"Sebenarnya aku sering memimpikan hal yang berbeda.. dimana aku merasa jika aku di dorong oleh seseorang.. tapi.. mimpi hanya lah bunga tidur.. itu tidak nyata.. sebagai seorang dokter, orang akan mengira aku dokter gila dan mempertanyakan lisensiku jika percaya pada bunga tidur.." senyum Odele dengan raut wajah sedih yang tak dapat ia sembunyikan.
"Pada awalnya, aku memang menganggap ini hanyalah bunga tidur… Hanya sa.. jaaaa kenapa aku sering memimpikan hal yang sama berkali-kali? Ini cukup membingungkan… dan juga tentang pria itu.. dy juga selalu muncul di dalam mimpiku.. aku tidak mengerti.. dan tak tau harus berbuat apa? Harus bertanya kemana?" Ucap nya dengan suara yang semakin lirih seperti orang mabuk.
ZzzZZzzzZzzzZzz.. Tampaknya gadis itu bercerita hingga tertidur.. setelah mendengar napas teratur dari Odele, Alexio pun yakin jika gadis itu telah masuk ke alam mimpinya semakin dalam..
"Pria? Pria mana? Yang bisa memasuki mimpinya? Apa dia?"
Meski pikirannya cukup terganggu dengan hadirnya berbagai pernyataan membingungkan.. namun saat ini ia tak ingin memikirkan apapun.. ia hanya ingin menikmati waktu berdua bersama gadis itu.. mengingat manisnya masa2 pacaran mereka yang Long Distance Relationship (LDR). memupuk rindu yang begitu dalam.. hingga membuat nya bingung dengan perubahan drastis perilaku Odele setelah mereka menikah.
Namun ia kembali merasakan indah nya masa2 sebelum menikah setelah melihat gadis di hadapannya ini tertidur pulas..
Ia pun membaring kan kepala nya pada bantal yang juga tengah di gunakan Odele, membuat wajah mereka berhadapan dengan sangat dekat.. napasnya menyapu wajah Alexio. Tanpa sadar ia pun menghirup setiap helaan napas yang keluar dari rongga hidung gadis itu. Benar-benar bersih, ia menyukai helaan napas gadis itu yang sekarang.. sebelumnya ia cukup terganggu karena istrinya perokok berat.. hingga Alexio kerap tidur membelakangi istrinya.
"bagaimana bisa aku merasakan ketenangan saat melihat wajah tertidur mu? perasaan ini sungguh familiar.. persis seperti masa-masa kita saat masih pacaran dulu.. kenapa kamu tidak tetap seperti ini ketika kita menikah? seharusnya kita bisa menjadi pasangan yang bahagia dan sempurna… kenapa kamu merusak semua nya? merusak semua mimpi kita? kenapa? lalu sekarang kembali bertingkah seperti sebelumnya, kamu mengira aku ini apa? apa aku hanya lah mainan mu? katakan.. Seperti apa sifat mu yang sebenarnya?" Bisik Alexio sembari menunjuk hidung kecil nan runcing milik Odele.
"Ugh... ugh..." Odele meringis bermimpi buruk.. Alexio hendak membangunkannya, namun ada keraguan di dada.
"Si.. siapa ? .. ka.. mu.. siapa ? AL??" ucap Odele sembari tangannya seakan sedang berusaha menggapai sesuatu di udara. Alexio pun menangkap tangan itu.. dengan segera menenangkan mimpi buruk Odele.
"aku di sini.. tenang lah.. tak perlu takut.." ucapnya tanpa sadar memeluk tangan gadis itu dan tersenyum. Ia tampak terhanyut dan sangat menikmati kebersamaannya dengan Odele saat ini..
JEDER!!!!!! Petir seketika menggelegar di atas kepala Alexio.. ia tersadar dengan apa yang ia lakukan barusan. "ti.. tidak!!" ucapnya menggeleng dan melepaskan pelukannya pada tangan si gadis yang masih tampak tengah berbaring di ranjang rumah sakit itu.
"mengapa aku bertingkah bodoh? Jangan katakan jika aku kembali masuk dalam perangkapnya. Aku tidak sebodoh itu!" Kesalnya dalam hati sembari mengusap wajahnya kasar.
"Aku tidak akan terpengaruh pada mu lagi Odele!! tidak setelah kamu menghianatiku!!" ucap nya kesal. Namun tentu itu hanya sekedar ucapan di mulut, mencoba menipu diri sendiri, sementara hatinya telah bergumam mencari kejelasan dan terselip sebuah harapan agar dapat bersama di masa depan.
