webnovel

Hopelessly Depend

Dia hanya sekedar singgah bukan untuk sungguh

Torymissugi · Teen
Not enough ratings
8 Chs

1. Happy Birthday

Bulan Juli hari ke dua puluh tiga di tahun ke dua puluh dua ku, tak ada yang berbeda dengan tahun sebelum nya, ucapan selamat dari beberapa orang teman yang mengingatkan bahwa aku mendapat tambahan angka, usia. Irene Putri Hartanajaya, ya, itu adalah namau. Aku biasa di panggil Irene (airin) atau Ririn, sebenarnya hanya ayahku yang memanggil ku Ririn.

07.00 am

Pagi yang biasa dan dengan suasana yang biasa juga, ya, meskipun aku single tapi kebiasaan pagi hari setelah bangun tidur tetap lah seperti orang lain, ya benar sekali menatap layar ponsel. Selain untuk menyegarkan mata dengan memandang wallpaper idolaku tercinta dengan senyumnya yang mengalihkan duniaku di pagi hari, juga untuk melihat barangkali ada notifikasi pesan atau sms dari operator.

Dan ternyata ada 3 pesan notifikasi yang masuk dan sudah bisa di tebak siapa pengirim nya.

"selamat ulang tahun adek ku sayang" pesan dari kakak tertuaku di grup keluarga dan di ikuti oleh beberapa pesan saudara lain.

"HBD my sahaBAD semoga tambah BAD ya kita, ngehalu nya semoga makin lancar juga semoga makin memperluas ya kan kemaren udah korea, thailand,jepang mungkin mau nambah ke arab??" pesan tanpa akhlak dari sahabat ku Laurent.

"ciye tambah tua, cepet cari pacar ya cantik masa iya cantik-cantik ga punya pacar?, atau jangan jangan kamu juga suka sama yang cantik nih?? hehe bercanda" pesan dari Edwin, singkatnya, sahabatku tak ada yang memiliki akhlak.

Aku membalas chat mereka dengan stiker terimakasih tentunya. Singkat dan jelas, iya kan?.

Karna matahari sudah beranjak dari tempatnya, aku pun juga harus segera beranjak dari tempat tidur ku untuk bersiap mengadu nasib di luar rumah. Menatap cermin sebelum mandi dan berpose seolah sedang melakukan sesi poto, sudah menjadi rutinitas di pagi hari.

"yah, lumayan lah kw 100 nya mbak Irene RedVelvet" kata ku sembari menyibak rambut ku.

"waras? udah tua tu sadar diri, cari pacar kek, cari calon suami kek, cepet nikah lah pokoknya biar aku juga bisa tenang kalo punya cowok" kata-kata tajam dari mulut adik ku tercinta dengan ekspresi datarnya berbeda sekali dengan namanya Ashana Putri Hartanajaya.

"so what?, apa hubungan nya sama aku?, selera mu bukan seleraku" saut ku sembari berjalan menuju kamar mandi.

"semua temenku pasti bilang nya lebih cantik kakak nya ya dari pada adik nya, apa lagi kalo cowok lah" jawab nya sebal.

"itu berarti cowok mu cuma lihat penampilan aja" jawabku sambil berteriak dari dalam kamar mandi.

Persiapan seperti biasa, makeup natural tapi apik, rambut rapi, id card, jam tangan, sepatu sporti parfum kesayangan dan jangan lupa beberapa peralatan untuk kerja dalam tas dan siap berangkat. Bersama sepeda motor perjuangan ku yang ku beri nama kupi si putih cantik yang selalu menemani ku dalam hujan dan panas, semoga hari ini menjadi berkah dan pahala ku dalam berkerja.

Jalanan yang ku susuri hari ini terlihat seperti biasa dengan kebisingan di pagi hari nya, sinar sang mentari yang hangat memeluk dengan sedikit hembusan angin pagi hari yang segar. Apakah kalian juga sering bernyanyi saat di jalan?, aku sering melakukan nya walaupun suaraku tak begitu enak di dengar karena cempreng seperti anak SD. Perjalan dari rumah menuju kantor sekitar 15 menit, kurang lebih aku akan menyanyikan 5 lagu dalam perjalanan, sembari melatih pernapasan.

Tak ada tanda-tanda aneh di sekitar kantor hari ini seperti teman-teman yang tiba-tiba berperilaku canggung atau lain nya. Absen sidik jari seperti biasa di lantai satu kantor kemudian menuju lantai tiga dimana meja kerja ku berada. Sekedar informasi saja, aku berkerja sebagai seorang trainer di sebuah perusahaan smartphone di kota ku, di usia semuda ini mendapatkan kesempatan yang langka, tapi seperti nya hanya di lingkungan pekerjaan ku saja yang tau bagaimana sulitnya pekerjaan seorang trainer smartphone. Beberapa kado, tidak, ternyata hanya ada 4 kirimian bunga untuk tahun ini yang ada di atas meja kerja, dari seorang promotor, kemudian dari teman sesama trainer, lalu dari HRD dan juga ada satu dari teman lama yang membuatku terkejut dan teringat waktu yang lalu.

