webnovel

Minta waktu

"Ran..." Kay langsung menghentikan aksi Kiran yang langsung mengambil kopernya.

"Lepasin aku!!."

"Dengerin aku dulu."

"Apa?!!." Kiran melempar bajunya lalu menghadap ke arah Kay seolah menantangnya.

"Aku ga tahu soal Sachi tiba-tiba gitu. Aku udah ceritain semuanya sama kamu apa yang terjadi waktu itu."

"Terus itu buktinya apa? kata kamu, kamu cuman mabok doang, cuman telanjang doang tapi aku tadi denger kamu nyentuh-nyentuh dia."

"Dia yang tarik tangan aku, bukan atas kesadaran aku.." Kay meraih lagi tangan Kiran dengan lembut.

"Ayolah sayang, jangan marah dulu. Kita ngobrol baik-baik. Kalo kamu pulang sendiri dalam keadaan kaya gini, ayah pasti aneh dan siapa tahu ini ga seperti yang kamu pikir. Aku usaha dulu buat cari tahu. Aku bakalan temuin dia buat lurusin masalah ini. Oke?." Kay membujuk lagi. Dia bahkan terus memegangi tangan Kiran agar dia tak meraih lagi bajunya.

"Kamu pikir perasaan aku gimana sekarang? tahu suaminya punya anak dari perempuan lain gimana?. Padahal aku, aku turutin apa yang kamu mau Mas. Dari kita ngelakuin itu, kita nikah, aku berhenti kerja, aku nyusulin kamu, balik lagi pun aku nurutin kamu. Kamu pingin kita gini gitu aku kasih kok tapi kamu malah kaya gini sama aku. Aku ga minta dibales tapi seengaknya jangan berbuat yang macem-macem."

"Aku kenal dia setelah aku putus dari Dara, terus ketemu kamu juga. Aku inget banget aku cuman disuruh minum terus aku ditelanjangin, mereka pake obat itu setelahnya mereka mau bikin video sama aku tapi ga jadi karena polisi keburu datang. Bayangan aku samar-samar waktu itu tapi aku inget banget ada polisi saat mereka bikin video dan dalam BAP ga ada dijelasin aku berhubungan sama dia atau ditemuin sperma aku misalnya, ga ada sayang..." Kay terus menjelaskan.

"Aku pegang dia iya, kamu pingin tahu apa yang aku pegang?. Pinggangnya, payudaranya, cuman itu. Setelah kejadian itu aku deket sama kamu, kita pacaran terus putus, aku ketemu olive terus putus ketemu kamu lagi dan nikah. Ga ada sekalipun aku ketemuan diem-diem sama dia dibelakang kamu. Ga ada. Sejak aku kenal kamu aku ga pernah kontakan lagi sama dia. Daddy juga pasti marah kalo tahu aku masih hubungan sama dia. Kamu juga pegang Handphone aku, mana ada aku janjian ketemu apalagi sampe bikin anak. Ga ada sayang..." Kay mengingat lagi urutan kejadian yang menimpanya saat itu. Kiran masih mencerna kata-katanya. Kalo dipikir-pikir memang betul Kay mengenal Sachi bahkan sebelum Kay berpacaran dengan Kiran. Kejadian itupun sempat membuat heboh kampus saat itu. Kiran yang saat itu belum tidak tahu Kay bahkan yakin jika pria itu pernah tidur dengan Sachi ketika berita itu tersebar. Ketika menikah Kiran meluruskan soal masalah itu dan bertanya tentang hal yang sebenarnya terjadi dan suaminya menjelaskan dari awal sampai akhir dengan runtut. Penjelasan Kay yang mengatakan tak ada kegiatan fisik yang terjadi antara mereka pun diterima Kiran saat itu. Hari ini kenapa Kiran meragukannya? apa karena ada bukti seorang anak?. Apa karena kehadiran anak itu menjadi tanda bahwa Kay sebenarnya pernah tidur dengan wanita lain sebelum dengan dirinya.

"Percaya sama aku sayang, aku pasti buktiin sama kamu tapi kasih aku waktu. Aku bakalan temuin dia buat selesain masalahnya. Aku sayang kamu, ga ada wanita lain. Anak aku ya cuman Keyra, Keyza, Keyla.." Kay terus mencoba meyakinkan. Dirasa istrinya sedikit melunak. Kay lebih mendekat. Kini dia mengarahkan kedua tangan Kiran untuk mengait dibahunya sementara dirinya menarik lembut pinggang Kiran.

