webnovel

How do U say, you’re SORRY?

Perhatian!!! Genre : adult (21+) mengandung unsur kekerasan dan beberapa adegan dewasa Harap bijak dalam memilih bacaan ODELE NAIDA adalah salah satu mahasiswa terbaik dengan IPK tertinggi di fakultas kedokteran di pulau Gothland Sweden. Karena kepintarannya, ia pun mendapatkan recomendasi dari kampusnya untuk menjadi dokter magang di salah satu rumah sakit terbesar di Negara LEICHENSTEIN. Seminggu setelah mendapatkan gelar kedokterannya, ia pun berangkat ke negara Leichenstein, sebuah kota impian yang di bangun oleh seorang anak dari keturunan kerajaan Swedia. Namun sayang.. saat pesawatnya baru saja mendarat, ia malah di culik oleh segerombolan orang ber jas hitam dan bertubuh besar dengan kacamata hitam yang terus melekat pada mata mereka. “Lepaskan aku!! kalian siapa? kalian salah tangkap orang.. aku tidak bersalah.. aku tidak melakukan kejahatan apapun..!!!” pekik Odele berontak. Namun ia tak dapat terlalu banyak bergerak karena cedera pinggang yang ia miliki. Bandara kala itu sedang ramai.. namun tiada 1 orang pun yang menolongnya.. mereka tetap berlalu lalang dan beraktifitas seperti biasa. Seakan penculikan ini bukanlah sesuatu yang salah. ALEXIO D ARNBORN, “SANG RAJA” begitulah julukan yang di berikan oleh masyarakat LEICHENSTEIN padanya. Dialah yang menculik Odele. Seorang Pria tampan, dengan tubuh tinggi semampai dengan tubuh atletis, dan hidung yang mancung dan matanya yang tajam juga mematikan. “MENGAPA KAU BERKHIANAT!!” Itulah kata pertama yang keluar dari bibir Alexio pertama kali ketika menatap wajah Odele. Odele tampak terkesiap ia tidak mengerti dengan apa yang di bicarakan pria yang ada di hadapannya ini. Jantungnya bergemuruh tak menentu.. ia sangat takut benar benar merasa takut.. Mengapa Odele di culik? Apa hubungan antara Odele dan Alexio? Simpan di library dan lanjut baca novelnya yah… mari kita cari tau sama2.. terimakasih..

Call_me_MI · Urban
Not enough ratings
128 Chs

Orang asing

"Jika aku tidak salah, Al mu adalah AL_LEXIO!" Tukas Riswan terus terang. Namun bagi Odele itu mengartikan jika dia terbukti memang bersalah. Semua tuduhan Alexio padanya adalah benar. Hingga ia tidak mau mengakui, meski dapat ia lihat bayang pria itu memang sedikit mirip dengan bentuk tubuh dan sikap serta suara milik Alexio. Tapi Odele tetap menyangkalnya.

"Tidak.." Odele terus menggeleng dan mulai menangis, menolak mengakui benar ia telah menghianati Alexio, benar ia yang telah melakukan pengkhianatan itu. Tapi bagi mereka yang melihat, mereka malah mengira jika Odele menolak Alexio, Jelas mereka mengira Odele begitu membenci Alexio, tak terkecuali Alexio, ia juga berpikiran yang sama.

Melihat penolakan Odele, Alexio pun tak sanggup lagi berada di tengah-tengah antara mereka, ia mundur perlahan dan hendak kembali ke ruang kerjanya. Odele yang menyadari itu, berseru memanggilnya lirih.

"Tuan.." ucapnya dengan isakan, dan Alexio berhenti dari langkahnya segera. Ia memejamkan matanya sejenak mencoba mengontrol amarahnya sebelum berbalik menatap Odele. Dia tau, hanya dia yang di panggil Odele dengan sebutan Tuan, sebuah panggilan untuk orang asing. Bahkan Riswan saja ia memanggilnya dengan sangat dekat, tapi pada Alexio, Odele terlihat sangat asing. Sungguh hati Alexio menjadi sakit saat mendengarnya.

"Alexio! panggil aku Alexio, jika tidak, aku tidak akan mendengarkan mu." perintahnya Dingin.

"Ta.. tapi..—"

"Tak ada tapi-tapi!" tatapnya tajam.

'Sebenarnya, apa yang dia mau? bukankah jika aku memanggilnya dengan sebutan itu dia akan menganggap aku tidak menghormatinya? lalu sesukanya menghukum ku? sungguh aku tidak ingin membuat masalah.. Oh tuhan.. mengapa dia bertingkah membingungkan? aku tidak mengerti! apa yang sesungguhnya ia inginkan? tetap memanggilnya tuan adalah cara ku agar tetap menjaga keasingan ini.. agar saat dia yakin aku bukanlah istri yang dia cari, maka saat hari itu datang, ia akan melepaskan aku segera dengan suka rela. Aku tidak mengharapkan dia meminta maaf, aku hanya menginginkan kebebasanku kembali. Dengan begitu akan lebih mudah bagiku berurusan degannya.' Odele bergumam dalam hati.

Odele menatap Riswan seakan meminta pertolongan. Riswan pun mengerti dengan apa yang di eluhkan Odele.

"Apa yang kamu harapkan jika dia memanggilmu Alexio? bukankah dengan dia memanggilmu tuan itu akan mempermudah urusan di antara kalian?" Ucap Riswan yang langsung di angguki oleh Odele. Sungguh Riswan benar-benar dapat memahami dan mengerti ketakukannya.

