webnovel

I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1

San Grass terlahir memiliki kemampuan untuk membaca masa lalu dan masa depan seseorang hanya dengan menatap mata nya ataupun bersentuhan dengan seseorang, ia menjalani hidup dengan kesialan bertubi-tubi, tidak ada hari tanpa kesialan, hingga ia di juluki pembawa sial. Karena kemampuan yang ia miliki , ia harus berjauhan dengan semua orang dan menghindari semua kontak yang membuat nya ‘membaca’ , ia sangat membeci nya , itu menguras tenaga nya dan melelahkan. Kemampuan nya itu berasal dari keluarga peramal yang paling terkenal di negara tersebut, mereka di kenal dengan ramalan yang paling tepat, para pejabat, dan orang penting selalu berkonsultasi kepada mereka yang di kenal sebagai keluarga San. Namun nasib baik tersebut tidak berpihak kepada Grass, generasi ketujuh yang seharus nya paling di nantikan… generasi yang di katakan akan memiliki kemampuan luar biasa dan nasib yang luar biasa..ternyata membawa ramalan pertama paling menakutkan dan membawa kesialan. Karena rasa ketakutan yang luar biasa, dan juga malu.. para tertua memilih untuk menyatakan kematian generasi ketujuh dan mengubah identitas Grass sebagai anak angkat. Jacksel yang merupakan adik kandung Grass, secara sah di akui sebagai generasi ke tujuh menyadari kemampuan Grass yang semakin meningkat dan merasa terancam oleh kakak nya sendiri dan berusaha menyingkirkan kakak nya dari muka bumi, tidak akan ada dua matahari di dalam satu bumi, begitu pun di keluarga San, ini pertama nya terjadi… dua orang yang mewarisi kemampuan generasi ke tujuh. Di saat bersamaan Grass juga bertemu dengan seorang laki-laki bernama Devian yang memiliki kemampuan Indigo.., satu-satu nya orang yang tidak dapat ia ‘ baca’ membuat nya semakin penasaran dengan lelaki tersebut. Apakah Grass mampu bertahan ?dan membuktikan jika ramalan itu tidak selalu tepat? Bagaimana hubungan Grass dan Devian selanjut nya?

kunyit_jahe · Fantasy
Not enough ratings
227 Chs

Tertangkap

" Tunggu...!!! " Teriak dosen tersebut.. " Siapa diri mu?"

Gress tidak memperdulikan suara tersebut dan terus saja berlari sambil menutupi kepala nya dengan topi hodie dan menutupi muka nya dengan masker sambil berlari cepat, jangan sampai ketangkap.. jangan sampai, habis lah aku, apa yang harus ku lakukan.. jika ketangkap.... Maka aku sama sekali tidak bisa untuk masuk ajaran berikut nya. Bantu aku sekali lagi....,

Devian berlari mengejar Gress, tentu saja langkah kaki laki-laki ini lebih panjang di bandingkan Gress yang hanya setinggi 150 cm sedangkan lelaki ini memiliki tinggi 180 cm, gerak kaki Gress kalah beberapa langkah dari diri nya

" Akan ku bantu.." Teman-teman kecil Verlita yang tak terlihat mulai membantu Gress untuk melarikan diri, teman kecil itu meletakan kaki nya di lantai, berharap laki-laki tersebut tersandung kaki mereka dan terjatuh.

Tepat di depan kaki teman kecil Verlita, Devian melompati kaki tersebut dan menatap teman Verlita dengan sinis, teman kecil itu sedikit gemetar menatap mata dari lelaki tersebut, dan ia terus berlari mengejar Gress, yang sama sekali tidak mendengar ataupun mengetahui apapun yang terjadi di belakang nya

" Jangan kejar dia lagi.." Teman kecil Verlita menghadang lelaki tersebut , teman kecil tersebut terbang dan berhenti tepat di lelaki tersebut dan meneletangkan tangan nya selebar-lebar nya untuk menghadang lelaki tersebut

" Minggir... jangan ganggu aku" Teriak lelaki tersebut sambil menghempaskan teman kecil Verlita, yang membuat nya terhempas beberapa meter jauh nya, hingga menabrak jendela kaca yang menghadap taman belakang, dan membuat jendela tersebut pecah.

Gress menoleh kebelakang ketika lelaki tersebut meneriakan kata minggir, namun ia terus berlari hingga tangan nya yang gemetaran itu menyentuh pintu keluar jurusan, ia menarik nya dengan kuat, namun ia lupa jika pintu tersebut baru akan terbuka jika kartu akses mahasiswa di letakan di sensor nya, dengan gemataran ia membuka tas nya untuk mencari kartu tersebut, jarak mereka semakin dekat dan semakin dekat, membuat Gress semakin gugup dan membuat semua gerakan nya salah, hingga ia mendapati kartu tersebut di tangan nya yang masih gemetar, ia memegang kartu itu kuat-kuat dengan kedua tangan nya , agar getaran itu berhenti dan ia dapat menempelkan kartu itu dengan benar

" Akses di tolak " mendengar kata-kata tersebut.., membuat jiwa Gress semakin drop, gemetaran nya kini menular di kaki nya, membuat kartu yang ia pegang terjatuh di lantai, Gress sibuk mengambil kartu di bawah lantai, namun kartu itu terus melesat dari tangan nya, ia melirik lelaki tersebut yang menghempaskan tangan nya sangat kuat, terlihat udara aneh terhempas mengenai kaca dan membuat kaca itu pecah. Bagi diri nya dan dosen yang melihat kejadian itu.. , sama sekali tidak bisa mencerna nya dengan baik, sebenar nya apa yang baru saja terjadi. Gress terdiam melihat kejadian itu.. hingga lelaki itu berdiri tepat di depan Gress dan menyentuh tangan Gress agar tidak melarikan diri lagi.

Aneh.. Gress hanya terdiam membisu, menatap mata lelaki tersebut, layak nya terhipnotis, dia hanya berdiri tanpa perlawanan, mereka saling menatap dari mata ke mata, cukup lama. Lelaki yang sama dengan yang waku itu... pikir Gres.. , aku benar-benar tidak bisa membaca nya, sekalipun kami telah bersentuhan dan menatap satu sama lain.. siapa sebenar nya laki-laki ini, bahkan jantung ku terus saja bergerak tidak karuan.

Benar.. wanita yang sama. Wanita yang pada waktu itu bertemu.. aroma ini ,aura ini sama sekali tidak bisa untuk di lupakan.. akhir nya kita bertemu kembali, di jurusan yang sama.., siapa diri mu yang sebenar nya.

" Oke... cukup adengan ini, sampai kapan kau mau memegang nya? " Tanya dosen yang entah sejak kapan sudah berdiri di antara mereka berdua, memandang mereka berdua, dan mereka berdua pun menatap dosen tersebut dan melepaskan pegangan nya.

" Siapa kau ? dari kelas mana? " Tanya dosen tersebut.