webnovel

Mysterious

"pak, bu ! Dewi berangkat kerja dulu ya." Mencium pipi kedua orang tuanya yang sedang sarapan bersama di ruang makan.

"Kok pagi banget ? Kamu gak sarapan dulu, dew ? Ibu buatkan roti selai kacang ya ?" Mengambilkan sehelai roti tawar yang tersusun rapi di atas piring

"Iya bu, dewi ada breefing pagi banget nih. Gampang lah, nanti bisa sarapan di hotel. Dewi takut terlambat." Menunjukan jam melingkar dipergangan tangannya yang menunjukan jarum jam di angka 7 pagi

"Dew, dewi tunggu ! Ini ibu buatkan bekal saja ya." 

"Gak usah bu, dewi pamit dulu. Assalamualaikum !" Kata dewi melambaikan tangan kearah orang tuanya melangkah pergi meninggalkan rumah

Rahmad menggelengkan kepala melihat kelakuan anak perempuannya yang memang dari keras kela. "Dasar anakmu bu, dari dulu sama saja !" Melahap roti selai ditangannya

Keadaan jalan raya pagi ini basah, banyak bendungan air di sepanjang jalan sebab hujan semalam. Tepat didepan hotel, Dewi keluar dan turun dari angkotan. Tepat didepan dewi terdapat genangan air bekas hujan semalam. Sesaat ada mobil yang melaju lumayan kencang. Ban mobil tersebut melewati genangan tersebut, air hujan keruh becampur kotoran itu muncrat membasahi baju putih yang dikenakan Dewi.

"Hey ! Kalau bawa mobil bisa santai gak sih ! Tanggung jawab dong bajuku kotor nih !" Teriak dewi pada pengemudi mobil tersebut. 

Pengemudi mobil tersebut hanya melirik dari kaca sepion mobilnya tanpa menghiraukan ocehan perempuan, yang bajunya menjadi keruh. Padahal hari ini ia harus segera brefing.

Dilihatnya mobil itu belok menuju kearah parkiran hotel. ''loh, kok masuk hotel ? Siapa dia memang ? Pasti tamu hotel yang sok oke ! Biasa lah orang kaya." Gumam Dewi kesal pada pengemudi mobil yang menyebabkan bajunya kotor dan tidak bertanggung jawab.

Sambil berjalan masuk ke hotel, Dewi membersihkan sisa-sisa pasir yang menempel pada kemejanya dengan tisu. "dasar gak bertanggung jawab ! Minta maaf kek, apa kek ! Udah ngotorin baju orang, main kabur aja !"  Oceh Dewi sepanjang langkahny menuju ke ruang supervisor.

Ia melalui lift Ketika akan menuju ke lantai 2 letah ruangannya. Masuk lah dewi kedalam lift lantai satu. Akibat Dewi terus menundukan kepala sambil membersihkan pakaiannya, ia menabrak seseorang yang sudah derada di dalam lift terlebih dahulu. 

Bruuuuk ! ! ! !

"Aduh ! Kalau jalan pake ma…" Dewi tidak sempat melanjutkan amarahnya setelah ia mendongakan kepalanya melihat lelaki berjas hitam dengan wangi maco khas lelaki berkelas.

"Kamu ? Maaf saya gak lihat kalau kamu didalam lift." Kata Dewi merapikan kemejanya. 

"Boleh ikut saya ke toilet ?" Kata sang lelaki itu 

Fikiran Dewi negativ thinking ketika mendengar lelaki itu mengajaknya ke toilet. "Udah gila ya kamu !? Ngajak saya ketoilet. Jangan macam-macam sama saya ya !" Ujar Dewi emosi 

Pintu lift pun terbuka, lelaki itu menarik tangan Dewi kearah toilet mwanita. "Lepaskan tangan saya ! Memang gam waras ya kamu, tuh baca ! TOILET WANITA. Ini tu buat para wanita. Kamu kan… Oh atau jangan-jangan kamu.." oceh dewi didepan lelaki yang memaksanya masuk kedalam toilt.

"Sssstt, kamu tenang dulu dong ! Ini ambil ! Ganti pakaianmu dengan baju ini. Lihat bajumu sudah gak layak pakai buat pertemuan breefing !" Menyerahkan kantong tas berisi sepasang pakaian kemeja biru dan rok hitam. 

