webnovel

CHAPTER 20

"Apa yang kau lakukan?"

Bora melirik laki-laki berambut ungu itu lalu kembali membaca selembaran di tangannya

"Heh kau mengabaikanku?!" Seongje mendekat dengan kesal kemudian menaruh tangannya di dinding menghadang Bora untuk kemana-mana

Bora hanya menatap datar dan menepuk pelan wajah Seongje dengan kertas di tangannya

"Jongwon Seo itu ... kau tak curiga padanya?" Dahi Seongje mengerut

"Kau sedang main jadi detektif ya."

"Bukan bodoh. Jongwon mendapat rangking satu lagi dan juga beasiswa."

"Lalu?. Apa yang salah dari itu?" Bora menghela nafas lelah dan mendorong Seongje menjauh dari hadapannya

"Lupakan saja."

Seberapa banyak pun Bora bicara, Seongje tak akan paham karena tidak ada yang dipikirkannya selain berkelahi

'Jongwon Seo, dia mungkin bisa membodohi Seongje tapi entah sampai kapan itu bertahan'

~•~

"Oh hai Sieun Juntae!" sapa Suha saat melihat kedua laki-laki itu. Tujuan mereka sama saat ini yaitu ke kelas

"Hai juga." Juntae membalas lambaian Suha

"Mana Moon?" Suha tersenyum miris sapaannya tak dipedulikan Sieun

"Suha kau lihat permen ku tidak yang bentuknya sapi!" Moon tiba-tiba datang dari belakang

"Kebanyakan makan permen juga tak baik untukmu, iya kan Sieun?" Suha berharap Sieun mengiyakan, karena hanya ucapan laki-laki itu yang diterima Moon

"Iya." Mata Moon berbinar seolah mendapat petuah ilahi

"Baiklah aku akan berhenti makan yang manis-manis!" Suha menatap datar, benar dugaannya. Hanya perkataan Sieun yang ampuh pada anak itu

"Ngomong-ngomong Moon untuk apa plastik itu?" tanya Juntae

"Oh ini cemilan!. Humin mengajak kita ke gudang Annex kan?. Kalau berkumpul itu harusnya makan, kau ikut kan Sieun?"

Sieun mengangguk. Mereka berempat segera ke gudang Annex yang berada di basement sekolah dituntun Juntae, dia tahu karena Humin memberitahu terlebih dahulu

"Seram kali~." Moon memegang Suha

"Iya, tapi kalau sudah masuk tidak kok. Nah ayo!" Juntae membuka pintu di depannya

Moon langsung heboh, karena tak terlihat seperti lokasinya yang suram, ruangan di dalam gudang Annex itu begitu rapi dan bersih

"Selamat datang pasukan kelas 1-5!" ucap Humin

Disana juga ada Hyuntak dan Gayool yang duduk dengan angkuhnya membuat Suha mengernyit jijik

Sieun berjalan masuk duluan dan menganalisa ruangan itu. Dia tahu alasan adanya ruangan itu karena dia yang tidak bisa ke atap, senyum kecil terbit di bibirnya

"Jadi bagaimana menurutmu Sieun?" tanya Gayool. Sieun yang diam membuat semuanya deg-degan

"Tempat ini ... keren."

Semuanya tersenyum bangga. Moon dengan heboh menghamburkan cemilan dari plastik besar itu ke atas meja

"Wah Moon!. Kau borong satu kantin ya?!" seru Humin. Sementara Hyuntak dan Gayool berebut

"Hehe gini-gini aku itu banyak duit, dan gak etis kalau kita berkumpul tanpa cemilan kan?!. Makan makan!" Moon mengembang kempiskan hidungnya bangga. Humin mengangguk setuju

"Hey jangan berebut dong, itu masih banyak!" Suha dan Juntae mencoba melerai Hyuntak dan Gayool

Sieun lagi-lagi dibuat luluh dengan interaksi mereka disana. Setelahnya ada kegaduhan lagi, yaitu Hyuntak dan Humin yang berebut gitar

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, jam istirahat akhirnya selesai. Mereka bersama-sama membereskan kekacauan yang mereka buat tadi dan tak lupa membuang sampah bekas makanan

"Sampai jumpa sepulang sekolah," kata Gayool yang disambut lambaian heboh para gadis

Setelah Gayool pergi, Hyuntak jadi kepikiran. Walau pura-pura, dia sebenarnya tau Gayool dari tadi melirik gitar tapi tak berani mengambilnya

'Hmm anak itu bikin kepikiran aja'

"Selesai!. Ayo kembali ke kelas!"

Mereka berenam bersama-sama kembali ke sekolah sambil terus bercerita. Tanpa tahu ada seorang anak laki-laki berkacamata yang heboh dengan personal tim mereka

'Hyuntak Go, Humin Park, bahkan ada Moonryeong Kim dan Suha Park dari SMP Do-eui. Dan lagi, Ular Putih. Dia juga mengalahkan Pilyoung Kim, geng mereka seperti tak bisa ditandingi. Tapi siapa pecundang ini?'

Laki-laki itu menatap tak suka Juntae yang asyik mengobrol dengan Hyuntak dan Suha di depan. Sementara Humin juga asyik bicara di belakang, Sieun dan Moon hanya mendengarkan kemudian menjawab sedikit-sedikit

Moon mengusap perutnya dengan wajah datar

'Kenyang banget. Awas aja nanti kebelet pas guru masuk'

Sieun melirik saat gadis itu yang menghela nafas, tapi melihat Moon yang seperti mengelus perutnya Sieun langsung memalingkan wajahnya

Dia berpikir itu masalah datang bulan

Drkk

"Hey tapi kalau dipikir-pikir si Ular Putih sialan itu-."

