webnovel

His Secret Plan

Rafael adalah seorang pembunuh bayaran yg mendapat tugas untuk membunuh Myesha, istri dari pengusaha bernama Ezra Kalingga. Dengan bantuan Vania, Rafael akhirnya dapat menculik Myesha yang sedang mengandung itu. Bagaimanakah akhir hidup Myesha? Dapatkah Ezra menyelamatkan istrinya itu? Atau Rafael bergerak lebih cepat dari Ezra? Dan semenjak berurusan dengan Myesha, Rafael memiliki ketertarikan yang berlebihan terdapat wanita hamil. Genre : Romance, Family, Mystery, Crime.

anakecilucu · Teen
Not enough ratings
10 Chs

Chapter 4

"AAKKHHHH!" teriak Myesha kencang saat sesuatu yang keras memasuki vaginanya. Belum sempat Myesha menghembuskan napas, laki-laki jahanam di atasnya sudah lebih dulu menggenjot tubuhnya dengan membabi buta.

"Kau nikmat sekali, Myesha shh..." ucap pria itu sembari mendesis nikmat. Tangannya sengaja mengelus perut buncit Myesha yang mau tak mau membuat Myesha meremang.

Pria bernama Rafael itu terus memaju mundurkan tubuhnya tanpa mengurangi tempo gerakannya tak peduli dengan keadaan Myesha yang terus saja berteriak dan menangis di bawahnya. Memang benar apa kata orang, tubuh wanita hamil itu lebih nikmat dan lebih mudah membuat orang terangsang.

"Ku... akh mohon... hiks berhen-" ucapan Myesha terpotong saat Rafael tiba-tiba mencium bibirnya menggebu-gebu. Myesha berusaha menutup mulutnya dan terus menggerakkan kepala ke kanan atau ke kiri agar Rafael tidak dapat menciumnya.

"Cih! Menyebalkan!" decak Rafael kemudian melepaskan kejantanannya dari liang Myesha. "Akan kubuat kau menyesal karena menolak ciumanku, Myesha!" lanjutnya.

Sejenak Myesha dapat bernapas lega karena sakit di vaginanya berangsur menghilang. Ia memejamkan matanya dan berharap bahwa semua ini hanya mimpi buruk. Ia berharap sebentar lagi akan terbangun kemudian disambut oleh pelukan hangat dari suaminya tercinta. Tapi-

PLAK!

Tamparan keras pada perutnya membuat Myesha seketika itu juga membuka matanya. "Apa yang... kau lakukan?!" Myesha berusaha membentak dalam ketakutannya.

Mata Myesha bertemu dengan mata hitam Rafael. Laki-laki itu menampilkan seringaian yang seketika itu juga membuat Myesha merinding. "Sudah kubilang aku akan menghukummu, Myesha."

BUG!

Pukulan Rafael terasa begitu cepat menghantam perut buncitnya. Myesha bahkan tidak bisa berteriak karena rasa sakit yang melanda perutnya. Mulut Myesha hanya dapat terbuka tanpa mengeluarkan suara, air matanya kembali menetes.

'Anakku...' ucapnya dalam hati.

"Sebaiknya kau jangan banyak tingkah jika tidak ingin menerima pukulan lagi," ancam Rafael. Myesha yang tidak ingin kehilangan anaknya segera menganggukkan kepalanya dan terus berdoa agar Ezra segera menyelamatkannya dari tempat ini.

Rafael menjilat bibir bawahnya dengan masih menyisakan seringaian di wajahnya. "Kalau kau menurut, aku akan memberikan lebih banyak waktu untukmu agar dapat hidup," ucapnya sebelum kembali merangkak ke atas badan Myesha.

Lelaki itu lagi-lagi memasukkan penisnya ke dalam vagina Myesha. Wanita yang sekarang bermarga Myesha Kalingga itu menggigit bibirnya agar tidak ada desahan yang keluar dari bibirnya. Myesha benci mengakui ini, tapi penis pria asing di atasnya memang lebih besar dari Ezra. Dan Myesha yakin rasanya pasti nikmat kalau saja dia tidak bermain kasar.

"Shh uh!" Rafael sudah kembali mendesis dengan permainan cepat kesukaannya. Tak terhitung sudah berapa jumlah wanita yang pernah ia tiduri, tapi ini adalah pengalaman pertamanya menyetubuhi wanita hamil.

Tangan Rafael kemudian mengelus perut buncit Myesha dengan gerakan memutar.

"Ngh!"

Fokus Rafael teralihkan saat penisnya mendadak terasa basah. Senyum mengejek terpatri di wajahnya. "Kau keluar, Sayang. Kenapa tidak mengaku saja kalau kau juga menyukai permainan ini, hn?"

Myesha sedikit bergidik saat laki-laki itu mengelus pipinya.