Satu tahun yang lalu sebelum aku menempati posisi sebagai seorang trainer, aku adalah seorang promotor di salah satu konter di kota ini, dari situ lah kami kenal dan menjadi teman yang cukup baik. Selain itu kami juga berada di bawah satu brand yang sama, siapa yang kenal dia pasti kenal aku juga. Namanya Ian, dengan paras yang bisa di bilang rupawan, tinggi dengan tubuh atletis nya dan juga pemikiran nya yang kritis tapi dia juga menyimpan sejuta misteri. Aku pun mengirim pesan terimakasih pada mereka, sekedar basa-basi di pagi hari. Belum sempat aku mengirim pesan pada Ian, dia mendahului ku.

"selamat ulangtahun ya anak papah semoga tambah dewasa, tergapai semua yang di inginkan dan selalu di lancarkan segala urusan nya, papah cuma bisa kasi itu aja hehe" tulisnya singkat. Aku sering memanggilnya papah karna sikapnya yang dewasa dan dia sering memanggilku anak nya.

"iya pah ga papa kok, kapan-kapan kita makan bareng nih, udah lama ga makan bareng".

"kapan ya papah ada waktu luang?, papah transfer aja gimana? kamu makan-makan sama teman kamu aja nanti papah bisa kapan-kapan kalau ada waktu luang"

"ih emang aku apaan di transfer buat traktir temen, lagian aku kan ngajakin papah"

"iya ga papa, sama temen kam aja dulu, beneran"

"nggak ah, emang apaan sih"

"ga papa beneran, kamu kira aku nipu?.

"biar ga di kira nipu makanya seriusin dong jangan di gantung hehe" candaku seperti biasa.

"aku nikahin kalau mau di seriusin"

"hadiah nya nikah ni?, so sweet banget"

"ya kalau kamu mau, kamu juga tau kan aku uda umur waktunya cari yang mau di ajak serius, kalau ada yang mau serius ya sikat aja, apa lagi uda kenal jadi ga usah PDKT lagi atau mulai dari awal"

"ayo deh kapan ke rumah"

"bentar"

Karna jam kerja sudah mulai, aku pun lupa dengan percakapan kami melalui pesan di pagi hari ini. Perkerjaan yang menumpuk di tambah dengan dateline yang mengejar membuatku sibuk sampai tak terasa matahari sudah mulai menjemput senja.

04.30pm

"HAPPY BIRTHDAY Irene!" kejut teman-teman kantor sembari membawa kue ulang tahun dengan lilin yang menyala di atasnya.

"ayo adek make a wish yang tambah tua!" kata seniorku kak Dita dengan tatapan nya yang seperti mengejek.

1 2 3 ku tiup lilin nya dengan semua harapan yang baik. Tepat setelah ku tiup lilin itu notifikasi di handphone ku berbunyi.

"tanggal 4 hari minggu bulan depan aku kerumah mu ya, kita ngobrol-ngobrol" pesan dari Ian yang kubalas iya.

Walaupun berbeda tapi terasa seperti adegan di sebuah drama Korea, saat pemeran utama wanita meniup lilin kemudian sang pemeran utama lelaki muncul di hadapan nya. Tapi tak terlalu ku pikirkan, bukan kah kami juga sudah sering bercanda dan bertemu seperti biasa?.

*******

Tak terasa hari-hari cepat berlalu,Ian dan aku pun menjadi sering bertukar pesan setelah percakapan yang kukira candaannya itu. Terasa aneh karena aku bukan tipe orang yang selalu bertukar pesan tiap detik.

"ibu ku udah aku ceritain tentang kamu lho, seneng banget, kapandi ajak kerumah katanya" katanya dengan emotikon tersenyum. Sesaat aku sempat bingung, apa ini beneran?jadi, ini beneran hadiah ulang tahun dari tuhan? Tanpa sadar aku pun tersenyum menatap layar handphone ku.

"ciyeeee ada yang tersenyum sampai pipi nya merah cem tomat nih" celetuk kak dita.

"deket sama siapa adek?"

"ih apaan sih?" jawabku dengan salah tingkah.

03.08.2019

07.00am

Akhir pekan akhir nya datang juga, meskipun sudah biasa, sepertinya ada yang ku lupakan. "Kling" suara notifikasi dari handphone ku terdengar memecah kedamaian pagi hari ku.

"aku besok beneran ke rumah mu lho, aku ajak temen ku ya, temen deket ku dari kecil, kenalin sekalian soal nya mereka pengen tau".

Rasanya hari-hari biasa ku berubah dengan sendirinya. Jika biasanya pagi ku disambut dengan wallpaper foto dari idolaku, sekarang aku sudah terbiasa dengan morning text dari Ian. Aku pun juga gampang tersenyum sendiri saat teringat beberapa pesan yang dia kirimkan.

-~-~-