Pak Reno menunjukkan senyum hangatnya. Dia sangat senang orang asing itu terbangun setelah dua hari penuh tidur.
"Apakah kamu baik-baik saja, Nak? Ah, kami pikir kamu akan mati karena lukamu sangat buruk saat itu. Sungguh keajaiban bahwa kamu selamat." Pak Reno berbicara. Dia mengabaikan pertanyaan Zarius. Saat pertama kali melihat Zarius, Pak Reno teringat anak pertamanya yang sudah lama meninggal, kakak Eric.
Zarius hanya mengangguk sambil tersenyum meski sebenarnya dia tidak mengenal pria dewasa itu.
"Jadi, siapa kamu sebenarnya?"
"Seharusnya kami yang bertanya. Sebenarnya siapa kamu? Tiba-tiba kamu datang ke rumah kami dalam kondisi yang menyedihkan. Apakah kamu salah satu korban kejahatan?!" Eric bertanya dengan singkat. Ia sempat menyarankan agar ayahnya melapor ke polisi, tapi Pak Reno menolak karena ingin menjaga pemuda asing itu.
Mendengar pertanyaan Eric, Zarius menjadi bingung. Dia terus menggelengkan kepalanya yang semakin pusing, ketika dia mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
"Siapa namamu, Nak?" Pak Reno bertanya dengan lembut, seperti sosok ayah yang berbicara kepada putranya.
"Zarius." Kata itu meluncur begitu saja dari bibir Zarius, tapi setelah itu dia ragu-ragu. "Mungkin..." tambahnya.
***
"Tidak apa-apa, Papa. Rumah ini sebenarnya bukan milik kita. Lagi pula, kita bahkan tidak bisa membayar sewanya. Jadi mungkin sudah saatnya kita meninggalkan rumah ini." Eric berbicara dengan lembut. Dia tersenyum untuk menyemangati ayahnya.
Pak Reno menangis dalam diam. Ia terus mencium kening Eric yang hanya setinggi lehernya. Dia tidak berharap putranya tumbuh dewasa.
Jika Eric kecil berada dalam situasi ini, Eric Kecil akan menangis dan tidak ingin keluar dari sini. Meski rumah ini merupakan rumah kontrakan, namun menyimpan banyak kenangan tentang keluarga mereka. Termasuk kenangan kakak Eric yang sudah meninggal.
Pak Reno menatap pemuda aneh yang kini duduk di tepi ranjang. Pemuda itu tampak linglung dan tidak bisa mengingat apapun selain namanya Zarius.
Pak Reno bingung bagaimana hidupnya setelah ini. Dia harus bertanggung jawab untuk menjaga Eric, serta pemuda asing itu. Entah kenapa, Pak Reno sudah mencintai Zarius, padahal baru bertemu. Pak Reno teringat anak sulungnya yang hilang dan dinyatakan meninggal oleh polisi.
Ingatan Pak Reno masih tergambar jelas saat bertengkar hebat dengan anaknya, sebelum sepeda motor yang ditumpangi anaknya mengalami kecelakaan dan jatuh ke jurang.
Bersambung ....