webnovel

Keberanian Jay

".....Sekarang tahap kedua nih, jadi lebih berani. Mau?" Kenan membuat Jay berpikir sejenak. Dia masih diam tertunduk. Memainkan tangannya yang sempat gemetar tadi.

"Jay...ga usah takut. Aku pasti ada deket kamu kok." Kay dengan manis menyemangati kembarannya.

"Kita ga usah pergi dad, aku pingin liat penjahatnya."

"Abang yakin?" Jesica sedikit khawatir.

"Aku yakin mom, aku ga mau dia ganggu kita terus. Aku ga mau kalo ninggalin Daddy sama kakak disini." Jawaban Jay membuat Kenan tersenyum.

"Oke kita ga pergi. Kita disini. Kita tunggu dia datang oke?"

"Makasih Daddy." Jay memeluk ayahnya.

"Daddy seneng liat Abang gini."

"Dad..Dy..." Panggil Kris pelan.

"Sini Kris, peluk Abang Jay. Nah kalo ini si kecil pemberani." Kenan meraih Kris. Menggendongnya dengan satu tangan.

"Sekarang Abang tidur, Kay bantuin Daddy ambilin kasur lipatnya."

"Sini Kris sama mommy.." Jesica mengayunkan anaknya lagi. Kenan dan Kay segera menyiapkan tempat untuk mereka tidur.

"Aku seneng kalo tidur bareng-bareng.." Ucap Jay sudah riang kembali.

"Daddy engga..." Canda kenan dengan suara kecilnya membuat Jesica tersenyum kecil.

"Aku ngantuk.." Kay langsung membaringkan diri paling ujung. Diikuti Jay lalu Jesica dan Kris.

"Abang...bobo..." Jesica mengarahkan tangannya Kris pada rambut Jay agar dia bisa tertidur.

"Mommy....apa boleh aku ketemu Alyssa?"

"Nanti ya bang, selesaiin satu-satu takutnya kalian ketemu, terus muncul lagi berita lain."

"Iya mommy."

"Makasih Abang udah kuat sekarang. Mommy bangga sama Abang."

"Apa iya?mommy ga kesel?"

"Engga, mommy ga pernah kesel sama Abang."

"Apa aku bikin cape mommy?"

"Engga, Abang ga bikin cape."

"Mommy ga boleh nangis, ga boleh ada yang ganggu. mommy." Jay dengan manis sambil menghadap kearah ibunya.

"Iya engga. Abang tidurnya jangan terlalu aktif ya, ada Kris."

"Iya mom. Ada Kris deket Abang nih .." Jay beralih memandang Kris dekatnya lalu menepuk-nepuk pantatnya pelan.

****

Pagi-pagi Kenan sudah sibuk dengan para tamunya yang ada di depan membuat Jesica sadar bahwa disampingnya sudah tak ada siapa-siapa. Jesica bangun dan meninggalkan anak-anaknya yang masih terlelap.

"Ini ada rekaman CCTV-nya cari orangnya sampe dapet. Seret kedepan saya. Yang saya aneh kenapa dia bisa masuk tanpa lewat pagar dan menyerang satpam rumah saya dari belakang."

"Oke bos nanti saya liat tapi bos apa boleh saya liat-liat rumahnya?"

"Boleh, nanti saya anter."

"Saya pingin kalian juga cari soal siapa yang bikin berita sampe penyusup yang masuk rumah saya. apa orang yang sama atau bukan. Semakin kalian cepet temuin, semakin bagus. Semakin saya naikin bonusnya."

"Siap bos."

"Soal tugas yang saya kasih tahu kemarin udah dibagi?"

"Udah bos, nanti Mario, Rizal, Lina yang bakal nemenin keluarga bos sementara yang nemenin bos ada Erik.."

"Jagain istri sama anak-anak saya, hari ini mereka mau kerumah opanya, saya takut ada yang ngikutin. Jangan sampe ada luka sekecil apapun."

"Siap bos." Rizal, Mario dan Lina kompak.

"Ya udah ayo katanya mau liat rumah." Kenan beranjak dan menuntun sang bodyguardnya kedalam. Sudah ada Jesica didapur yang sedang memasak.

"Sayang, kenalin ini Reno. Orang yang mau bantu Mas."

"Reno nyonya bos." Ucapnya membuat Jesica heran.

"Mereka mau keliling rumah, nyeledikin soal rekaman CCTV."

"Oh iya Mas, silahkan aja." Jesica tanpa protes lagi. Kini Kenan melanjutkan perjalanan untuk mengelilingi rumahnya. Disana Reno mulai meneliti bagaimana kira-kira sang penyusup masuk. Setelah cukup lama berkeliling Reno pamit untuk menyelidiki lebih lanjut sementara 4 orang timnya dia tinggal dirumah Kenan.

