webnovel

BAB 1

Sebuah jalan raya terdapat trotoar, di trotoar tersebut terdapat seorang pria berambut hitam keunguan yang baru saja menyebrang

"Sampai jumpa lagi Yuki!" Ucap seorang pria berambut hitam melambaikan tangan kanannya sambil menatap kearah pria berambut hitam keunguan berada di seberang jalan.

Pria berambut hitam keunguan menoleh kearah pria yang memanggilnya dengan Yuki yang adalah temannya hanya menjawabnya dengan senyuman sambil melambaikan tangan nya juga.

Setelah itu mereka berjalan ke arah lain secara bersamaan.

Pria berambut hitam keunguan atau kita bisa sebut Yuki, saat ini berjalan sendirian di trotoar yang sepi bahkan jalan raya terlihat jarang sekali mobil ataupun motor lewat.

Terlihat Yuki berjalan dengan santai sambil membawa tas di punggungnya, dia berhenti saat mau menyebrang dan melihat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah.

Sembari menunggu lampu hijau Yuki melihat langit yang cerah, sekelompok burung terbang di langit langit sambil berkicau.

Suasana menjadi lebih tenang saat angin berhembusan, sampai ada suara teriakan dari sisi kanan Yuki.

"Pencuri!" Teriak seorang wanita paruh baya yang tampak meneriaki seorang pria berambut hitam memakai pakaian serba hitam dengan wajah ditutupi kain hitam sedang membawa tas yang merupakan milik wanita paruh baya tersebut.

"Minggirlah sialan!" Ucap pria tersebut dengan nada kasar berlari kearah Yuki sambil membawa sesuatu di tangan kananya.

Yuki melihat sesuatu yang dibawa oleh pria tersebut seketika menghindari sesuatu yang dibawa oleh pria itu yang tengah melesatnya.

BUKK

Yuki memegangi tangan kanan pria tersebut lalu membantingnya dengan keras.

"Guargh!" Pria tersebut memuntahkan air liur saat terbanting oleh Yuki.

Yuki menatap pria tersebut yang tergeletak tak sadarkan diri dengan tatapan datar.

"Mencuri itu tidak baik lho~" Ucap Yuki sembari melirik sesuatu yang dibawa oleh pria tersebut yang ternyata adalah pisau, sudah jelas bahwa pria tersebut berniat membunuh Yuki.

Yuki hanya menghela nafas lalu mengambil tas milik wanita paruh baya, bersamaan itu wanita paruh baya sudah berada di dekatnya.

"Ini, lain kali lebih hati hati ya." Ucap Yuki memberikan tas wanita paruh baya sambil tersenyum ramah.

"Terimakasih anak muda, saya tidak tau bagaimana cara membalasnya, mungkin sedikit uang untukmu nak untuk kamu beli sesuatu." Ucap Wanita paruh baya dengan nada senang sembari mengambil uang dari tasnya namun berhenti saat Yuki berkata.

"Tidak usah Bu, tadi itu hanya kebetulan saja kok." Ucap Yuki tersenyum ramah.

"Tapi-" Ucap Wanita paruh baya tersela pada saat ada sebuah bola lewati di hadapan mereka berdua dan berhenti ditengah jalan.

Ada seorang anak kecil berlari melewati mereka berdua dan menyebrang jalan tanpa menengok kesekitaran sama sekali.

PIM

Suara klakson terdengar, sebuah truk melaju kencang menuju ke anak kecil yang hendak mengambil bola.

Yuki reflek segera berlari menuju anak kecil tersebut dan mendorongnya.

BRUAKK

Yuki tertabrak truk sampai terpental beberapa meter, anak kecil berhasil selamat dari tabrakan maut dan hanya luka ringan saja akibat di dorong oleh Yuki.

Sopir truk segera keluar dari truk dan berlari menuju kearah Yuki yang sudah bersimbah darah sedangkan wanita paruh baya ikut juga menghampiri Yuki.

Orang orang yang berada disana juga ikut berlari kearah Yuki tergeletak sedangkan anak kecil tampak dibantu oleh beberapa orang juga.

"Nak! Nak! Bertahanlah!" Ucap Sopir truk sembari menggoyangkan tubuhnya dengan perasaan khawatir.

"Panggil ambulan!" Teriak salah satu orang disana.

'Sakit sekali, apa apaan ini.' Pikir Yuki sambil menatap supir truk dan beberapa orang yang tampak ikut menggotong dirinya ke tepi jalan raya.

Yuki merasakan sakit luar biasa di seluruh tubuhnya, dari kepalanya banyak meneteskan darah.

'Tadi aku mau dibunuh oleh paman pencuri itu, sekarang aku tertabrak? Betapa sialnya diriku'

Kedua mata Yuki secara perlahan kehilangan pandangan, Yuki pun meninggal dunia akibat kecelakaan.

Disisi Lain

Di ruangan serba putih terdapat seorang pria berambut hitam keunguan tengah berbaring lemas.

Kedua mata pria tersebut secara perlahan terbuka dengan linglung dia melihat kesekitaran tempat.

