webnovel

7

Sudah satu Minggu Keysha ber-chat ria dengan Devan. Wallpaper di handphone nya pun sudah Keysha ganti dengan foto mereka berdua. Seperti sekarang ini, mereka sedang ber-chat membahas sesuatu yang tak penting

Kak Ave

Enggak lah. Emang gue kayak Sammy yang apa-apa harus pake kekerasan

Keysha

Kak Sammy selalu mukul orang?

Kak Ave

Iya, bahkan ada murid sekolah yang sampai koma gara-gara cari masalah sama Sammy

Keysha

Kak Sammy tuh udah punya pacar belum sih kak?

Kak Ave

Kenapa nanya gitu? Lo suka sama Sammy?

Keysha melotot tak percaya. Bagaimana bisa ia suka pada kakak sepupunya sendiri. Kan gak mungkin.

Keysha

Enggak lah. Kan Keysha cuman tanya

Kak Ave

Oh, kirain Lo suka sama dia

Keysha

Emang kalo suka kenapa? Kak Ave cemburu ya??

Kak Ave

B aja.

Keysha

Ih, kakak jahat ih!

Kak Ave

Lo itu orang pertama yang bisa ngendaliin emosi Sammy dan saat bersama Lo sifat Sammy berubah. Lo tau gak kenapa Laura dkk udah gak ngebully Lo sama Desy lagi?

Keysha

Enggak, emang kenapa kak?

Kak Ave

Sammy udah kasih peringatan buat mereka dan Lo adalah gadis pertama yang diperhatiin oleh Sammy.

Keysha

Yaiyalah, kan kak Sammy sayang sama Keysha

Kak Ave

Ke-pede an Lo tingkat dewa

Keysha

Ihh! Kak Ave ish! Keysha ngambek nih

Kak Ave

Jangan, nanti gak ada yang bikin gue tersenyum

Senyum Keysha mengembang setalah membaca pesan dari Devan

Keysha

Biarin! Biar kak Ave kangen sama Keysha

Kak Ave

Ogah gue kangen sama Lo!

Keysha

Awas kemakan omongan sendiri!

Kak Ave

Udah lah tidur sana! Udah malem! Besok sekolah dan jangan lupa bikinin gue nasi goreng yang enak!

Lagi-lagi Keysha tersenyum, menunjukkan deretan giginya

Keysha

Iya kak Ave, siyap. Yaudah Keysha tidur dulu ya. Bye kak

Setelah itu, Keysha menaruh handphone-nya lalu Keysha membuka rambut palsunya dan menyisir rambut pirang aslinya. Perlahan Keysha teringat oleh Dicky.

"Kak Dicky... Keysha kangen... Keysha pengen ketemu kakak meskipun hanya dalam mimpi" Keysha menghapus air matanya dengan kasar.

"Yaallah, semoga Keysha bertemu kak Dicky didalam mimpi"

Keysha merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan mulai tidur.

****

"Kenapa lagi sha?" Tanya Sammy ketika mereka didalam mobil.

"Ish! Masa ya kak Keysha gak mimpiin kak Dicky tadi malam, kan nyebelin. Keysha lagi kangen pula dan Keysha kan lagi di Bekasi gak mungkin kan Keysha kembali ke Surabaya buat ke makam kak Dicky?"

Sammy tersenyum mendengar celotehan Keysha. "Ada saatnya kalian pasti bertemu"

"Keysha kok ngerasa bentar lagi bakal ketemu kak Dicky ya kak?"

Sammy langsung menatap Keysha. "Jangan pergi" ucap Sammy.

Keysha tersenyum. "Kalo Keysha disuruh milih, Keysha bakal milih ikut kak Dicky karena disini Keysha udah gak ada gunanya lagi"

"Ada Keysha! Kalo gak ada kamu, kakak gak bakal bisa ngendaliin emosi kakak"

"Akan ada seseorang yang bakal bisa merubah kakak menjadi lebih baik. Kayak mantannya kak Dicky"

"Kakak pengennya kamu"

Keysha menatap Sammy. "Udah ish! Mau sampe sekolah nih"

Sammy pun mengendarai mobilnya sampai ke sekolah dengan perasaan campur aduk.

Setelah itu mobil mereka sampai di sekolah. Keysha dengan cepat turun dari mobil, takut Sammy akan banyak tanya bila dirinya turun lebih lambat.

"Kak Ave!" Teriak Keysha saat melihat Devan di koridor.

"Apa?" Jawab Devan ketus.