'Oh tuhan… apa yang dia ucapkan barusan? "AL??" setelah sekian tahun menikah, ia bahkan bagai melupakan panggilan itu… tidak pernah menyinggung dan memanggil ku dengan sebutan AL, tapi mengapa sekarang tiba-tiba ia bahkan memimpikan dan menggunakan nama itu lagi? apa maksudnya? apa yang ia inginkan? apa tujuannya yang sebenarnya? mengapa pertanyaan-pertanyaan ini menyiksa ku oh tuhan… ada apa ini sebenarnya? Mengapa hatiku menjadi goyah…mengapa aku merasa jika mereka adalah orang yang berbeda? Mengapa aku merasa lebih mengenal sosok yang kini ada di hadapan ku?, dari Odele yang pernah menjadi istri ku? Apa yang harus aku lakukan? Harus kah aku mencari tau?? Tidak… tidak perlu repot-repot mencari tau, ini rencana busukmu lagi kan? Kamu kembali mencoba mengincarku hanya untuk menipuku lagikan ?' Gumamnya kebingungan.
Ia pun kembali teringat pada memory kenangan indah ketika pertemuan pertama mereka.
Tanpa ia sadari, Odele pun tengah berada di masa yang sama melalui mimpinya.
*Swedia
18 tahun yang lalu, tepatnya di DESA UMEA.
Seorang gadis kecil tengah memainkan sebuah alat musik biola dari dalam rumah kacanya..
bukan.. bukan rumah kaca khiasan yang biasa di tumbuhi tanaman-tanaman.. tapi sungguh.. lantai atas rumahnya memang terbuat dari kaca secara keseluruhan..
Tiada maksud lain.. ibunya hanya ingin anaknya itu nyaman saat berada di rumah.. karena sang anak tidak di perbolehkan keluar rumah, jadi sang ibu sengaja membuat lantai 3 rumah mereka itu menjadi tempat tersantai dan bermain untuk anaknya sembari menghabiskan waktu dan melepas kebosanan dengan membuat keseluruhan ruangan tersebut menjadi Glases Room dengan berbagai manfaat, selain ruangan tersebut penuh dengan berbagai alat musik.. anaknya juga dapat melihat pemandangan dari berbagai sudut melalui lantai tertinggi rumah mereka.
Tidak hanya di buat berdasarkan lantai tertinggi, namun, rumah mereka juga berada di tempat tertinggi.. jadi memungkinkan untuknya melihat sekeliling suasana Desa yang asri.. tak jauh dari sana juga terdapat hamparan laut nan membentang luas.. dengan disuguhkannya pemandangan sunset di setiap harinya.
Dari sekian banyaknya alat musik yang ada di dalam ruangan, tampaknya minatnya jatuh pada alat musik biola, meski sebenarnya ia juga mahir dalam memainkan alat musik lainnya.
Si gadis kecil akan memainkan biola tersebut setiap ia merasa rindu dan kesepian. sungguh.. ia tidak memiliki teman.. bahkan ia juga tidak bergaul dengan para tetangga.. ibunya melarangnya.. meski ia tidak tau alasannya..
Gadis kecil itu adalah gadis yang penurut.. ia tidak membantah, bertanya dan berusaha mencari tau.. ia hanya berfikir ibunya tentu akan memikirkan yang terbaik untuknya.. jadi.. ia pun memutuskan untuk menurut saja.
Ia juga Bersekolah dengan jalur Homeschooling.. dan belajar memainkan alat musik pun melalui jalur private.. walau begitu, ia sudah senang.. meski hanya mengenal guru, tukang kebun, ibu koki dan ibu pengasuh serta beberapa pelayan yang memang bertugas dirumahnya, Odele kecil sudah sangat bahagia.. ya.. si gadis kecil itu bernama Odele Naida
Beruntung.. kesemua pekerja di rumahnya adalah orang-orang baik.. jadi Odele pun tetap bisa tersenyum dan tertawa meski rasa rindu dan kesepian menggerogoti hatinya.
Hari itu.. Odele yang baru berusia 9 tahun, sungguh merasa sangat merindukan ibunya yang tak kunjung kembali sejak 3 bulan yang lalu.. meski ia tidak kekurangan perhatian.. namun ia sungguh sangat merindukan sosok ibunya. Melihat anak-anak tetangga yang sebaya dengannya tengah bermain, mengobrol dan bersenda gurau dengan ibu mereka sungguh membuatnya iri.
Odele kecil berusaha menghubungi ponsel ibunya yang tak kunjung di angkat, ia pun hanya bisa melampiaskan kekecewaannya dengan bermain biola..
Matanya terpejam… menghayati nada yang berhasil menenangkannya.. ia pun larut terlalu jauh membayangkan jika dirinya dan ibunya tengah bermain kejar-kejaran. hingga tanpa ia sadari, para tetangga telah berkumpul di luar pagar rumahnya. mereka tampak memotret dan mengabadikan permainan biolanya yang jelas begitu piawai dan menyentuh hati… Orang-orang larut seketika menikmati sembari merekam menggunakan hp mereka masing-masing.
Matanya kembali terbuka perlahan setelah ia menyelesaikan permainannya dengan napas yang terengah-engah karena kelelahan…