webnovel

Volume 1 prolog Profesor

Bumi, tahun 2030.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah sepakat untuk melakukan penelitian besar-besaran di benua Antartika. Penelitian ini mengakibatkan pencairan bertahap lapisan es di Antartika, yang pada akhirnya menyebabkan tenggelamnya sebagian besar tanah di berbagai benua.

Dampak mencairnya es di benua Antartika sangat signifikan bagi manusia, menyebabkan mereka kehilangan sebagian besar lahan. Situasi ini berdampak serius terhadap masyarakat, menciptakan kondisi kelaparan yang terburuk dalam sejarah. Kelaparan ini menyebabkan hilangnya sekitar 1,3 miliar jiwa.

Peristiwa ini menjadi tragedi global yang memperburuk kondisi lingkungan dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia di Bumi. Tragedi ini juga menimbulkan kekhawatiran terbesar, yaitu dimulainya Perang Dunia III akibat kelaparan yang melanda. Setiap negara yang terkena dampak bencana ekonomi akan bersaing untuk mendapatkan sumber daya di benua utama yang tidak tenggelam.

Tragedi ini tidak hanya memicu Perang Dunia III, tetapi juga memicu konflik nuklir yang memperparah bencana alam di seluruh dunia. Situasi ini semakin memperburuk kondisi planet dan membawa dampak yang mengerikan bagi kehidupan manusia secara global.

---

Australia, Gurun Gibson, tahun 2034.

"Kalian adalah orang-orang yang dipilih secara ketat untuk misi menumbuhkan kembali benih kemanusiaan. Kalian akan dikirim ke planet bernama Horden, sebuah planet yang mirip dengan Bumi. Operasi ini akan dinamai 'OUTDOOR03'."

"Michael Fedorov!"

"Yessir!"

"Kamu akan menjadi Pemimpin Kru ini. Tablet ini berisi seluruh pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia, dilengkapi dengan fitur-fitur tercanggih yang kita miliki. Ambil ini sekarang."

"Yessir!"

"Hana Yamada, Irfan Hakim, Lin Feng, Ruby Emily Walker, Olivia Anderson, dan Michael Fedorov, ketahuilah di planet baru ini kita adalah 'Bumi'. Catatlah kami sebagai bagian dari sejarah!"

Mereka menganggukkan kepala dengan semangat, siap menjalankan misi penting ini.

Mereka berangkat menuju planet Horden dengan perasaan campuran antara harapan dan kecemasan, membawa tablet yang berisi pengetahuan dan teknologi terkini. Sebagai pemimpin kru, Michael Fedorov merasa beban tanggung jawab yang besar dalam menumbuhkan kembali kehidupan manusia di planet baru ini.

"Kapsul ini akan membekukan kalian dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Perjalanan ini menjadi harapan bagi manusia yang hampir punah. Kalianlah yang membawa beban harapan kemanusiaan."

"Profesor...."

Pria tua itu terus berbicara dengan suara yang

penuh kekesalan. Ia menggambarkan ketidakpuasan terhadap tindakan para politikus dan kapitalis yang dianggapnya serakah. Dalam pandangannya, mereka telah menguras sumber daya bumi dengan terlalu banyak mengambil tanpa memikirkan dampaknya.

"Ini adalah hasil dari keserakahan manusia sendiri," ucapnya dengan nada penuh kecewa. "Mereka telah melupakan nilai-nilai penting seperti keberlanjutan dan keadilan. Sekarang mereka terperangkap dalam masalah yang mereka ciptakan sendiri dan berusaha memohon bantuan. Ironis, bukan?"

Pria tua itu melanjutkan dengan pandangan yang jauh. Ia merenungkan konsekuensi dari tindakan manusia yang serakah, sementara keputusan yang diambilnya adalah untuk meninggalkan situasi ini. Ia merasa bahwa jalan hidupnya akan lebih baik tanpa terjebak dalam lingkaran keserakahan dan penderitaan yang terus berlanjut.

"Dalam keputusan ini, aku tidak ingin memikirkanmu, Michael," katanya dengan suara lembut. "Aku yakin kamu memiliki jalanmu sendiri, dan mungkin itu akan menjadi jalan yang panjang. Tetapi aku percaya bahwa kalian semua bisa melewatinya, tanpa harus terlibat dalam semua kekacauan di dunia ini."

Pria tua itu menatap pemandangan di depannya dengan tersisa sedikit harapan. Meskipun situasinya suram, ia masih menemukan sedikit harapan dalam keputusannya untuk menghindar. Ia menyadari bahwa meski dunia ini mungkin terus terjebak dalam keserakahan dan masalahnya sendiri, setidaknya ia dapat mencari kebahagiaan dalam jalan yang ia pilih sendiri.

Kapsul pun ditutup, dan para kru mulai membekukan diri untuk perjalanan antariksa.

"Haaa, tidak ada informasi yang kami temukan tentang planet ini, namun planet tersebut sepertinya sangat cocok untuk manusia. Tetapi, kami masih perlu melakukan investigasi lebih lanjut. Planet ini menarik minat saya, saya ingin melanjutkan penelitian ini lebih lama. Sayangnya, waktu yang tersisa bagi manusia di planet ini semakin berkurang. Dalam 4 tahun, diperkirakan hanya tersisa 700.000 jiwa, padahal sebelumnya populasi manusia mencapai 8 miliar. Bencana kelaparan telah menelan korban sebanyak 1,3 miliar jiwa, sekitar 1,6 miliar orang tewas dalam waktu 2 hari karena Ledakan Nuklir, dan sisanya terkena dampak radiasi nuklir dan bencana-bencana susulan lainnya. Hahaha, mungkin saja aku salah satu orang yang melihat kiamat dengan mata kepalaku sendiri," pria tua itu mendesah pelan, lalu bergumam sendiri.

Pria tua itu keluar dari roket dan memasuki ruang kontrol melihat beberapa teknisi, dan mulai memberikan perintah.

"Bersiaplah, jadwal peluncuran akan dilakukan dalam waktu 30 menit. Bunyikan alarm untuk memanggil seluruh teknisi ke ruang kontrol."

Dua menit sebelum peluncuran, semua teknisi sudah berkumpul di ruang kontrol dan hitungan mundur dimulai.

120...

119...

118...

30...

29...

Bumi tidak dapat diselamatkan, tetapi kalianlah yang membawa harapan.

Semoga beruntung!

3...

2...

1...

Next chapter