webnovel

26. Aku Akan Tinggal Di Sini

"Aku akan selalu tahu tentangmu," Orang itu menjawab pertanyaan Camelia sembari tersenyum.

Camelia terdiam dan menatap orang itu yang sudah setahun ini tidak bertemu dengannya, dia merasa jika saat ini sudah tidak sama seperti dulu. Dia melihat seorang pria yang sedikit lebih dewasa dan dia pun merasa jika hubungan mereka bisa selayaknya menjadi seorang saudara.

"Bagaimana keadaan Ayah?" Camelia bertanya kepada Cornelius.

"Ayah, baik-baik saja," jawab Cornelius sembari menatap Camelia.

Cornelius berpikir jika Camelia sama sekali tidak berubah dan dia merasa jika kecantikannya semakin terpancar, dia kembali teringat dengan kenangan masa lalu. Dengan cepat dia menghempaskan semua itu karena dia sudah berjanji kepada sang ayah untuk mulai mengubah cintanya menjadi kasih sayang kepada sorang adik perempuan.

"Aku akan tinggal di sini selama beberapa hari dan siapkan kamar untukku," Cornelius berkata kepada Camelia.

"Tunggu dulu. Mengapa kamu menginap di sini? Bukankah kamu bisa menginap di hotel mewah?" Camelia bertanya kepada Cornelius.

"Terserah aku mau menginap di mana. Pada intinya beberapa hari ini aku akan tinggal di sini," timpal Cornelius lalu dia kembali duduk di atas sofa dan mengeluarkan ponselnya.

Cornelius menghubungi sang asisten untuk membawa semua barangnya ke apartemen Camelia, dia juga meminta beberapa berkas yang harus dia periksa. Dia sama sekali tidak memedulikan tatapan Camelia yang begitu tajam kepadanya seraya tidak mengizinkannya untuk menginap di apartemennya.

Setelah mengatakan semuanya kepada sang asisten Cornelius pun memutuskan sambungan teleponnya dan dia pun melihat ke arah sebuah kamar. Dia beranjak dan berjalan menuju kamar itu dan langsung masuk tanpa banyak bertanya kepada Camelia.

Camelia merasa kesal dengan apa yang dilakukan oleh Cornelius yang langsung masuk begitu saja ke dalam kamarnya. Dia pun berjalan menuju kamarnya dan meminta pria itu untuk ke luar dari kamarnya atau mengusirnya sekaligus dari apartemennya.

"Sebaiknya kamu ke luar dari kamarku sekarang juga. Bukankah semua barangmu sudah ada di hotel? Sebaiknya kamu pergi saja dari sini," Camelia kembali berkata kepada Cornelius.

"Apa kamu masih takut denganku? Apakah kamu masih memiliki perasaan cinta kepadaku?" Cornelius melayangkan beberapa pertanyaan kepada Camelia.

Camelia terpaku saat Cornelius menanyakan hal itu kepadanya, selama satu tahun ini dia sudah berusaha untuk melupakan semua rasa cintanya kepada pria yang ada di hadapannya itu. Namun, setelah melihat kembali Cornelius ada di depannya maka rasa itu perlahan kembali tumbuh.

'Apa yang kamu pikirkan Camelia? Dia adalah saudaramu,' Camelia berkata di dalam hatinya,

Dia pun membalikkan tubuhnya untuk menghindar dari tatapan Cornelius lalu dia berkata, "Aku akan menyiapkan kamar yang ada di sebelah."

Setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju kamar sebelah dan dia berniat untuk merapikannya sebentar lalu menyuruh Cornelius untuk menempati kamar itu. Camelia berusaha untuk tidak memperlihatkan apa yang sedang dirasakannya karena semua itu adalah sebuah kesalahan besar dan tidak boleh diperpanjang lagi atau diperkuat lagi.

Cornelius hanya tersenyum dan dia merasa yakin jika apa yang ada di dalam hatinya masih ada juga di dalam hati Camelia. Meski semua itu tidak boleh tetapi dia masih bisa mengontrol keinginannya agar tidak melebihi batasannya sebagai seorang saudara.

"Aku akan memulainya dari sekarang dan akan menganggapmu hanya sebagai saudariku saja," Cornelius berkata sembari merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur Camelia.

Di dalam kamar yang lainnya Camelia sudah selesai merapikan semuanya, sehingga dia bisa menyuruh langsung Cornelius untuk menempati kamar itu. Dia pun berjalan ke luar dari dalam kamar dan mendengar suara seseorang yang menekan bel pintu apartemennya.

Camelia pun berjalan menuju pintu apartemennya dan melihat siapa yang ada di luar sana, dia melihat dengan saksama dari layar yang menempel di dinding dekat pintu masuk. Dia pun mengenali pria yang sedang berdiri tegap itu yang tidak lain adalah Ethan yang merupakan asisten pribadi dari Cornelius.

Dia membuka pintu apartemennya lalu berkata, "Masuklah."

Ethan masuk ke dalam apartemen dengan membawa semua barang Cornelius yang dimintanya, dia menatap sekeliling ruangan yang cukup luas. Camelia pun berpikir sejenak apakah pria itu juga akan menginap di apartemennya sehingga dia harus merapikan satu kamar kosong lagi yang tersisa.

"Apa kamu juga akan menginap di sini? Jika iya maka kamu bisa merapikan sendiri kamarmu, 'kan?" tanya Camelia kepada Ethan.

"Saya bisa melakukannya, Nona," jawab Ethan dengan penuh hormat kepada Camelia.

Tanpa banyak bicara lagi Camelia pun menunjukkan kamar kosong yang bisa ditempati oleh Ethan untuk beberapa hari selama Cornelius berada di Cina. Namun, sekarang yang ada di dalam benak Camelia adalah bagaimana dirinya bisa melakukan apa yang biasa dilakukan olehnya. Dengan kata lain dirinya tidak bisa bebas melakukan semua hal jika ada mereka berdua.

Camelia terkejut saat mendengar teriakan Cornelius dari dalam kamarnya , tanpa berpikir panjang dia pun langsung berlari dan masuk ke dalam kamar. Dia ingin memastikan apa yang terjadi sehingga Cornelius berteriak seperti itu.