"Kenapa kak?"

"Kenapa apanya?"

"Kok kak Ave jadi berubah gini?"

"Emang gue gini"

"Yaudah terserah lah. Eh iya kak"

"Apalagi?"

"Nanti anterin Keysha dong"

"Kemana?"

"Toko buku. Mau beli novel"

"Ya"

Keysha melotot tak percaya. "Beneran kak Ave mau?"

"Iya Keysha yang lucu bin imut"

Keysha melongo mendengar ucapan Devan. Keysha menempelkan punggung tangannya pada jidat Devan. "Gak panas kok kak"

"Lo kira gue gila?"

"Iya, abisnya kakak aneh sih"

Devan harus benar-benar menahan emosinya saat ini. "Hah. Aneh gimana?"

"Tadi ketus terus jadi biasa aja terus jadi manis. Kakak gak salah makan kan? Oh iya bekalnya" Keysha mengambil kotak makan dari dalam tasnya.

"Nih. Nasi goreng sesuai permintaan kak Ave" Keysha menyodorkan makanannya pada Devan.

Devan tersenyum membuat siswi-siswi yang ada disana histeris.

"Temenin gue makan"

"Dimana?"

"Kantin"

"Yuk" Keysha menggenggam tangan Devan lalu menyeretnya ke kantin.

Dikantin terdapat Sammy dan Jo. Sammy yang melihat Keysha tersenyum juga ikut tersenyum meski Keysha tersenyumnya bersama Devan yang notabene nya adalah musuhnya.

"Gih cepet makan"

"Iya-iya bawel"

Devan memakan bekal Keysha dengan lahap karena masakan Keysha sangat enak.

"Mau?" Tawar Devan.

Keysha mengangguk antusias membuat Devan tersenyum melihat kelakuan Keysha. Devan pun menyuapi Keysha nasi goreng. Murid-murid yang ada dikantin pun memandang iri Keysha.

****

"Kak Keysha mau cari novel dulu. Nanti kumpul disini ya" ucap Keysha setelah sampai di toko buku.

Devan tersenyum. "Ya"

Keysha dan Devan mencari buku yang diinginkannya sendiri-sendiri.

Setelah beberapa saat, mereka pun bertemu satu sama lain.

"Udah nemu bukunya?" Tanya Devan.

"Udah kak. Nih"

Devan mengerutkan keningnya. "Cuma satu?"

Keysha mengangguk. "Iya"

"Kenapa cuma satu?"

"Keysha gak punya uang. Uangnya cuman cukup buat beli satu"

Devan tersenyum. "Beli lagi. Gue bayarin"

Keysha langsung menggeleng. "Nggak ah! Keysha bukan cewek matre"

"Gue yang nawarin bukan Lo yang minta"

"Nggak! Keysha nggak mau punya utang"

Devan menghembuskan nafas gusar. "Anggap sebagai bayaran sarapan yang Lo masak"

Mata Keysha berbinar. "Beneran?"

Devan mengangguk.

Sepontan Keysha memeluk Devan. "Makasih kak Ave!!"

Jantung Devan berdetak kencang ketika Keysha memeluknya. Devan tersenyum dan membalas pelukan Keysha. "Sama-sama"

"Yaudah, Keysha cari buku dulu ya" Keysha melepaskan pelukannya yang membuat Devan cemberut kesal.

Dengan cepat Keysha menuju rak buku tempat memilihnya tadi. Keysha dengan senang hati memilih buku yang diinginkannya lalu kembali pada Devan yang sedang menunggunya.

"Kak Ave! Udah selesai!"

"Cuman beli dua? Tiga sih sama buku tadi" Devan menaikkan alisnya, menatap gadis culun yang selalu mengejarnya.

Keysha mengangguk sambil tersenyum. "Iya, nanti kemahalan"

"Pilih aja yang Lo mau"

"Nggak ah. Nanti aja kalo Keynan kesini, Keysha minta ke Keynan"

"Keynan? Siapa dia?" Tanya Devan tidak suka.

"Yee, kak Ave kepo kek dora"

Devan mengacak-acak rambut palsu Keysha. "Ih kak! Jangan gitu. Nanti co--"

"Co? Co apa?" Tanya Devan.

"Co... Mpang-camping! Ya compang-camping" Keysha mengangguk-angguk saat mengatakan hal itu.

"Yaudah yuk" Keysha menggeret tangan Devan sampai kasir, takut Devan bertanya lebih jauh.

Mereka membayar buku mereka lalu berjalan bersama menuju parkiran.

