webnovel

Kedamaian yang Membosankan..

Diawali dengan pagi hari di halaman sekolah nampak mobil sport terbaru dan terlihat mewah melintas dengan lambat di halaman sekolah membuat semua siswi di sekolah menjerit dan bersemangat..

Yup siapa lagi kalau bukan Arlendo Reynal Subroto anak pemilik perusahaan ternama dan terbesar di kota D selain itu memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh dunia....

"Kyaa Prince Rey" teriakan siswi Yang menggila karena melihat sesosok lelaki yang keluar dari mobil dengan memegang tasnya di salah satu pundak dengan tangan satunya berada di saku celananya.. wajah yang tampan putih sudah tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata karena ciptaan Tuhan yang begitu sempurna hingga tidak ada cacat yang ada bak dewa yang turun ke bumi meluluhkan semua yang melihatnya...

Sosok tersebut begitu sempurna hingga semua siswa rela berjemur dan datang untuk mengantri demi melihat wajahnya di sekolah..

Namun wajah yang sempurna tersebut tidak pernah tersenyum membuat sosok tersebut begitu dingin dan misterius menambah daya tariknya...

Rey yang begitu cuek karena sudah terbiasa dengan hal tersebut di pagi hari. Sambil berjalan menuju ruang kelasnya semua mata tertuju padanya hal tersebut berlangsung hingga Rey duduk di kursinya. Rey duduk di kursi deretan paling Akhir dan dekat dengan jendela matanya menatap keluar jendela serta angin berhembus menerbangkan rambut rambut halusnya menambah daya tariknya..

hal tersebut terlalu menyenangkan untuk dilihat dan menjadi tontonan oleh teman sekelasnya...

Tangan yang menyangga dagunya dengan pose yang sempurna siapapun yang melihatnya ingin menjadikan gambar dirinya menjadi foto profil atau foto pajangan namun tidak ada satupun yang berani melakukan hal tersebut karena mereka tahu apa konsekuensi dalam tindakan tersebut..

pernah salah satu adik kelasnya ketahuan sedang memotret Rey dengan kamera HPnya dan dalam waktu kurang dari 5 menit dia telah di keluarkan dari sekolah. Adapun murid lain yang tidak sengaja menyinggung atau pun menyentuh Rey mereka tidak langsung dikeluarkan tetapi hal tersebut berdampak pada perusahaan keluarganya. Sehingga tidak ada yang berani macam-macam dengan Arlendo Rey ini...

Lamunan Rey tersadar pada saat pundaknya di tepuk oleh salah satu sahabatnya Andy yang juga di kenal sebagai anak Kepala Sekolah dari sekolah yang bergengsi dan khusus untuk orang kaya ini. Semua murid yang besekolah di sekolah tersebut tergolong kelas Atas hingga Elit walaupun hanya ada 5 siswa miskin berprestasi di tiap angkatan sehingga murid miskin di sekolah ini memang bisa di hitung jari.

Karena tepukan tersebut membuat Rey bergerak refleks dan langsung menggenggam kuat jari tangan Andy hingga Andy segera melepas dan mengibas-ngibaskan tangannya karena merasa sakit...

"Wah Keterlaluan L Rey" jawab Andy..

Rey yang melihatnya hanya bisa tersenyum sambil mengangkat satu bibirnya terlihat seperti senyum licik karena merasa tindakannya mengganggu ketenangan yang baru saja dia dapatkan.

Kaito yang melihatnya hanya bisa tertawa melihat temannya yang berani itu kesakitan.

"Jadi apa yang akan kita lakukan hari ini??" tanya Andy yang juga menghentikan gerakan tangannya yang juga sudah lumayan tidak sakit dan mencair kan suasana..

Rey, Kaito dan Andy merupakan icon yang yang membuat semua siswi yang bersekolah di sekolah ini merasa bersyukur. dengan adanya ketiga siswa tersebut membuat murid lelaki yang ada di sekitarnya hanyalah bagaikan langit dan lumpur. sehingga banyak murid cowok yang merasa iri namun tak bisa berbuat apa-apa karena dari segi wajah dan kekayaan mereka semua kalah telak.

"Target selanjutnya ?" balas Rey menjawab pertanyaan Andy

"Siapa?"

"Dena syaif" Kaito segera menjawab pertanyaan temannya..

"Apa kesalahannya?" tanya Rey sambil menyipitkan matanya membuat tatapannya semakin tajam dengan aura membunuh.

"Menyentuh Lokermu.." ucap Kaito dengan nada mengejek..

Mata yang sudah tajam kemudian lebih disipitkan lagi aura dingin yang keluar semakin membuat orang-orang yang ada di sekitarnya tidak berani mendekat.

"Aku ingin jari tangan yang menyentuhnya menjadi bagian dari koleksiku" kedua temannya mengerti sekali arti dari ucapan rey mereka bertiga tersenyum sinis. di keadaan yang lain Dena yang tanpa mengetahui apa-apa merasa semua bulu kuduknya berdiri merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Sambil menunggu jam sekolah selesai hal ini merupakan waktu yang paling membosankan karena tidak ada apapun kejadian menarik yang terjadi. Hal ini membuat Rey hampir mati kebosanan dengan jari tangan yang dimainkan di atas meja dengan tangan lainnya menopang dagu Rey memikirkan hal-hal gila yang akan dia lakukan setelah pulang sekolah.

Rey merupakan murid terpintar di sekolahnya sehingga banyak guru yang memuji dirinya, untuk menjaga populitasnya mau tidak mau Rey harus bersekolah setiap hari dan tidak pernah absen sehingga dia dapat menutupi keburukan-keburukan yang sudah dia lakukan.

Akhirnya bel berbunyi tandanya pelajaran telah usai dan tiba waktunya dia melancarkan aksinya..

Next chapter