webnovel

Rumor Tentang CEO Darius

Berliana melangkah masuk kedalam

rumahnya, rumah ini di dominasi dengan warna putih begitu juga dengan dindingnya, di cat dengan warna putih tulang seakan menunjukkan jika semua penghuni rumah di dalamnya memiliki hati yang riang ceria ketika dilihat dari nuansa rumahnya yang terlihat cerah dan putih juga melambangkan polos.

Berlin berlari kecil sembari menyanyi lagu pop kesukaannya, gadis remaja itu begitu senang sekali, gadis itu senang  ketika

membayangkan lelaki dewasa yang tadi hendak memerasnya, ya begitu Berlin anak

periang dan memiliki sikap yang sedikit tomboi. Bahkan Berlin juga akan sangat bahagia sekali kalau ia bisa menjahili orang lain, benar-benar sikap anggun tidak melekat pada diri gadis remaja itu.

"Sayang, apa yang terjadi? Kenapa wajah kamu terlihat bahagia sekali?" ucap seorang wanita paruh baya yang bernama, Kala-Mama Berliana.

Wanita cantik dengan baju modis berusia sekitar 45 tahun itu melangkah dengan anggun mendekati sang putri yang

kini menatapnya dengan senyuman mengembang sempurna. Berlin berlari kecil lalu menghambur kedalam pelukan wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Mama … Berlin sangat senang sekali

hari ini," ucap Berlin sembari menengadahkan wajahnya menemui wajah cantik sang

mama dengan posisi yang masih sama-berpelukan.

Dengan sayang Kala mendekatkan

hidungnya dan juga hidung sang putri lalu membuat gerakan perlahan, ya seperti

itulah jika Kala sedang gemas pada remaja cantiknya ini, kini Kala melepaskan

pelukan mereka lalu mengandeng tangan putrinya untuk duduk di sofa berwarna

putih yang ada di dalam ruangan tamu rumah ini.

"Ayo, sekarang ceritakan pada, Mama apa yang telah membuat kamu bahagia seperti ini," pinta Kala dengan wajah antusiasnya. "apakah karena kamu sudah mendapatkan pernyataan cinta dari teman sekelas kamu itu?" sambung Kala sebelum sang putri menjawab pertanyaannya tadi.

Berlin menggelengkan kepalanya cepat sembari menjawab, "Buka itu, Ma."

"Lalu karena apa, Sayang?" tanya Kala lagi sembari menangkup gemas sesaat wajah mungil sang putri.

Akhirnya Berlin menceritakan secara

detail tentang apa yang terjadi di pinggir jalan saat ia menunggu, pak galih datang untuk menjemputnya. Kala langsung mendukung penuh apa yang putrinya lakukan karena menurutnya lelaki pemeras seperti itu harus di buat jera agar kelak tidak mengulangi lagi hal yang sama pada gadis atau wanita lain. Kala juga meminta pada Berlin agar tidak terlibat dengan orang seperti itu lagi dan

tidak lupa Kala juga meminta Berlin agar berhati-hati jika menendang apapun di

jalanan agar kejadian serupa tidak terulang kembali karena hal itu juga tidak baik sebab bisa memicu pertengkaran dan kesalahpahaman. Berlin mengganggukkan

kepalanya mengerti lalu gadis cantik itu berpamitan masuk kedalam kamarnya

sebab badannya terasa lengket sekali seharian sudah melakukan aktifitas di

rumah.

_ _ _

Perusahaan Dawson Grup-perusahaan

ini berdiri di bidang ekspor-impor terbesar di kota A dan menjadi salah satu perusahaan terbesar di negaranya bahkan sang pemilik perusahaan juga adalah orang paling terkaya di negara A ini. Tidak ada satu orangpun yang berani mencari masalah dengan perusahaan Dawson jika tidak ingin gulung tikar dan

namanya di coret dalam dunia bisnis. Bahkan rumor yang beredar adalah, sang pemilik perusahaan bersikap kejam dan juga temperamental bahkan hanya karena

masalah sempeleh saja sang pemilik perusahaan besar ini bisa memecat pegawainya tanpa perduli dengan jabatan apa yang orang tersebut miliki ataupun berapa

banyak jasanya untuk perusahaan ini, akan tetapi selalu ada ribuan atau jutaan orang setiap tahunnya yang melamar kerja di perusahaan Dawson karena gajinya yang sangat banyak.

