webnovel

I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1

San Grass terlahir memiliki kemampuan untuk membaca masa lalu dan masa depan seseorang hanya dengan menatap mata nya ataupun bersentuhan dengan seseorang, ia menjalani hidup dengan kesialan bertubi-tubi, tidak ada hari tanpa kesialan, hingga ia di juluki pembawa sial. Karena kemampuan yang ia miliki , ia harus berjauhan dengan semua orang dan menghindari semua kontak yang membuat nya ‘membaca’ , ia sangat membeci nya , itu menguras tenaga nya dan melelahkan. Kemampuan nya itu berasal dari keluarga peramal yang paling terkenal di negara tersebut, mereka di kenal dengan ramalan yang paling tepat, para pejabat, dan orang penting selalu berkonsultasi kepada mereka yang di kenal sebagai keluarga San. Namun nasib baik tersebut tidak berpihak kepada Grass, generasi ketujuh yang seharus nya paling di nantikan… generasi yang di katakan akan memiliki kemampuan luar biasa dan nasib yang luar biasa..ternyata membawa ramalan pertama paling menakutkan dan membawa kesialan. Karena rasa ketakutan yang luar biasa, dan juga malu.. para tertua memilih untuk menyatakan kematian generasi ketujuh dan mengubah identitas Grass sebagai anak angkat. Jacksel yang merupakan adik kandung Grass, secara sah di akui sebagai generasi ke tujuh menyadari kemampuan Grass yang semakin meningkat dan merasa terancam oleh kakak nya sendiri dan berusaha menyingkirkan kakak nya dari muka bumi, tidak akan ada dua matahari di dalam satu bumi, begitu pun di keluarga San, ini pertama nya terjadi… dua orang yang mewarisi kemampuan generasi ke tujuh. Di saat bersamaan Grass juga bertemu dengan seorang laki-laki bernama Devian yang memiliki kemampuan Indigo.., satu-satu nya orang yang tidak dapat ia ‘ baca’ membuat nya semakin penasaran dengan lelaki tersebut. Apakah Grass mampu bertahan ?dan membuktikan jika ramalan itu tidak selalu tepat? Bagaimana hubungan Grass dan Devian selanjut nya?

kunyit_jahe · Fantasy
Not enough ratings
227 Chs

Awal pertemuan

" Hei... Peramal..., nanti malam kau punya waktu ? temui aku nanti malam ... penting!!!! Dan sangat darurat.. jangan terlambat" Dev mengatakan hal tersebut dan langsung pergi begitu saja

" Aku.. bahkan belum menjawab apapun? Ia sudah langsung pergi begitu saja"

Malam itu setelah kelas selesai dan setelah membereskan semua hal yang harus ku selesaikan, aku segera berlari menuju tempat perjanjian..., sebenar nya ini sudah cukup malam dan aku terlambat dari jam yang seharus nya kami janjikan, apakah dia masih ada di sana? Ataukah dia sudah pergi? Aku terlambat hampir sejam.

" Hosh... hosh.." Nafas ku terdengar berat, aku berhenti sejenak.., sambil mengambil nafas dalam aku melihat kesekeliling, mencari sosok lelaki tersebut, ada perasaan kecewa pada saat aku tidak dapat menemukan lelaki tersebut. Gress mengigit bibir bawah nya , merasa kecewa , ia membalik kan badan nya dan mulai melangkah pergi dari tempat tersebut.

" Ya... kau sangat terlambat" Tiba-tiba terdengar suara yang sangat ia ingin kan, Gress segera membalikan badan nya mencari suara tersebut, dan saat ia melihat lelaki yang ia cari berdiri tepat di belakang nya,senyum lebar terukir di wajah nya.