Moon yang pertama mendengar langsung berbalik dengan tatapan tajam disusul yang lain. Kedua anak itu seketika terkejut dan anak berkacamata tadi pura-pura tak kenal

"Hey kalian bicara apa tadi?"

"N-nggak ada."

"Aku juga dengar tadi kau menyebut Ular Putih apa," kata Hyuntak mengejutkan Humin. Sieun hanya menatap datar

Kedua anak itu gemetar takut dan bingung mau mengelak bagaimana

"Sudahlah Hyuntak Moon, bel juga sudah mau berbunyi. Lebih baik kita ke kelas, biarin aja mereka." Humin merangkul mereka berdua

Hyuntak menghela nafas dan menahan diri. Kalau Moon sih sebenarnya bukan tipe yang bisa dikasih tahu, masalahnya saat ini perutnya sedang benar-benar penuh jadi mau tak mau dia juga harus menahan diri

Kedua anak itu menghela nafas lega

"Hey kalian, lain kali jangan bicara di belakang begitu jadi tak enak didengarnya kan?" kata Humin dan menyeret teman-temannya pergi dari sana

Kedua anak itu malah kesal dengan sikap Humin yang sok-sokan menasehati, bersamaan dengan si kunyuk mantan korban Teo yang datang untuk meminjam baju olahraga

Sementara itu di atas tempat pembakaran sampah, Yunah akhirnya berteman dengan Teo dan Juyang. Sebenarnya dia dan Teo satu SMP dan bisa saja berteman kalau Teo tak berhubungan dengan Pilyoung

"Anak itu banyak bicara ya," bisik Yunah sambil melirik Juyang yang terus mengoceh. Teo hanya tersenyum, baginya itu lebih baik daripada dulu dirinya yang dikucilkan

"Oh ya katanya di sekolah kita juga ada kucing?" tanya Juyang. Yunah mengangguk seraya menunjuk tempat makan kucing yang penuh

"Iya, dia juga ku beri nama Cy," kata Teo. Yunah dan Juyang saling tatap dengan pikiran sama

"Hey apa maksudnya itu Kou (la), Cy (der)?" Teo menatap datar kedua temannya itu yang bicara bersamaan

Tapi belum lagi Teo menjawab, mereka terdiam mendengar suara heboh dari bawah

"Memangnya bagus ha meminjam baju olahraga ke kelas lain?!. Ku tanya bagus tidak?!"

Teo memunculkan kepalanya mengejutkan mereka

"Hee pak guru Lee!. Kebiasaanmu masih sama ya menasehati orang. Ha!. Si kunyuk!" Teo melompat turun disusul Yunah. Sementara Juyang memilih jalan aman untuk turun

"Teo Jin?!. Yunah Oh?!"

Yunah menatap jijik mereka bertiga. Dia memang tipe perempuan yang blak-blakan dan lebih suka menunjukkan rasa tidak sukanya pada seseorang

"Hee ada bos Park dan profesor Kim juga. Apa ini?. Reuni alumni SMP Sungil ha?. Melihat kau yang masih menceramahi anak-anak pecundang, sepertinya kau belum puas ku pukul ya?"

Teo meniup kepalan tangannya kemudian memukul perut si Lee itu hingga jatuh

"Ahh sebenarnya aku senang bertemu teman-teman lama, bukan begitu Yunah?. Tapi melihat wajah kalian membuatku muak. Aku hitung sampai sepuluh, cepat pergi dari sini. Satu, dua, sepuluh!"

Teo tertawa puas melihat mereka bertiga yang berlari kabur, tak lupa dia memberikan satu cola pada kunyuk dan menyuruhnya kembali ke kelas. Yunah menggeleng walau merasa terhibur juga

"Pak guru Lee?. Jangan bilang guru yang katanya kau hajar waktu SMP itu dia?!"

"Hanya cerita lama, ayo kembali ke kelas!" Juyang menatap Yunah yang mengangguk padanya

Yunah diam-diam menatap kagum Teo karena sifatnya mulai berubah setelah berteman dengan geng Humin

'Ahh aku bukannya tadi mau menemui Moon ya?. Malah terjebak dengan mereka begini, hahh'

Sementara itu di pihak Ganghak, ada seorang anak bernama Tosik yang dijadikan korban pembullyan yang dipimpin Jongwon Seo

Laki-laki berambut hijau itu masuk bersama teman-temannya. Tubuh Tosik gemetar hebat dan dia berharap supaya tidak didekati, tapi dari awal Jongwon memang sudah menargetkannya

"Hahh capek banget bangsat. Aku harus membuang jam istirahat ku supaya nilaiku tetap diatas dan juga mengurus anak-anak OSIS. Kau tau itu Tosik?"

"I-iya..."

"Hee temanmu ini baru saja mendapat beasiswa, harusnya kau ucapkan selamat kan?. Tapi gimana ya, karena kau lambat memberikan selamatnya. Bagaimana kalau kita rayakan di toko ayam mu?. Bukannya saat ini sedang dijaga oleh pekerja sambilan?"

Tosik terbelalak dan mau tidak mau dia harus mengiyakan. Tanpa mereka tahu, ada Bora yang menyaksikan lewat jendela dari tadi

TBC>>>