webnovel

CHAPTER 29

Kehidupan Sekolah Menengah Pertama Moon tidak semudah yang terlihat. Dia dan kakaknya berpisah sekolah dengan Baekjin yang masuk SMP Yeoil

Bagi Eun, tinju adalah segalanya. Untuk itu dari kelas satu sampai tiga dia bernegosiasi dengan kelompok Nakseong Yoon untuk menguasai SMP Daehyun

Dan Hakho adalah tipe petarung sendiri yang tak suka keramaian. Dia tahu adanya Duo S Ryeong di sekolahnya, tapi tentu saja pandangannya berbeda

Semua itu dimulai saat kelas satu di SMP Daehyun. Moon dan Hakho adalah teman sekelas bersama Dahye dan Hyukjin

Berbeda dengan sang kakak, Moon menganggap belajar adalah segalanya dan mulai berhenti berkelahi di lingkungan sekolah. Saat itu dia diserang oleh anak-anak pembully yang meremehkan kedua saudari itu, tapi anehnya Moon sama sekali tak melawan dan menerima semua pukulan

"Moon!"

Disaat itulah Hakho datang dan menyelamatkannya. Mereka yang awalnya tidak pernah saling bertegur sapa dikelas malah berteman dekat

Moon benar-benar mau meninggalkan masa lalunya yang penuh darah dan berpacaran dengan Hakho di kelas dua, karena dia menganggap laki-laki itu berbeda

Dia juga sampai mengenal kakaknya Hakho, Gwangseok Ji

"Aku datang~." Kedua kakak beradik Ji itu menengok dan tersenyum pada gadis yang membawa satu keranjang berisi buah

"Kenapa kau bawa itu?. Memangnya lapangan sepak bola ini terlihat seperti rumah sakit untukmu?" tutur Hakho. Moon terkekeh

"Toko cemilan yang biasa aku beli tutup, jadi aku beli buah jeruk saja. Kak Gwangseok ayo makan juga!"

Gwangseok mengangguk kemudian bergabung dengan mereka di pinggir lapangan untuk memakan buah jeruk. Moon melirik ke arah bola yang datang ke kakinya, dia dengan refleks berjalan masuk ke lapangan membawa bola itu

"Moon?"

DUAKH

Moon menendang bola itu dan langsung masuk ke gawang

"Hee gol!. Aku tak tau pacarmu juga bisa bermain bola," tutur Gwangseok. Hakho hanya tersenyum

Tapi kemudian terdengar suara histeris Moon melihat gawang tempat ia menendang bola tadi berangsur-angsur jatuh

"Astaga!. Kau terlalu kuat menendangnya Moon!"

"Ehehe maaf kak."

Mereka bertiga akhirnya bersama-sama mendirikan gawang itu. Moon lagi-lagi hanya cengengesan dengan Hakho yang mengusap kepalanya gemas dan Gwangseok yang menghela nafas panik

"Moon." Ketiganya menengok. Hakho menyadari raut wajah Moon yang berubah menjadi dingin

"Ah aku pulang duluan ya, nanti kita ketemu di sekolah besok!"

Hakho dengan cepat menahan tangan Moon sambil menatap tajam Eun yang berjalan mendekat

"Hee begitukah tatapanmu pada calon kakak iparmu?" Eun terkekeh sinis. Hakho tak menjawab

"Pastikan kau pulang aman, dan telpon aku nanti."

"Em!. Dah kak Gwangseok!"

Gwangseok melambai dan merinding saat bertatapan dengan mata dingin Eun

"Mereka kembar ya. Tapi kenapa yang satu begitu?"

"Mereka itu … seperti api dan air. Api yang memang sudah berbahaya mau bentuknya kecil atau besar. Dan air yang tenang tapi juga berbahaya."

Gwangseok menengok bingung dan merangkul adiknya itu

"Sudahlah, mau bagaimanapun Moon itu kan pacarmu kau harus menjaga perasaannya. Dan juga Hakho, kau harus mendengarkan ucapanku ya."

"Hm?. Aku kan memang selalu mengikuti ucapan kakak. Kalaupun kakak menyuruhku putus dengan Moon pasti ku lakukan, tapi itu tak akan terjadi kan?"