"Uggh! Dimana ini? Apakah rumah sakit?" Ucap pria tersebut yang adalah Yuki yang baru saja mengalami kecelakaan.

"Tentu saja tidak anak muda." Suara serak menjawab pertanyaan Yuki.

"Eh!?" Ucap Yuki terkejut lalu menoleh kearah asal suara itu.

Dia melihat seorang kakek tua berjenggot putih panjang, membawa tongkat untuk menahan tubuhnya yang tampak rapuh.

"Kakek?" Ucap Yuki tanpa sadar.

"Hahahaha, tak kusangka pandangan pertamamu kepadaku adalah seorang kakek." Ucap Kakek tersebut tertawa terbahak bahak sambil mengelus jenggotnya.

Yuki hanya memiringkan kepalanya sambil menatap kearah kakek yang tengah asik tertawa sendiri.

"Ya ampun, maafkan kakek tua ini anak muda, kamu pasti kebingungan mendapati diri di ruangan aneh dengan seorang kakek sepertiku ini." Ucap Kakek.

Yuki hanya bisa terdiam, bingung mau mengatakan apa karena situasi yang tidak bisa dibaca ini lalu suara kakek tersebut terdengar olehnya.

"Kakek ini akan mengatakan kamu sudah mati karena kecelakaan yang kamu alami dari ratusan jam yang lalu." Ucap Kakek tersebut.

Yuki mendengarnya cukup terkejut namun tidak bisa berbuat apa apa dan hanya menghela nafas dengan pasrah.

Kakek tersebut melihat Yuki hanya pasrah juga terkejut.

"Ini cukup mengejutkan, aku kira kamu akan takut dengan atas kematian mu tapi malah sebaliknya kamu menerima fakta bahwa dirimu mati." Ucap Kakek sembari mengelus dagunya.

"Yah, kecelakaan tadi itu cukup terbilang parah sudah pasti aku kehilangan nyawaku malah sebaliknya jika aku masih hidup itu adalah tanda keajaiban, namun keajaiban tidak datang kepadaku." Ucap Yuki tersenyum pahit.

Kakek tersebut mendengarnya tersenyum menatap kearah Yuki.

"Ya ampun anak muda seperti mu sudah jarang di lihat, hahaha." Ucap Kakek tersebut lalu tertawa kecil.

Kakek tersebut berhenti tertawa lalu menjentikkan jarinya, di samping kakek tercipta lah sebuah lingkaran yang bisa berputar.

Yuki melihatnya terkejut karena tiba tiba sebuah papan lingkaran tercipta dan ada beberapa tulisan di setiap tempat di papan lingkaran tersebut.

"Nak, sebenarnya kecelakaan tadi bukan kejadian yang seharusnya membunuhmu, karena itulah aku memberi sebuah kesempatan untuk hidup lagi namun berbeda dengan dunia yang kamu tempati sebelumnya." Ucap Kakek menjelaskan sesuatu yang mengejutkan Yuki.

"Dunia dimana teknologi lebih maju dibanding dunia milikmu dan juga ada orang orang khusus yang memiliki kemampuan aneh." Lanjut Kakek.

"Kemamapuan aneh banyak dan setiap orang hanya memiliki satu kemampuan aneh, kemampuan aneh seperti bisa memanipulasi elemen satu atau tidak menciptakan sebuah proyektil bahkan membuat tubuhnya sendiri seperti monster." Kakek.

Yuki mendengarnya merasa dunia itu seperti dunia film aksi Hero saja, namun kakek tersebut masih melanjutkan penjelasannya.

"Karena itulah lingkaran keberuntungan ini kubuat supaya kamu mendapatkan sebuah kemampuan aneh itu dari berputarnya lingkaran keberuntungan, tenang saja semua kemampuan aneh di lingkaran aneh tidak memiliki efek samping kecuali 1, tapi aku percaya dengan keberuntungan mu pasti kamu tidak akan mendapatkan kemampuan aneh itu." Ucap Kakek dengan percaya diri.

Yuki mendengarnya menjadi ragu karena ada sebuah kemampuan aneh yang memiliki efek samping dari semua kemampuan aneh di lingkaran keberuntungan.

"Sekarang putarlah lingkaran keberuntungan itu untuk memastikan kemampuan aneh mu itu." Ucap Kakek mempersilahkan Yuki untuk memutar lingkaran keberuntungan.

Yuki pun menurutinya dan mendekati lingkaran keberuntungan lalu memutarkanya.

Lingkaran keberuntungan berputar beberapa saat lalu berhenti tepat sebuah tulisan yang membuat kakek terkejut tidak main.

Kakek tersebut terkejut karena dari semua kemampuan aneh yang tidak memiliki efek samping kenapa kemampuan aneh yang memiliki efek samping menjadi miliki Yuki.

Kemampuan aneh tersebut adalah Dismantle atau tebasan tak terlihat.

END

Ini adalah novel pertamaku di webnovel jika ada kesalahan mohon maaf

DaoistadbfULcreators' thoughts