Lelaki ini seakan tahu tentang dewi. Dia tahu jika dewi ada brefing dalam waktu dekat. Dan ia sudah membawakan pakaian ganti untuk Dewi. "Sebenarnya siapa sih lelaki itu ? Baru saja kenal kemarin udah sok tau banget !" Gumam Dewi yang sedang mengganti pakaiannya

Dewi keluar dari toilet tersebut dan sudah berpakaian rapi bersih. "Nah gini kan enak dipandang. Gak seperti awal datang tadi terlihat kusut, kotor !" Kata lelaki itu sambil melangkah pergi meninggalkan Dewi di depan toilet.

"Dasar orang aneh ! Kemarin aja bisa halus ngomongnya ! Sekarang ngeselin !"

Dewi melirim jam yang menempel di pergelangan tangannya. "Wah udah tat nih !" Dengan segera Dewi melangkahkan kakinya berjalan cepat menuju ruang breefing

Di ruang breefing ternyata sudah berkumpul semua anak buat Dewi. Semua mata tertuju pada supervisor wanita ini. Bola Mata dewi menelusuri satu persatu wajah karyawannya tanpa kecuali. "Selamat pagi, maaf saya terlambat." Ucap dewi didepan mereka

"Selamat pagi juga bu Dewi." Serentak semua karyawan didalam ruangan tersebut

"Bu dewi cantik hari ini." Ujar salah satu karyawan lelaki 

"Hey ! Kamu gak berhak bicara seperti itu kepada saya ya !" Ucap Dewi ketus kepada salah satu karyawan lelaki yang memujinya cantik

Breffing pun dimulai, Dewi memimpin aktivitas awal sebelum ia dan timnya bekerja melakukan tugasnya masing-masing. Dewi menjelaskan hasil kinerja timnya selama menjelang tahun baru hingga saat ini. Tim dewi bekerja sangat bagus sehingga mendapatkan pujian dari pihak manager. Namun demikian, meskipun sudah menghasilkan kinerja yang bagus, dewi sebagai pimpinan mereka tidak boleh lengah dan tetap disiplin.

"Jaga kualitas kerja kalian, berikan pelayanan yang terbaik dan ramah untuk pelanggan. Agar mereka puas dengan pelayanan di Hotel ini ! Mengerti !" Tegas Dewi 

"Mengerti bu !" Jawab serentak

"Oke, cukip sekian breffing pada pagi hari ini, sekarang kalian boleh mulai bekerja. Selamat pagi, dan selamat bekerja !" Ucap Dewi mengakhiri awalan kerja pada hari itu

Tidak sampai disitu saja, pekerjaan yang menumpuk di meja kerjanya sudah menunggu untuk ia kerjakan. Diruang kerja , Dewi merasakan penat yang begitu hebat pada kepalanya beban tanggung jawab yang ia pikul tidaklah mudah. Namun bagaimanapun ia harus tetap profesional dalam bekerja

"Haduh penat banget pala ini." Ujar Dewi mengetuk kepalanya dengan telapak tangan

Tok…tok…tok "permisi bu dewi."seorang karyawan office boy masuk kedalam ruangannya. 

"Ya ada apa lagi ini ?" Jawab dewi dengan suara kesal

Masuklah seorang OB itu dengan membawa kota makan ditangannya. "Ini ada dessert coklat buat ibu." Kata lelaki yang kesehariannya bekerja bertugas menjaga kebersihan hotel. 

"Dari siapa ini ?" Tanya Dewi

"Tadi ada lelaki yang menitipkannya pada saya bu, dan disitu ada suratnya." 

"Yasudah kamu boleh lanjut bekerja. Terimakasih ya."

"Sama-sama bu." OB itu pergi dari ruangan Dewi

Dewi membuka kiriman deesert itu dengan rasa penasaran. Sepucuk surat yang diselipkan di antara sendok dan tutup box, ia buka. Isi surat itu adalah 

"Sepertinya kamu sedang lapar, ngiceh terus seperti burung beo minta makan. Jangan marah terus, nanti cepat tua, jangan ngedumel terus nanti cantiknya hilang.

Kamu suka coklat kan ? Makannya aku kirim deesert buatmu untuk mengembalikan mood bekerjamu.