Cantik... wajah nya sungguh cantik.., kedua lesung pipi nya terlihat jelas, membuat senyuman nya semakin indah, jantung ini.. berdetak dengan sangat cepat..apa yang terjadi dengan tubuh ini. Dev memengang dadanya tanpa ia sadari, dan pandangan nya tak lepas dari wajah Gress

" Aku kira kau sudah pulang indigo"

Kata-kata itu menyadarkan Dev dari pikiran yang berkelana, ia memejamkan mata nya sesekali untuk menyadarkan diri nya, dan perlahan tangan nya turun dari dada nya, ia memberikan senyuman kecil pada Gress sambil berkata " Kenapa? Kau terlihat sangat bahagia bertemu dengan mu"

"A... aku? Ba.. bahagia? Tentu saja tidak " Gress menundukan wajah nya, menyembunyikan wajah nya yang tersipu malu karena tertangkap basah karena terlalu bahagia

" Kau sudah makan? Aku membelikan makanan sejam yang lalu... ku harap makanan ini masih dapat di makan" Dev menaikan kantong asoi yang ia pegang

" Tentu saja belum...aku baru menyelesaikan kelas dan kerja sampingan ku. Tunggu sebentar.. kau bilang ada hal yang penting?"

" Ehemmm..., bagaimana kalau kita duduk di sana" Dev menunjuk tempat dekat dengan taman bermain

" Wah... makanan ini benar-benar enak..., ini pasti karena aku benar-benar lapar.." Jelas Gress yang sedang memakan spageti

" Kau seperti sudah lama tidak makan, tunggu.. wajah mu"

" Wajah ku? Ada apa?"

" Ah... kau sengaja melakukan nya kan? Agar aku tergoda untuk membersihkan nya? Ya itu tidak mempan dengan ku"

" Apa yang kau katakan? " Gress segera mengelap bibir nya dengan kesal

" Hei... peramal... apa kau tidak mengingat ku?"

" Mengingat mu?"

" Apa yang kau rasakan saat pertama kali bertemu dengan ku? " Aku yakin bukan hanya aku yang merasakan hal yang sama

" Heh? " Gress terkaget dan menelan ludah nya " Tunggu... ini terlalu mendadak?" Dia.. tidak sedang akan mengatakan cinta nya pada ku kan? Gress mengeleng kepala nya dengan kuat, sadarkan diri mu.., mata Gress menatap ke wajah Dev yang sedang menatap langit yang penuh dengan bintang. Ia terdiam membatu saat menatap wajah pria tersebut.., tapi dia sangat tampan.. tidak ada hal yang dapat di tolak dari nya kan.. jika dia mengatakan hal itu.. tentu aku akan ... ya..Gress sadarkan diri mu.

" Hm... waktu aku bertemu dengan mu... aku merasakan aura yang berbeda dari orang lain yang aku temui..., saat itu kita bertatap mata dan aneh nya aku tidak bisa membaca mu sama sekali.. jantung ku langsung berdebar.. dan bertanya siapa pria ini? kenapa aku tidak bisa membaca nya" Gress mendongkak kan wajah nya menatap bintang.. sambil sesekali mengigat kenangan pertama nya.

" Tidak... bukan... kau benar-benar tidak ingat? Pertemuan pertama kita bukan saat itu" Gress hanya memiringkan wajah nya menatap wajah Dev

" Ah... benar-benar.. ingatan mu sangat buruk" Dev ikut memiringkan wajah nya kearah Gress untuk menatap Gress, namun sebagian rambut panjang Gress terjatuh dekat wajah nya, menghalangi diri nya untuk melihat keseluruhan wajah wanita itu, ia memperkecil jarak di antara mereka, tangan nya bergerak menyentuh wajah Gress, ia menyentuh lembut wajah Gress dan mengeserkan rambut Gress ke belakang telinga Gress.

Apa ini? Gress masih membeku dengan perlakuan Dev, jantung nya berdetak sangat cepat, hingga ia harus menahan nafas nya cukup lama, akh... apa yang ia lakukan? Aku harus bereaksi seperti apa? Tenang... tenang... aku harus tenang. Alih-alih tenang.. ia malah bergerak kikuk seperti robot dan segera membuang muka dan membelakangi Dev sambil memengang wajah nya dengan kedua tangan nya, ia menyadari pipi nya terasa panas dan memerah

" Padahal... kita berada sangat dekat saat itu... dan kau menyentuh ku.. gara-gara sentuhan itu... aku tidak bisa melupakan mu.., katakan pada ku.. bagaimana kau harus bertanggung jawab"

" Hah? Aku menyentuh mu....? Bertanggung jawab? Di... di.. dimana.. bagian mana.. aku menyentuh mu?" Jawab Gress tergagap.. sebenar nya apa yang ku sentuh hingga aku harus bertanggung jawab