Sekarang ... beristirahatlah! Jika perlu sesuatu, panggillah aku! Aku berada di depan," ucap Tuan Rendi sambil bangkit berdiri.
"Apa sekarang masih merasa mual dan pusing?" Tuan Rendi bertanya sambil menyeka keringat di dahi Zarius.
Zarius menggeleng lemah. Napasnya masih terengah karena suhu tubuhnya yang masih tinggi. Zarius yakin pasti semua rasa sakitnya ini bukan berasal dari luka-lukanya. Semua lukanya sudah menutup secara misterius. Tapi, Zarius masih sering merasa mual dan pusing. Zarius merasa seperti berada di tempat yang bukan seharusnya.
Tuan Rendi tersenyum sedih, merasa kasihan pada anak itu.
"Setiap kau merasa kesakitan lagi, tolong beritahukan pada orang terdekatmu, ya? Beristirahatlah dengan baik untuk sementara waktu ... sampai kau cukup kuat untuk pergi ke panti asuham," kata Tuan Rendi sebelum ia pergi keluar.
Zarius hanya mengangguk sambil tersenyum.
Tanpa mereka tahu, ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari atas pohon yang berada di sebelah kamar Zarius.
"Saya harap Anda akan menjalani hukuman Anda dengan baik, Pangeranku. Saya masih mengupayakan banyak cara agar kekuatan spiritual Anda segera kembali. Hingga saat itu, saya mohon tetap bertahanlah hidup di Alam Manusia ini," gumam sosok berambut hitam legam itu. Setelah itu, dia mengepakkan sepasang sayap hitamnya dan terbang ke langit malam.
Well, dia adalah Rio, pengawal sekaligus teman yang selalu bersama Zarius ketika mereka berada di Planet Fotia dulu.
Meski tidak pernah menunjukkan eksistensinya, tapi Rio selalu megawasi Zarius. Dia melindungi Zarius, tapi berusaha untuk tidak terlihat oleh Zarius.
Tidak tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Rio, tapi mungkin ini adalah demi kebaikan Zarius juga. Jadi, Rio diam saja meski pangeran junjunganya mengalami masa-masa yang sulit.
Bahkan, Rio adalah iblis yang telah membuka 'Segel Bahasa' pada diri Zarius dan membantu Zarius untuk melarikan diri ke Bumi atau biasa disebut dengan Alam Fana.
Meski kehidupan Zarius sangat menyedihkan ketika berada di Dunia Manusia, tapi ini lebih baik daripada harus mati di tangan para musuh dan para penyihir hitam. Setidaknya, itulah yang dipikirkan Rio ketika memutuskan untuk mengirim Zarius ke planet lain yang bernama Bumi ini.
Rio merencanakan sesuatu yang sangat penting. Lalu, pada saatnya tiba, Rio akan mengembalikan ingatan Zarius seutuhnya.
***
Zarius menatap kertas dalam dompetnya. Untung saja Tuan Rendi tadi memberi Zarius dompet beserta yang tunai. Jadi, mungkin setelah ini Zarius akan menjalani hidup yang mandiri.
Ketika Zarius membuka dompet itu. Ada foto dua bocah laki-laki. Yang satu berusia sekitar 10 tahun, dan yang satu lagi berusia sekitar 12 tahun. Salah satunya adalah Eric, Zarius tidak mungkin salah mengenali.
Ternyata, Eric memang terlihat menyebalkan dari kecil, batin Zarius yang selalu dihina oleh Eric.
Padahal, Zarius tidak tahu saja jika sebenarnya Eric adalah penakut. Eric bahkan sering dirundung di sekolahan. Hanya ketika di rumah saja, Eric berani mengungkapkan keluh kesahnya. Termasuk mengatakan bahwa Eric membenci Zarius secara terang-terangan.
"Ah ... apakah bocah ini adalah saudara tua Eric? Dia terlihat sama menyebalkan dengan adiknya. Kedua saudara yang menyebalkan!" Zarius menggerutu ketika melihat foto dua bocah lelaki itu.
Zarius mengira jika dompet ini pasti sebelumnya milik dari anak Tuan Rendi itu. Hanya saja sudah tidak dipakai karena memang sudah jelek.
Zarius tidak tahu kenapa, dia merasa benci mempunyai dompet jelek seperti itu. Zarius bahkan mengira mungkin dia sebelumnya adalah orang kaya. Anak Tuan Tanah atau malah anak mafia?
Well, sepertinya perlahan Zarius kembali ke jati dirinya yang sesungguhnya. Pangeran yang sombong dan suka menyiksa. Hanya saja, Zarius tidak menyadari hal itu. Karakter yang sesungguhnya semakin terbentuk seiring berjalannya waktu.
***
Apa sebenarnya rencana Rio? Apakah sebuah rencana untuk balas dendam atas penghinaan yang diterima oleh Pangeran Zarius, junjungannya?
Lalu, bagaimana kelanjutan kisah perjalanan Zarius untuk menemukan identitasnya?
Apakah Eric benar-benar membenci Zarius?
Semua akan terjawab di volume 2 : Mencari Identitas