"Masa kamu percaya sama cewek yang baru sekali teriak dia punya anak aku?. Sejak ketemu kamu waktu itu, aku udah ga nakal lagi. Makasih udah nantangin aku terus jadi aku sadar." Kay malah terus mengajak Kiran bernosltagia.

"Udah ya, aku butuh support kamu sama Keyla. Aku pasti bakalan selesai masalahnya. Percaya sama aku kan?." Ucapan Kay kali ini disambut pelukan oleh Kiran. Itu artinya Kiran sudah tak marah lagi dengan Kay.

"Kamu mau gimana sayang? kita pulang, kita disini?."

"Kita pulang aja."

"Yakin?." Pertanyaan Kay disambut anggukan.

****

Jesica dan Kenan melanjutkan menonton tv di kamar setelah Ara dan Dariel pulang, Kris bahkan sudah ada dikamar mereka ikut berbaring sambil bermanja-manja ria di dekat ibunya.

"Sebel banget deh kalo sampe Arbi ngapa-ngapain Kay."

"Apa sih yang, enggalah.."

"Ya sekarang Mas pikir aja, Kay sama Ran pasti berantem ini. Mereka berantem terus Ran pulang, Arbi udah deh nyalahin Kay apalagi kalo tahu ternyata ada perempuan yang datang ke kantor ngaku-ngaku punya anak dari Kay."

"Ya jangan gitu dong mikirnya, Kay pasti ngejelasin dulu sama Ran. Mas yakin tadi Ran cuman syok aja denger suaminya punya anak dari perempuan lain."

"Kalo sampe aku denger anak aku di apa-apain sama Arbi, aku datangin bapaknya. Selama ini aku sabar ya Mas liat Kay begini begitu sama Ran tapi kali ini aku ga akan diem. Kita itu kaya ga punya harga diri. Dulu-dulu kita ngalah, sekarang saatnya buktiin kalo kesalahan itu ga cuman dari Kay."

"Sabar dulu dong sayang.."

"Mommy marah." Kris berkomentar sambil melihat sejenak kearah ibunya. Sejak tadi Jesica tak henti mengomel.

"Denger Mas, karena kita udah tahu kelakuan Arbi gitu yang kita bisa lakuin sekarang tunjukkin kalo itu bohong. Dibanding marah-marah tanpa bukti mending nunggu buktinya dulu. Mas juga ga akan tinggal diem kok kalo anak Mas dituduh yang macem-macem sayang. Mas yakin Kay udah bisa nenangin istrinya. Dia cuman butuh sabar, kamu juga. Wajar dong Ran marah, kamu kalo tiba-tiba ada perempuan lain ngaku Mas hamilin perasaan kamu gimana?, pasti ada rasa ga terimanya kan?, pasti marah juga."

"Ya..tapi jangan dibiasain gitu loh Mas apa-apa Arbi nuduh Kay."

"Iya-iya Mas juga liatin kok."

"Duh...anak aku dulu kenapa nakal banget sih.." Jesica memijat kepalanya sendiri seakan pusing tujuh keliling mengingat kelakuan anaknya.

"Udah-udah tidur aja kamu cape, Kris sini sama Daddy." Kenan menepuk pelan bahu Kris agar berpindah.

"Dad..Daddy..." Seseorang mengetuk pintu dengan segera Kenan membuka pintu.

"Kenapa?."

"Aku sama Ran jadi pulang hari ini.."

"Loh kenapa? nanti lagi aja, udah malem ini."

"Kan aku bilang 3 hari."

"Mau pulang kemana bang?." Jesica sudah ada di depan pintu.

"Kerumah."

"Kerumah siapa?."

"Rumah kita mom, rumah siapa lagi."

"Udah disini aja."

"Mom...aku sama Ran baik-baik aja."

"Mau abang nginep disini atau mommy yang kesana?." Jesica ngotot tak membiarkan Kay jauh darinya. Kenan melirik Jesica sejenak. Matanya menampakkan keseuriusan bahkan ada sedikit amarah disana.

****To Be Continue

Next chapter