Hari ini, Eric cukup senang karena hari ini pemuda asing yang bernama Zarius itu akan diusir dari rumah Yudhistira. Meski tidak pantas disebut rumah karena tempat itu bersatu dengan warung kopi milik Tuan Rendi.
Namun, ketika kembali ke sekolah, ada masalah lain yang harus Eric hadapi. Rumor bahwa Eric menolak Alice tadi pagi segera menyebar ke banyak kelas dan membuat kesalahpahaman yang sangat fatal antara Eric dan para pengagum Alice.
Alice yang selama ini menjadi teman akrab Eric, tiba-tiba menyatakan cinta kepada Eric tadi pagi. Namun, Eric menolak karena Eric hanya menganggap Alice sebagai sahabat.
Alice tidak masalah karena dia sudah memprediksikan hal ini. Namun, para lelaki yang mengincar Alice adalah yang paling tidak terima. Seperti Bima misalnya.
Bima berkali-kali menyatakan cinta kepada Alice, tapi selalu Alice tolak. Lalu, Bima melihat ketika Eric menolak pernyataan cinta dari Alice. Semakin bencilah Bima pada Eric.
Kalau kalian ingat, Bima adalah orang yang sama dengan orang yang menuduh Eric sebagai PENCURI beberapa minggu yang lalu.
Bima merasa jika Eric tidak tahu diri. Bagaimana bisa Eric menolak gadis secantik Alice. Bima tidak terima hal itu. Intinya, Bima merasa iri pada Eric. Jadi, Bima berniat memberi sedikit pelajar pada Eric.
Bima bahkan diejek-ejek teman satu gengnya, karena kalah bersaing dengan pemuda polos bernama Eric Yudhistira.
***
"Kak Rosa, kamu kena giliran piket, ya?" tanya Eric pada saudara kembarnya Raymond itu. Eric, Rosa dan Raymond memang sering pulang bersama karena jalan menuju rumah mereka memang satu arah.
"Eh iya, Eric. Sepertinya ini akan lama. Kamu pulang saja duluan bersama Ray, Eric! Sepertinya, kelas Ray juga sudah bubar," sahut si cantik Rosa, gadis keturunan Indonesia-Jerman, anak keluarga konglomerat itu.
"Baiklah, Kak Rosa. Sepertinya, Kak Ray akan menunggu Kak Rosa nanti. Jadi, aku pulang dulu ya, Kak Rosa?" Eric berucap, ramah. Dia masih saja memanggil semua teman perempuan di kelasnya menggunakan embel-embel 'kakak'.
Mungkin ini karena Eric merupakan remaja yang baik dan polos. Apalagi Eric juga terbilang murid yang kurang mampu di sekolahan elite ini. Eric bahkan masuk ke sekolah ini melalui jalur beasiswa. Jadi, Eric sering dirundung oleh teman-temannya yang anak orang kaya.
Salah satu yang sering merundung Eric bernama Bima. Untung saja masih ada murid baik seperti Raymond, Alice dan Rosa yang masih mau berteman dengan Eric. Mereka juga sering membantu Eric ketika Eric dirundung oleh murid lain.
"Oke, Eric! Hati-hati di jalan, ya?" seru Rosa, yang menjadi teman bermainnya Eric juga selain Alice.
"Iya, Kak Rosa!"
Eric segera menuju keluar kelas. Eric berjalan melewati koridor.
"Oke deh, pulang sebentar ganti baju. Lalu, langsung ke tempat kerja." Eric bergumam. Sepulang sekolah, dia memang bekerja paruh waktu di sebuah Rumah Makan.
Saat melewati salah satu koridor, Eric berpapasan dengan Bima. Sepertinya, Bima masih dendam pada Eric karena kejadian beberapa minggu yang lalu, saat Bima harus minta maaf kepada Eric karena dipaksa oleh Raymond.
Terlihat jelas saat ini, Bima masih menatap tidak suka ke arah Eric.
Bima tiba-tiba mendekat dan langsung menarik kerah seragam Eric secara kasar. Sama seperti yang dilakukan Bima ketika Eric dituduh menjadi PENCURI waktu itu.
"Eric Yudhistira! Rupanya kau itu munafik sekali, ya? Oke, kita perlu bicara sebentar!" Bima berteriak. Dia menarik kerah seragam Eric secara kasar, membuat leher Eric tercekik dan susah bernapas.