webnovel

Chapter 6

Setelah 1 minggu mendapatkan perawatan di rumah sakit, Vino pun diperbolehkan untuk pulang, dokter memberikan nasihat kepada Vino, agar dirinya tidak beraktivitas yang berat.

Akhirnya Vino memutuskan untuk kembali bekerja setelah 3 hari berada dirumahnya. Namun sebelum pergi ke tempat kerjanya, ia pergi ke cafe milik Mario terlebih dahulu.

"Vino..?" kaget Mario karena ia tidak mengetahui jika Vino sudah pulang dari rumah sakit.

"Bisakah kamu ambilkan sesuatu untuk ku makan?" tanya Vino pada pegawai cafe.

"Cepat, buatkan dia sandwich" ucap Mario dan pegawai cafe itu la langsung membuatkannya.

"Vino, kapan kamu pulang? Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu tau gimana khawatirnya temanmu ini?" tanya Mario.

"3 hari yang lalu, kamu khawatir? Tapi kenapa tidak pernah menjenguk ku disana" ketus Vino.

"Bukannya tidak pernah menjengukmu, tapi aku belum sempat menjengukmu karena harus mengurus cafe ini" jelas Mario.

"Tunggu.. Kenapa kamu berpakaian seperti ini? kau seperti ingin bekerja part time ditoko kosmetik itu" heran Mario.

"Oh aku memang ingin kembali bekerja disana, setelah makan ini" ucap Vino sambil mengambil makanan yang diberikan oleh pegawai cafe.

"Kenapa? Malaikat ku sudah aman dari bahaya yang pernah kau bilang, jadi kau tidak perlu kesana lagi" ujar Mario.

"Aku yang memulainya.. Maka aku juga yang akan mengakhirinya" ungkap Vino.

"Kamu tidak seperti Vino yang kukenal,... Jangan-jangan kamu juga menyukai malaikatku?" tebak Mario.

Mendengar itu, membuat Vino langsung tersedak.

"Apa yang kau katakan? Sial, kau sudah menghilangkan nafsu makanku. Aku ingin berangkat sekarang saja" kesal Vino dan langsung pergi.

--------------------

Sesampainya di toko, Vino bertemu dengan bos Melody dan para pegawai toko lainnya yang tengah berjalan keluar sambil membawa beberapa kardus.

"Hai.. " sapa Vino.

"Apa kamu sudah baikkan?" tanya Melody

"Tentu saja.. " jawab Vino.

"Maafkan saya karena tidak masuk beberapa hari kemarin tanpa pemberitahuan" lanjutnya.

"Kamu tidak perlu meminta maaf, shani sudah menjelaskan semuannya. Dia bilang kamu seperti super hero" jelas Melody.

Vino tersenyum "Oh iya, kenapa kalian terlihat sibuk dari biasanya?"

"Itu karena model kita, jessica veranda akan datang hari ini, dan kita akan menggelar acara tanda tangan" jawab Melody.

"Oh.. " kata Vino.

"Astaga, aku lupa. Aku meninggalkan sesuatu didalam. Vino bisa kamu menolongku?" tanya Melody.

"Tentu saja" jawab Vino.

Bos Melody pun mengajak Vino masuk kedalam, untuk membantunya mengambil barang yang tertinggal.

"Apa ada sesuatu diantara kalian?" bisik Nadse pada Shani setelah Vino pergi.

"Tidak, sama sekali tidak ada apapun diantara kami" tegas Shani.

"Ahh.. Iya ya, kamu kan perempuan yang sangat setia, tidak mungkin kamu menyukai laki-laki lain" ujar Nadse dan langsung pergi.

Bukannya mengikuti Nadse, Shani malah berdiam diri. Ia terbayang-bayang saat ketika Vino selalu datang menolong dan menenangkannya di saat kesulitan.

Setelah persiapannya selesai, akhirnya Jessica Veranda datang juga. Parasnya yang cantik dan juga memiliki tinggi tubuh yang semampai.

"Apa jessica termasuk tipe mu?" goda Nadse pada Vino.

Vino memincingkan matanya "Ya, dia sangat cantik dan tubuhnya juga tinggi"

"Hahaha.. Ternyata kamu punya selera yang tinggi ya? Sudah, ayo kembali bekerja" ajak Nadse.

--------------------

Kini Shani tengah sibuk memasangkan poster, namun karena posternya harus ditempel ditempat yang sedikit tinggi, Shani tidak dapat menjangkaunya. Tiba-tiba Vino muncul dan langsung membantunya, membuat Shani jadi bersikap kikuk.

"Sepertinya, saya salah memberimu saran untuk menggunakan sepatu kets... " ujar Vino.

"Ahh,.. Ini bukan karena sepatunya, kok.. " ucap Shani dengan terbata-bata.

"Hahaha.. Saya cuman bercanda, jangan dibawa serius" ujar Vino sambil tersenyum.

Selesai menempelkan semua poster, Vino dan Shani hendak menempelkan balon-balon  yang tersimpan didalam kardus. Namun, saat mengangkatnya, Vino malah menjatuhkannya hingga balon-balon itu tercecer dilantai. Mereka mengambilnya satu persatu, tapi tiba-tiba mereka mengambil balon yang sama.

Sekejap, mata mereka saling menatap penuh arti. Namun, suasana itu harus terpotong karena teriakan dari bos Melody.

"Shani bisakah kamu beritahu manajernya jessica, kalau kita akan memulai 20 menit lagi?" tanya Melody.

"Tunggu, biar saya saja yang pergi" usul Vino.

"Baiklah.. " Vino pun pergi mencari manajer Jessica.

Shani kembali melanjutkan tugasnya untuk menghias balon. Tapi tak sengaja, ia memecahkan satu balon. Bukannya kaget, ia malah melamun membayangkan sosok Vino yang makin kesini, makin membuat perasaannya menjadi campur aduk.

Terjadi hal buruk, bahwa Jessica menghilang entah kemana. Bahkan, manajernya sekalipun tidak mengetahui keberadaannya. Karena acara segera dimulai, bos Melody pun mengerahkan seluruh pegawainya untuk berpencar mencari Jessica.

"Keynal, apa yang terjadi?" tanya Melody pada Manajer Jessica.

"Itu.. Karena kami sedikit bertengkar. Besok adalah ulang tahunnya jessica, jadi kami mengambil libur, kita akan pergi keluar dan merayakannya. Tapi aku mengambil jadwal itu untuk acara ini" jelas Keynal.

"Ini salahku.. Seharusnya aku tidak membiarkannya pergi seperti itu" lanjutnya.

Para pegawai yang diperintahkan untuk mencari Jessica kembali lagi.

"Bos..  Kita sudah memeriksa toilet, dan seluruh ruangan, tapi dia tidak ada dimanapun" jelas semua pegawai.

"Apa...?" kaget Keynal seraya ingin pergi mencari artisnya itu sendiri.

Vino menahannya "Kau mau pergi kemana?"

"Aku harus mencarinya.." tegas Keynal dan langsung pergi.

"Aku juga akan pergi" pamit Vino pada Bos melody.

Vino mengejar Keynal untuk membantunya mencari Jessica Veranda.

"Tunggu.. " Vino menahan tangan Keynal.

"Ada apa? Jessica mungkin pergi ke suatu tempat" resah Keynal.

"Saya mengerti kau pasti khawatir, tapi tolong tenanglah dan dengarkan saya. Kupikir saya bisa membantu" ucap Vino.

"Tapi apakah saya boleh menyentuh tangan kau, untuk mengetahui keberadaan Jessica?" lanjutnya.

-

-

-

---------------------------------------