"Sayang...di depan ada Rizal, Mario sama Lina. Mereka yang bakalan ikut kamu sama anak-anak nanti."

"Ikut?"

"Iya, Mas sengaja sewa bodyguard buat kalian. Jadi Mas ga khawatir kalian pergi. Mas hari ini ga bisa ikut kerumah ayah, ada konferensi pers di kantor. Mas harus ikut."

"Iya Mas.."

"Ga papa kan sayang?"

"Iya ga papa, demi Jay sementara aja oke? Bodyguardnya udah terlatih kok."

"Iya mas..."

"Anak-anak masih tidur?"

"Masih Mas..."

"Mas pergi dulu ya.."

"Ga sarapan dulu?"

"Mas buru-buru sayang, nanti aja. Bye..." Kenan mengecup bibir istrinya sebentar lalu bergegas pergi. Disepanjang perjalanannya Kenan terus menerka-nerka siapa orang yang menyusup rumahnya malam itu. Jelas incarannya adalah Jay karena hanya pintu kamar Jay yang dia ketuk. Dia sengaja mengarahkan Jay kebawah untuk melihat berita itu sendiri. Penyusup itu mungkin memanfaatkan ketakutan Jay untuk membuatnya semakin gelisah dan mungkin ingin membuat Jay gila karena ketakutannya sendiri. Sepertinya...hal ini sudah direncanakan sang penjahat. Dia tahu kelemahan Jay. Dia tahu anak Kenan itu tak seperti lelaki pada biasanya. Dia benar-benar cerdas. Dia ingin membunuh Jay secara perlahan. Kenan tak akan membiarkannya.

"Erik?apa bisa saya ngebunuh orang tanpa harus masuk penjara?" Kenan membuat Erik melihat kearah bosnyalewat kaca spion didepannya.

"Bos ga usah repot-repot ngebunuh, suruh tangan saya aja bos."

"Saya suruh kamu, terus kamu ketangkep nanti pasti bilang atas perintah saya."

"Bos bisa ngejamin saya, bos punya kenalan banyak. Mana ada yang berani kalo uang berbicara." Jawaban Erik membuat Kenan menyunggingkan senyumannya sedikit.

"Tapi saya belum ada niat ngebunuh orang. Kalo saya ngelakuin itu tidur saya mungkin ga akan pernah nyenyak, belum lagi kalo anak, istri saya tahu pasti mereka benci sama saya."

"Terus kalo orangnya ketangkep apa yang mau bos lakuin?"

"Saya bakalan bikin dia ngerasain apa yang saya rasain. Itu jauh lebih menyakitkan dibanding saya langsung bikin dia mati. Melihat dia menderita dalam waktu yang lama mungkin terdengar menyenangkan." Kenan dengan rencana jahatnya. Setelah setengah jam berlalu dia turun dari mobilnya lalu pergi ke tempat dimana konferensi pers akan diadakan.

"Siapa dad?"

"Ini Erik, bodyguardnya Daddy, Erik kenalin ini anak saya yang paling gede."

"Ara." Ucapnya sambil menjabat tangan Erik yang keras. Konferensi pers pun dimulai dengan ditemani tim kuasa hukum yang sudah handal. Awalnya Kenan hanya duduk saja hingga ada beberapa pertanyaan wartawan yang harus dia jawab khususnya mengenai Jay. 1 jam tak cukup membuat para wartawan puas namun Kenan sudah cukup kesal duduk disana. Dia kini berdiri dan meninggalkan tempat itu.

"Ken..."

"Iya kak.."

"Kita udah temuin orang yang nulis beritanya."

"Hah?siapa kak?" Kenan penasaran.

"Orangnya ada diatas kamu pingin ketemukan?"

"Biar aku kasih pelajaran dia."

"Ken..Ken..." Riko segera mengejar Kenan.

"Kalo kamu pingin ketemu, tenang dulu. Kita bisa bicarain ini pelan-pelan."

"Ga bisa pelan kak. Semalem ada orang yang nyusup kerumah aku dan Jay sampe ketakutan. Dia panik."

"Apa!!Kamu udah lapor polisi?"

"Siang ini kak aku mau lapor tapi aku udah suruh orang juga buat selidiki siapa."

"Ini udah bahaya."

"Kak kita temuin dulu orang ini. Dia ini siapa? berani-beraninya ganggu keluarga aku." Kenan kembali melanjutkan langkahnya dengan Riko menuju ruang khusus yang sudah Riko siapkan bahkan karyawan Seazon Company pun tak ada yang tahu. Dua penjaga membukakan pintu untuk Kenan. Dia masuk dan langsung melihat kearah seseorang yang tengah duduk dengan dua orang berbadan tegak disamping kanan kirinya. Awalnya Kenan hanya melihat punggungnya kini dia semakin dekat, semakin dekat dan ya...wajah yang Kenan benci terlihat.

***To be continue

Next chapter