Mobil Mercedes Benz by Maybach

Exelero, ini adalah mobil mewah yang seharga 120.M,  mobil berwarna hitam pekat dengan desain mewah di setiap interiornya melewati gerbang utama perusahaan Dawson, semua

satpam yang berjaga di depan dekat gerbang segera membungkukkan tubuhnya hormat,

sedangkan beberapa orang yang terlihat berjalan di halaman perusahaan ikut

membungkukkan tubuhnya hormat. Beginilah cara orang-orang itu menghormati sang

pemilik perusahaan.

Mobil mewah itu berhenti di depan

perusahaan, lelaki yang tadi mengemudikan mobil segera turun dari dalam lalu mengitari mobil ini untuk membukakan pintu sang majikan, setelah pintu mobil mewah

berharga miliaran ini terbuka Asisten tersebut segera membungkukkan tubuhnya memberikan hormat, satu tangan Asisten itu di depan dada dan satu tangan lain berada di belakang punggungnya sungguh mirip seperti yang ada di film adegan ini.

Seorang lelaki turun dari dalam mobil mewah itu dengan tatapan lurus kedepan, wajahnya yang begitu tampan dan kulitnya yang putih seakan memancarkan aura menawan ketika sinar mentari merayapi wajah sempurna itu.

Darius Dawson-itu adalah nama lelaki tampan, sempurna pemilik perusahaan ini, ya benar lelaki itu adalah orang yang di anggap om pembohong oleh gadis cantik di pinggir jalan tadi.

Darius memasukkan kedua tangannya

di saku celana, lalu mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam perusahaan ini, langkahnya tenang, tapi sangat mengintimidasi siapapun yang melewatinya, Asisten Finn mengekor dibelakang lelaki itu dengan wajah datar-ekspresi yang sama dengan majikannya.

Hal berbeda terjadi didalam perusahaan besar ini, semua orang segera heboh mengambil posisi untuk menyapa CEO perusahaan ini.

"Selamat pagi, CEO Darius," ucap

semua pegawai dengan waktu yang hampir bersamaan.

Lelaki yang di sapa tidak mengubris

lalu melangkah begitu saja meninggalkan semua pekerja yang menyapanya, semua orang sudah biasa di perlakukan seperti ini jadi mereka tidak merasa sakit hati, justru malah semua wanita di sana memuji ketampanan dan juga kharisma CEO Darius.

Sinar mentari sudah mengintip melalui cela-cela jendela bahkan nyanyian burung yang begitu merdu telah menghangatkan pagi yang cerah, semua itu tidak membuat gadis cantik yang sedang terlelap dalam tidurnya beranjak pergi meninggalkan alam mimpi siapa lagi jika bukan Berliana, gadis yang masih sibuk bermain di dalam alam mimpi ketika semua penduduk bumi sudah sibuk dengan rutinitas harian mereka.

Suara pintu yang di buka lebar masih tidak membuat gadis cantik itu membuka mata, hingga Kala mulai membuka mulutnya, membuat gaduh seisi ruangan kamar ini. "Anak, perempuan jam segini masih sibuk buat pulau, ayo buruan bangun, Sayang sudah siang," ucap Kala sembari membuka tirai jendela agar matahari bisa masuk kedalam ruangan kamar putrinya.

Berlin, langsung menutup wajahnya

dengan selimut ketika sinar mentari merayapi wajahnya.

"Sayang, ayo bangun ini masih hari sabtu apakah kamu ingin terlambat masuk ke sekolah?" ucap Kala. Wanita itu mengelengkan kepalanya melihat sikap sang putri.

"Memangnya sekarang sudah jam berapa, Ma?" tanya Berlin dengan suara parau khas orang bangun tidur, remaja itu berbicara dari balik selimut yang menutupi sekujur tubuhnya.

"Sekarang sudah pukul, 06.00," jawab Kala setelah membaca jarum jam di dinding ruangan kamar ini.