Gwangseok tertawa dan tersenyum. Mereka berdua kembali bermain sepakbola

Singkat cerita, kedatangan Eun sebenarnya sudah direncanakan. Dia berniat membuat Moon dan Hakho berpisah atas perintah Baekjin. Moon yang saat itu masih takut pada Baekjin hanya menurut kemudian menghilang dari penglihatannya Hakho

Hakho yang tak terima tentunya meminta jawaban yang pasti, Eun lagi-lagi menuruti perintah Baekjin dengan mengkambing hitamkan Nakseong Yoon sebagai pelaku

Dan disanalah pertarungan Hakho melawan Nakseong Yoon dkk

"Hakho…"

"Kumohon … jangan menghilang begitu lagi." Moon terdiam saat Hakho memeluknya dan dia bisa merasa pundaknya basah

'Dia menangis?!'

Eun dan Baekjin menyaksikan itu dari kejauhan

"Lihat kan?" Baekjin tersenyum dan mengangkat pundaknya

Hubungan Moon dan Hakho pun kembali membaik. Namun tepat sebelum kelulusan SMP, Hakho baru mengetahui rahasia kakaknya yang merupakan salah satu anggota Full Moon

Gwangseok sendiri ingin keluar karena dia tak mau adiknya terlibat, karena menolak perintah alhasil dia dianiaya hingga kakinya patah dan harus berhenti bermain bola

Hakho yang mengetahui itu menaruh dendam dan bersamaan dengan Baekjin yang menghabisi Humin dan Hyuntak, dia menghubungi Aliansi untuk meminta bantuan mengalahkan Full Moon

Malam sebelum kelulusan SMP itu menjadi malam berakhirnya Full Moon. Pihak Aliansi juga tak takut karena ada Baekjin

Yang paling bermasalah adalah Moon. Dia dibawa Eun begitu saja tanpa diberitahu alasannya

"Mereka Full Moon?!. Kelompok anak-anak SMA?!. Kau gila?!. Kenapa membawaku ikut campur sampai Alter ego ku keluar?!" Eun melirik dingin, dia memang dengan sengaja membawa Moon tanpa persetujuannya karena tahu kembarannya itu akan mengamuk dan membuat mereka menang nantinya

"Kau itu masih dibawah pengaruh Baekjin, kau sama sekali tak berani melawan Aliansi kan?. Dan juga ini untuk Hakho!"

Moon tersentak. Anak-anak Aliansi itu menatapnya termasuk Baekjin. Moon bertatapan dengan mata dingin Hakho

"Ku pikir kau berbeda, Hakho. Sialan aku berhenti!. Jangan pernah … muncul lagi di hadapanku, bajingan-bajingan keparat!."

~•~

"Moon?" Moon tersentak

"Ada apa?" tanya Sieun

"Ah enggak. Oh toko tteokbokki nya udah dekat, disini enak lho kau gak akan nyesal hehe."

Moon kembali diam. Sieun juga tak mau bertanya karena merasa sedikit bersalah

'Sejenak … aku mengingat masa lalu'

Moon menggenggam tangannya erat, rasa sakit saat dia menghabisi anak-anak Full Moon itu masih terasa. Berbeda dengan pertarungan lain, kejadian tahun lalu yang paling membekas sampai rasanya mengoyak-ngoyak tubuhnya

"Oh Moonryeong Kim!" Moon tersentak

"Bibi Jang!. Ayo Sieun!. Pesan aja apapun, aku yang bayar kok hehe."

Sieun mengambil tteokbokki yang dihidangkan. Moon tersenyum senang melihat raut wajah Sieun yang menghangat

"Soal yang tadi-."

"Gapapa kok hehe. Aku jadi bersyukur karena kau datang membantu hehe, makasih ya." Sieun tersenyum dan mengangguk

Moon yang senang kembali memesan menu lain. Sieun diam sambil melirik Moon takut-takut

"Bagaimana kalau … kita lebih dari teman?"

"UHUKK UHUKK!. Akh pedas!"

"Bibi minta minum," kata Sieun panik. Bibi Jang yang panik juga langsung memberikan segelas air dan Moon habiskan

"Ahh tenggoranku~."

"Kau baik'saja nak?"

"Eh iya bi hehe." Moon berdehem ringan mencoba mencairkan suasana

"Kau … serius?. Memangnya kau pernah pacaran sebelumnya?"

"Belum. Makanya aku mau melakukannya denganmu." Moon tersenyum dan mengangguk cepat

Bibi Jang yang menonton itu langsung menghidangkan menu lain dengan gratis

"Dasar anak-anak muda sekarang ya, kalian romantis sekali."

Moon dan Sieun saling tatap dan tertawa. Bibi tidak tahu saja bagaimana keseharian mereka di sekolah, bahkan bisa menjalin hubungan di tengah huru-hara nya pertarungan anak SMA adalah suatu hal yang amat langka

TBC>>>