pagi ini kami bertengkar lagi, tidak kalau kupikir pertengkaran kami hanyalah sebuah penghakimannya untuk diriku, setiap kali ia marah ia selalu menyudutkanku dengan kalimat-kalimatnya membuat luka dihatiku kian perih
aku tak pernah membalas ucapannya
apapun yang ia katakan
entah kenapa sejak dulu, bibirku terkunci tak bisa kugerakan
aku hanya bisa mengambil nafas meski rasanya makin sesak
aku mencoba menahan air mataku diantara suara penghakimannya
kenapa..... kenapa....
kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk mengucapkan satu kata
tidak maukah kau mendengar suaraku
kenapa ..... kenapa .....
apa artinya aku bagimu
apa kau sudah lelah menghabiskan hidup bertahun2 bersamaku
apa kau merasa kau salah memilih pasangan hidup untuk hidupmu.....
air mataku tumpah tak tertahan lagi, namun ia pergi begitu saja begitu melihatku menangis....
apakah air mataku tak cukup untuk menyentuh relung dihatimu ?
tangisku semakin deras, pelupuk mataku kian basah rasa sakit di dadaku kian meledak
Tuhan.... kenapa aku harus menjalani kehidupan sesakit ini
dimanakah sesungguhnya kebahagiaan untuk hidupku
aku benar-benar putus asa,,,, aku jatuh berulang ke dalam jurang yang gelap dan menyakitkan
membuatku akhirnya mengambil kesimpulan sesungguhnya harapan itu tak pernah ada , harapan itu hanyalah bualan kosong yang sia sia
karena doa yang tak pernah terkabulkan