"Aku tidak ingin lancang, dan mendapatkan hukuman lainnya.." tambah Odele takut dengan isakan yang masih tersisa.

Alexio maju 2 langkah untuk mendekatkan jarak nya dan Odele. Dengan hembusan napas kasar, ia mempersiapkan ancang-ancang untuk kembali menekan gadis yang ada di hadapannya.

"Kamu akan mendapatkan hukuman, setiap kali kamu tidak menuruti perintahku. Dan kamu camkan ini! siapapun yang membantumu akan menerima resiko atas semua kelancangan kamu itu! kamu mengerti?!" Ancam Alexio dengan memberi penekanan di setiap kata-katanya, sembari menatap Kearah Riswan dan bu Yuni bergantian setelah ia selesai melemparkan kalimat ancamannya pada Odele yang seketika tubuhnya bergetar karena takut.

Ia tau, pria itu tidak main-main dengan ucapannya.

"Tidak.. tolong jangan libatkan mereka.. aku.. aku bersedia, aku akan menuruti mu tuan.. apapun.. apapun.." Pinta Odele yang kembali menitikkan air matanya memohon. Sedang bu Yuni juga ikut menitikkan air mata karena iba melihat nyonya mudanya yang begitu rapuh dan terus menerus di tindas oleh tuannya, sedang Riswan telah mengepalkan kedua tangannya menahan kesal.

"A L E X I O!!" ejanya sembari memnundukkan diri dan berbicara tepat di depan wajah Odele.

"Ba.. baik.. Alexio.." ucapnya dengan lirih sedikit sesegukan, Odele seakan kehabisan tenaga untuk berdebat dengannya. Namun terselip di dalam hati, untuk mencoba memberanikan diri mengatakan apa yang ingin ia utarakan sejak awal, mumpung masih ada waktu bertemu pikirnya. Lagi pula berbicara di keramaian akan lebih aman, dari pada harus berbicara berdua. Jika saja Alexio akan kembali menyakitinya, ia yakin Riswan tidak akan tinggal diam.

Meski terdengar jika Odele memanfaatkan Riswan, tapi gadis itu tidak memiliki pilihan, karena nyawanya yang menjadi taruhannya. Dan tak sekali ia nyaris kehilangan nyawanya hanya karena kesalahan yang tak pernah ia buat.

Sedang Riswan, tentu ia dapat menjaga dirinya sendiri, itu terlihat jelas dari tubuh kekar yang ia miliki. Bahkan pria itu tidak tampak seperti dokter, ia lebih cocok menjadi seorang model

'Sebelum dia pergi lagi, akan membutuhkan waktu dan tenaga hanya untuk menunggu kesempatan ini tiba, meski mungkin berpeluang kecil untuk berhasil, tapi aku bukanlah orang yang mudah menyerah.. aku akan terus berusaha agar terbebas dari sini. Semoga dia berbelas kasih hari ini. Tuhan.. beri aku keberanian' gumam Odele sebelum mengutarakan permintaannya.

Odele menelan salivanya, "aku sungguh tidak tau apa kesalahan ku di masa lalu padamu, tapi aku dengan tulus meminta maaf.. maukah kamu memaafkan ku? dan melupakan semua?" ucapnya dengan suara sesegukan. Berhenti sejenak mengambil udara, dan Alexio masih menunggu ucapan Odele selanjutnya yang jelas masih terlihat menggantung "ehm.. Dan.. dan.." Odele kesusahan menelan salivanya "Dan biarkan aku p p per..gi??" ucapnya gugup setengah mati, walau sesungguhnya ia tau jawabannya, tapi tidak ada salahnya mencoba.

"TIDAK!!!" Jawab Alexio dingin, dan berlalu pergi segera dari tatapan sedih semua orang. Sedang Odele kembali terisak, entah apa dosanya di masa lalu hingga ia yang harus bertemu dengan orang sekejam Alexio dan bertanggung jawab atas kesalahan yang tak pernah ia perbuat.

BAMMMM!!!! Alexio membanting pintu dengan kerasnya. Sedang Odele kembali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya menangis terisak-isak.

"Odele.. sudah.. jangan menangis lagi.. kamu tidak boleh banyak pikiran, untuk saat ini, kejadian barusan menandakan ada sesuatu yang salah pada otak mu. Kamu harus bertenang diri.. jangan terlalu larut dalam kesengsaraan oke? lihat di sekeliling mu, kami semua menyayangi mu.. dan aku yakin, Alexio juga merasakan hal yang sama, hanya saja caranya buruk dalam menyampaikannya." pujuk Riswan pada Odele yang jelas tak terpengaruh sedikitpun.

"Bu.. aku titip dia padamu.." Ucap Riswan pada Bu Yuni, ia pun dengan segera melangkah keluar dari kamar Odele dan menuju ke ruang kerja Alexio.

"Aku ingin bicara!" ucapnya langsung kala melihat Alexio tengah menyenderkan kepalanya pada senderan kursi kebesarannya sembari meletakkan pergelangan tangannya di kening, dengan kaki yang bersilang diatas meja.

"Kau sudah kehilangan sopan santun dan lupa cara bagaimana mengetuk pintu?" eluh Alexio yang masih memejamkan mata tak perduli.

"Aku tidak ingin basa basi!" Ucap Riswan langsung melangkah masuk ke ruang kerja yang ber temakan warna abu-abu pucat itu.

"Oh!" Ucap Alexio sembari mendudukkan diri dan menatap Riswan tajam. "katakan apa mau mu?"