Jay mengendarai motornya sehabis pulang dari kampus. Udara cukup panas hari ini meskipun jam ditangan Jay sudah menunjukkan pukul 5 sore. Jay terjebak macet dijalanan dan oleh karena itu dia cukup kesal karena membuatnya semakin lama untuk sampai rumah. Dia kini duduk dengan tenang dimotornya menunggu kendaraan lain didepannya kembali maju. Sebenarnya dia cukup penasaran dengan apa yang membuat jalanan macet hari ini, apakah lampu merah? perbaikan?jalan atau apa?. Setelah sedikit demi sedikit dia melaju akhirnya dia tahu apa yang membuat jalannya macet 2 buah mob sepertinya bertabrakan karena dapat Jay lihat badan 2 mobil itu sedikit remuk. Belum lagi salah satu mobil mengeluarkan asap. Bukannya melaju Jay justru menghentikan motornya kepinggir. Dia melepaskan helm full facenya dan berjalan mendekat ke arah kedua mobil itu. Tampak 2 orang sedang saling memaki seolah menunjukkan kekesalan atas kecelakaan yang terjadi sementara 1 orang perempuan sibuk dengan telepon genggamnya entah berbicara dengan siapa. Jay berjalan perlahan kearah dimana kedua mobil itu terparkir melihat-lihat disana.
"Tuh kan bener..."
"Jay!!" Alyssa langsung mengalihkan pandangannya pada Jay saat melihat lelaki itu berdiri dihadapannya dengan jacket parasut warna abu-abu.
"Kamu ga papa?"
"Engga."
"Aku udah yakin itu mobil kamu makannya aku penasaran dan pingin liat. Kok bisa sih?"
"Ga tahu aku juga. Aku lagi tidur tadi, tahu-tahu ada ribut-ribut."
"Masih ada syuting?"
"Engga, aku baru pulang."
"Ya udah ayo aku anterin." Jay menawarkan dengan gesit Alyssa mencari-cari tasnya, kacamata dan tak lupa maskernya.
"Mba Via. Aku pulang ya..." Alyssa memanggil wanita yang masih sibuk dengan teleponnya. Wanita itu hanya mengangguk. Setelah dapat anggukkan Alyssa menghampiri Kevin yang masih saja sibuk beradu mulut dengan lelaki dihadapannya.
"Vin..." Panggil Alyssa.
"Bentar pak." Kevin mengakhiri perang mulutnya lalu menarik Alyssa menuju pintu mobil belakang.
"Al....ngapain sih lu keluar mobil?." Protes Kevin dengan tangan yang masih mencengkram lengannya sementara Jay hanya memperhatikan mereka dari kejauhan.
"Gw mau balik."
"Balik gimana?ini kita lagi urusin kok. Polisi bentar lagi datang."
"Ada temen gw."
"Siapa?"
"Tuh. Jay...." Panggil Alyssa membuat Jay mendek kearahnya.
"Jay kenalin ini manajer aku. Kevin."
"Jay..." Ucapnya sambil mengulurkan tangan namun lelaki itu hanya menatap kearahnya dari ujung kaki sampai kepala.
"Udah tungguin aja gw. Kita pulang bareng."
"Dia tentangg gw jadi lu ga usah khawatir."
"Kamera bisa aja foto kalian dijalan nanti."
"Gw udah antisipasi." Alyssa menujukkan gayanya saat ini.
"Mana mobil lu?"
"Gw pake motor."
"Tuh Al, rawan banget pake motor."
"Justru lebih cepet."
"Al jangan gegabah."
"Vin, justru kalo gw disini sekarang makin bahaya. Wartawan bakal meliput kecelakaan ini dan bikin berita yang heboh. Kalo gw ga ada seengaknya yang masuk berita cuman kalian doang. Management bisa bilang gw selamat dan ga terlibat dalam kecelakaan ini." Alyssa membuat Kevin berpikir sejenak.
"Lu ga usah ngelarang-larang gw. Kewajiban gw hari ini udah selesai. Gw cape, ngantuk. Pingin pulang." Alyssa melepaskan pegangan Kevin dan pergi diikuti Jay. Jay segera memberikan helm lain dan mulai menaiki lagi motornya.
"Al.." Kevin kembali menghampiri Alyssa yang sudah duduk dikursi penumpangnya.