"Pulang kak?" Tanya Keysha saat mereka berada di parkiran.

"Terus mau kemana?" Ucap Devan yang akan memakai helmnya.

"Keysha laper. Makan di warung mbok sum yuk"

"Mbok sum?" Ulang Devan.

"Iya warung yang ada dideket rumah bibi"

Devan semakin mengerutkan keningnya. "Bibi?"

"Ih udah ah pokoknya kesana!"

"Kenapa nggak di restoran aja?"

"Uang Keysha nggak cukup"

"Gue baya--"

"Dan Keysha nggak mau ditraktir! Restoran itu mahal-mahal"

"Yaudah ke cafe aja"

Seketika Keysha ingat milkshake strawberry, minuman kesukaannya dan Dicky. "Milkshake strawberry" gumam Keysha.

"Mau milkshake strawberry?"

"Ehh, enggak deh. Mahal, mending buat beli makan di warung mbok sum" tolak Keysha.

"Hah. Kamu punya uang berapa sih?" Tanya Devan kesal.

"Seratus ribu"

"Sangu kamu berapa?"

"Seratus ribu"

"Per hari?"

"Bulan"

Devan melebarkan matanya kaget. "Seratus ribu per bulan?" Tanya Devan tak percaya.

Keysha mengangguk sebagai jawaban.

"Orangtua Lo kerja apa? Ehh, maaf" Devan menutup mulutnya saat sadar akan pertanyaan yang sensitif itu.

Keysha tersenyum. "Mama sama papa seorang pengusaha"

Devan semakin kaget. "Tapi kok?"

"Mama ngirimin uang lima juta per-bulan. Tapi, Keysha cuma dikasih sama bibi seratus ribu"

"Gila. Sarap tuh orang. Bibi Lo siapa?" Maki Devan kesal.

Keysha bingung akan menjawab apa. "Emm, itu... Yee, kak Ave kepo kek dora. Udah ah yuk! Keysha laper. Diwarung mbok sum ya"

"Iya" final Devan.

Devan mengarahkan motornya menuruti arahan Keysha dan akhirnya mereka sampai di warung mbok sum. Devan kaget melihat kondisi warungnya, sangat jauh beda dengan cafe atau restoran.

"Kenapa? Makanannya enak kok. Aku udah pernah makan dan perutku juga nggak sakit setelah makan. Yuk" Keysha menarik tangan Devan untuk memasuki warung kecil itu.

"Eh ada neng Keysha" sambut mbok sum sambil tersenyum.

"Iya mbok. Mbok saya kayak biasa ya" Keysha menatap Devan. "Kamu mau apa?"

"Spaghetti" jawab Devan cepat.

"Disini nggak ada spaghetti kak"

"Adanya apa?" Tanya Devan bingung.

"Mie ayam. Ya mie ayam!" Keysha kembali menatap mbok sum. "Tambah mie ayamnya pak de ya mbok sum"

"Siap neng" jawab mbok sum.

Tak lama kemudian pesanan pun datang.

"Selamat makan" ucap Keysha lalu memakan nasi pecelnya. Devan melihat Keysha makan seakan bertanya 'enak?'.

"Kenapa gak dimakan? Enak kok! Cobain kalo gak percaya"

Devan mulai memakan mie ayamnya. Mata Devan membulat sempurna seperti rasa mie ayamnya. Sempurna. Devan suka, Devan langsung melahap mie ayamnya seperti sudah tak makan tiga hari. Keysha yang melihat itupun terkekeh pelan.

Setelah mie ayam Devan habis, Devan menatap nasi pecel Keysha.

"Kenapa? Mau?" Tanya Keysha sambil menyodorkan sendok yang terdapat nasi pecelnya.

Devan menggeleng membuat keysha terkekeh pelan. "Enak kok bahkan ini lebih enak, murah pula. Cobain deh. Aaa" Keysha menyuapi Devan.

Devan pun menurut. Devan membuka mulutnya dan... Rasanya lebih sempurna dibandingkan mie ayam tadi. "Enak key, pes--"

"Sha! Bukan key!" Sela Keysha kesal.

"Oh, oke. Pesenin yang kayak Lo dong"

Keysha terkekeh. "Mbok pecelnya satu lagi ya"

"Siap neng"

"Lo kok tau sih makanan ginian?" Tanya Devan ditengah-tengah makan Keysha.

Keysha menghabiskan makanan yang ada di mulutnya. "Ini makanan kesukaan Keysha waktu di Surabaya"