Jangan sok kepedean, bukannya apa-apa, aku kirim ini supaya mood kerjamu kembali. Berabe kena omel atasan kalau kerjaan gak beres ! Selamat menikmati.  James "

"James ? Kok tau aku suka cokelat dari mana ya ? Sumpah deh ! Ini cowok misterius banget." Meskipun dikepala Dewi dipenuhi rasa penasaran dari mana lelaki yang dianggap misterius itu tau kesukaannya, ia tetap melahap deesert lezat didepannya.

Disendoknya deesert itu, lidah Dewi berputar putar didalam mulut menikmati lembut dan manisnya deesert itu. Seketika mood dewi kembali membaik setelah menghabiskan seperempat bagian deesert cokelat. "Makan nanti aja lagi ya, mubazir kalau gak dihabisin." Gumam dewi sambl tertawa ringan.

***

Jam pulang kantor pun tiba, seperti biasa dewi terlebih dahulu memesan taxi online untuk mengantarnya pulang. Sejak masih didalam ruangan sembari beberes meja dari kertas yang berserakan, dewi sudah memesannya tapi hampir 2jam lamanya taxi online itu tak kunjing datang pada aplikasi taxj tersebut sudah sampai pada tujuan.

Saking terlalu lama Dewi menunggu, Dihubunginya sopir taxi tersebut, namun hasilnya zonk, tidak ada balasan apapun dari sang Driver. Dewi berdiri lama di depan lobi mencari taxi yang dipesannya. Mata dewi nyusuri parkir hingga sekitar halaman hotel tak ditemui nomor polisi yang sesuai dengan Taxi pesannanya. 

Tidaka lama, ada mobil pajero hitam yang berhenti di depan Dewi. Pemilik mobil itu menurunkan sedikit kaca mobilnya. Terlihat lelaki bule mengenakan kacamata hitam dan berjas hitam. Lelaki yang tadi pagi menarik tangan jesica da memaksanya untuk ke toilet. "Ayo masuk, sudah malam, kamu nunggu apa ? " Kata lelaki yang sama dengan yang mengirimkan Dewi deesert

Dewi menggelengkan kepala. " Saya sudah pesan taxi online !" Kata Dewi dengan melipat tangan diatas perutnya

"Taxi kamu gak akan datang, ini juga sudah malam. Ayo saya antar kamu pulang !" 

Dewi tetap bersikeras menolak ajakan lelaki bule itu.

Karena Dewi tetap enggan naik ke dalam mobilnya, lelaki itu turun dan memaksa Dewi untuk masuk kedalam mobil dengan menarik tangannya.

"Kamu ni, apa-apa'an sih ! Kenapa selalu memaksa." Ucap Dewi dengan nada marah

"Kamu juga, jadi cewek keras kepala banget !" Jawab laki-laki itu mengenakan selt belt ditubuh Dewi

Dewi seperti mengalami penculikan dirinya sendiri dan disandra didalam mobil. Bedanya, kali ini yang memaksa lelaki yang baru ia kenal saat hujan lebat, lelaki yang disebutnya misterius, sok tau akan tentang dirinya.

"Kok kamu tau kalau taxiku gak bakal datang ?" Tanya Dewi membuka obrolan saat mereka sudah satu mobil 

"Nebak saja. Haha." Jawabnya sambil mengemudikan setir mobil dan tertawa terbahak

"Ih aneh.." gumam Dewi

Cerita Flasback

Pada saat lelaki bule itu berjalan di depan lobi menuju ke arah parkiran, ia melihat sebuah mobil berhenti di delan lobi hotel. Dan driver taxi tersebut keluar dari mobilnya untuk menanyakan karyawan atas nama Dewi yang memesan taxinya. 

Namun lelaki bule tersebut malah menyuruh driver taxi itu pergi dan memberinya beberapa lembar uang kepadanya. "Jangan pernah angkat telepon atau balas pesan dari customer mu yang namanya Dewi itu !. Dewi sama saya tenang saja. Ini saya ada uang buat kamu." Menyerahkan uang sebagai pengganti pembayaran taxi Dewi.

Lelaki bule itu menunggu selama setengah jam di dalam mobil sampai Dewi terlihat berdiri di lobi mencari taxinya, menghampiri perempuan supervisor tersebut dan mengajaknya pulang. Dengan alasan tidak tahu soal Taxi onlinenya yang tak kunjung datang. 

Alhasil rencananya berhasil untuk bisa mengantar Dewi pulang bersamanya.