"Kau cantik," tambah Rafael sebelum melumat bibir Myesha gemas. Kali ini Myesha tak melawan dan membiarkan Rafael berbuat seenaknya. Dia tidak ingin kandungannya dipukul seperti tadi lagi.

Kedua tangan Rafael yang sejak tadi masih mengelus perut Myesha sekarang berpindah ke dada wanita itu. Diremasnya kedua payudara Myesha dengan sangat keras tak peduli kalau pemiliknya mulai mengerang kesakitan di tengah pagutan Rafael.

"Ya ampun, kau sungguh nikmat, Myesha," Rafael kemudian menjauhkan wajahnya dan kembali menggenjot tubuh Myesha. Rafael dapat merasakan vagina Myesha sedikit menjepit kejantannya dan Rafael tahu kalau sebentar lagi wanita di bawahnya itu akan kembali merasakan orgasme. Dan benar saja beberapa saat kemudian cairan Myesha kembali membasahi penis Rafael.

"Hah hah hah," Myesha bernapas putus-putus. Matanya mulai kurang fokus ditambah dengan rasa nyeri pada vaginanya. "UHK!" Rafael semakin mempercepat gerakannya bahkan sampai membuat tubuh Myesha terhentak-hentak kencang.

"Kau curang sekali," decak Rafael sebal saat mengetahui Myesha sudah keluar dua kali sedangkan dirinya bahkan belum keluar satu kali pun. Tapi harus Rafael akui kalau tubuh Myesha membuatnya terangsang terus.

"Shh," akhirnya rasa meremang itu dirasakan Rafael. Sebentar lagi dia akan mencapai titik klimaksnya. Semakin mendekati titik itu membuat Rafael semakin menaikkan tempo permainannya. Saking tidak sabarnya, Rafael dengan sengaja memeluk tubuh Myesha dan membiarkan tubuhnya membebani Myesha.

Mata Myesha membulat saat merasakan tubuh berat Rafael menekan perutnya. "Sa.. akh... kit," ucapnya terputus-putus.

Berkebalikan dengan Myesha yang merasakan sakit, Rafael justrus merasakan nikmat yang tiada tara saat penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina Myesha. Entah berapa kali penisnya menembakkan sperma, Rafael tidak tahu, yang penting ia merasa begitu nikmat bahkan sampai membuatnya mendesah panjang. Biasanya Rafael bahkan jarang mendesah saat bercinta, tapi tubuh Myesha benar-benar berbeda.

Setelah selesai menumpahkan spermanya ke dalam Myesha, Rafael benar-benar menjatuhkan tubuhnya di atas Myesha. Lelaki itu tersenyum miring saat merasakan perut buncit Myesha sedikit mengganjalnya.

"Ghh! Ghh!"

Dapat dirasakannya Myesha bergerak gelisah di bawahnya berusaha membuat tubuh Rafael menjauh walau hasilnya nihil. "Bayimu bergerak gelisah, Sayang," bisik Rafael tepat di telinga Myesha. Karena perutnya yang menekan langsung perut Myesha, Rafael bahkan dapat merasakan pergerakan liar bayi dalam kandungan Myesha karena mendadak mendapatkan beban berat.

Air mata Myesha sudah tak dapat keluar lagi. Wanita itu menggigit bibirnya keras saat rasa sakit hebat terasa di perutnya. Napasnya memburu dan Rafael suka mendengarnya. Pria itu malah asik mengemut telinga Myesha tak peduli dengan erangan tertahan dan tangis Myesha.

Myesha mengepalkan kedua tangannya yang masih terikat di ujung ranjang demi menyalurkan rasa sakitnya.

BSHHH!

Rafael tersenyum merasakan cairan merembes dari vagina Myesha dan mau tak mau membuat penisnya juga ikut basah. "Air ketubanmu pecah, Sayang. Bagaimana ini?" tanya Rafael sambil tertawa sinis.

Myesha hanya menatap horor langit-langit ruangan tempatnya berada. Kakinya gemetar saat rasa sakit di perutnya semakin menjadi-jadi. Bukannya bangun dari posisinya, Rafael malah dengan sengaja semakin mengeratkan pelukannya pada Myesha dan semakin membuat perut buncit Myesha tertekan.

"Aku penasaran, Myesha..."

Myesha melirik sekilas Rafael dengan peluh yang sudah membanjiri tubuhnya.

"Ghhh!" erang Myesha tertahan.

"... dengan wajah anakmu. Aku jadi ingin melihatnya sekarang," lanjut Rafael yang semakin membuat Myesha ketakutan. Di detik ini, Myesha sadar kalau dirinya akan kehilangan anaknya.

'Maafkan aku, Ezra,' ucap Myesha dalam hati.