiap hari, makannya Mas cemburu kalo kamu deket sama laki-laki apalagi yang masih muda dan keliatan oke badannya."

"Apa sih, Daddynya Kris dari dulu mikirnya gitu terus." Jesica mulai mengecup bibir Kenan.

"Ya...karena Mas bisa bedain mana tatapan kagum mana tatapan suka. Kayanya laki-laki di sekolah Kris jadi simpenan kamu juga mau."

"Mas mikirnya jauh banget, Mas pikir aku mau nyari gigolo apa?"

"Ya engga, Mas kan udah tua sekarang. Hubungan seks udah jarang kali aja pingin nyari-nyari kepuasan lain."

"Ini nih yang nurun ke anak-anak. Pikirannya tu mesum. Aku sih engga. Ga tahu ya kalo Mas yang pingin cobain daur muda, dada kenceng."

"Engga. Ga ada. Ga pernah. Kamu udah cukup. Kamu selalu ngasih yang Mas mau dari dulu." Kini giliran Kenan mengecup-ngecup pipi Jesica.

"Jadi intinya Mas tuh kenapa? muter-muter ngobrolnya."

"Anak-anak udah gede, kita udah tua kamu ga akan ninggalin Mas kan?"

"Engga. Titik." Jesica dengan tegas. Kini suaminya semakin mendekap istrinya itu.

"Ada satu hal yang aku suka dari Mas, Dari dulu Mas ga pernah manggil aku pake nama kecuali kalo marah. Mas selalu manggil aku sayang. Itu yang bikin aku senyum-senyum sendiri dengernya. Meskipun orang dengernya mungkin geli, udah tua masih begini."

"Ga papa dong. Ini tuh rahasia pernikahan kita langgeng."

"Daddy gemes.." Jesica mencium lagi bibir Kenan membuat suaminya membalasnya. Kali ini sepetinya Kenan ingin berlama-lama mencium istrinya.

"Dad...Daddy....Mommy...." Suara ketukan terdengar. Wajah keduanya kini saling menjauh.

"Kenapa tuh?" Kenan heran sementara Jesica melihat jam ditangannya.

"Mom...dad...." Ketukan itu semakin terdengar. Itu Jay yang berteriak.

***To be continue