"Mas.. Alyssa cape. Biarin dia istirahat. Saya yang jamin dia bakal selamat sampe rumah." Jay kali ini berbicara lalu dengan secepat kilat dia menghilang dari hadapan Kevin. Menyadari kecepatan motor Jay, Alyssa kini membungkuk sedikit dan melingkarkan tangannya dipinggang Jay. Dibalik helm itu dia senyum-senyum sendiri.
"Sini..." Jay mengarahkan tangan Alyssa untuk masuk kedalam saku jaketnya. Tangannya menggenggam tanga mungil Alyssa. Jay benar-benar romantis sekarang. Sambil menikmati sepoi-sepoi angin jalanan Alyssa menyandarkan pula kepalanya pada punggung keras milik Jay. Ini menenangkan. Sejenak lelahnya bahkan hilang. Apa bisa waktu berhenti sekarang?. Alyssa tak mau waktu ini segera berlalu. Jay berbeda dari Kay. Kay cenderung urakan dan berbicara penuh emosi sementara Jay lembut dan romantis.
"Ish...kenapa aku mikirin Kay sih.." Alyssa berbicara sendiri dalam hatinya padahal tadi mikirannya sedikit tenang dengan perhatian Jay tapi terganggu seketika saat nama Kay muncul dalam kepalanya.
****
Motor Jay memasuki kediaman Alyssa dan ketika suara mesin mati Jay masih terheran-heran dengan sikap Alyssa yang masih saja menempel dibadannya.
"Heh...kamu tidur ya?udah sampe nih." Jay membuat Alyssa tersadar jika ini adalah rumahnya. Tidak lama dia turun sementara Jay masih duduk menunggu helmnya dikembalikan.
"Kenapa masih disitu?ayo masuk."
"Katanya kamu cape, ngantuk, udah sana tidur."
"Aku cuman pingin ngasih kamu minum, apa ga boleh?" Alyssa memaksa membuat Jay kini turun dari motornya. Jay kini masuk kedalam ruang tamu yang malam-malam sebelumnya pernah dia datangi juga. Dia duduk disana menunggu Alyssa kembali. Seorang bibi datang dan memberikan minuman berwarna oranye.
"Makasih." Jay dengan sopan. Matanya sesekali memperhatikan foto di dinding yang sebelumnya tak pernah dia lihat. Itu Foto keluarga Alyssa.
"Kemarin aku pingin ngasih ini." Alyssa memberikan sebuah kantong belanja berwarna coklat.
"Apa?"
"Buka aja." Alyssa membuat Jay membuka hadiahnya dan mendapati sebuah topi berwarna merah maroon.
"Waktu aku lagi syuting video klip di Paris aku liat ada topi bagus. Aku jadi kepikiran pingin beli buat kamu sama buat Kay satu. Supaya ga sirik-sirikkan."
"Iya makasih, nanti aku kasihin sama Kay." Jay melihat-lihat topinya lalu memasukkan lagi topi itu kepada kantongnya. Tidak lama dia melihat Alyssa menguap.
"Udah sana tidur, aku pulang." Jay mulai meneguk habis minumannya cepat untuk menghargai orang yang membuatnya lalu segera beranjak.
"Tunggu." Alyssa menarik tangan Jay membuatnya terduduk kembali dan dengan gerakan cepat Alyssa memeluknya lagi.
"Kamu ngapain sih?"
"Bentar aja. Aku pingin tidur sebentar kaya gini. Please..." Alyssa yang tahu jika Jay akan protes hanya bisa mendekap erat dengan mata terpejamnya. Jay bingung. Dia tak tahu harus berbuat apa. Sejanak dia hanya membiarkan kepala Alyssa berada di dadanya hingga dia merasa ketidaknyamanan dalam posisi itu. Badannya yang tegap dia sandarkan ketepi kursi lalu tangannya yang semula melayang bebas kini dia letakkan dipundak Alyssa.Tangan satunya mulai mengusap pelan rambut coklat milik Alyssa. Dia tahu Alyssa lelah dan kesepian. Rumahnya yang besar justru semakin memperlihatkan kesendirian Alyssa. Dia iba melihat tetangganya itu.
"Seharusnya kamu ga usah cape-cape, nanti kamu beneran sakit." Ucapan Jay tak dibalas oleh Alyssa mungkin dia benar-benar sudah tidur sekarang. Tidur dalam pelukan Jay tepatnya. Pelukan yang membuatnya merasa hangat dan nyaman melebihi tempat tidur yang dia punya dikamar. semahal apapun itu.
***To Be Continue