Pagi itu, aku menginjakkan kaki ku di sekolah baruku. Aku di antar oleh guru baruku menuju kelas, dan disinilah kisah cinta pertamaku dimulai.
Dikelas ini, aku duduk di samping cowok yang bernama "Resa" , urutan bangku ku dan Resa di paling depan, dan tepat di belakangku duduk seorang cowok , nama nya "Febri".
Singkat cerita, aku, Resa, dan Febri membentuk sebuah persahabatan, di kala jam istirahat, dimana pun itu kita memutuskan untuk selalu bertiga. Hingga pada akhirnya aku mulai merasa menyukai Febri. Untuk pertama kalinya, aku menyukai seorang laki-laki. Aku berpikir mungkin ini hanya rasa suka biasa karna Febri memang orang yang baik, dan wajah nya yang memang ganteng. Aku tau, tak hanya aku yang menyukai Febri, banyak pula dari kelas-kelas lain yang menyukai Febri, bahkan beberapa dari mereka menitipkan salam untuk Febri lewat aku.
Seiring berjalannya sang waktu, aku merasa aku semakin menyukai Febri, jantungku berdebar kencang ketika berbicara berdua dengan nya, bahkan ketika menatapnya, aku tak bisa menahan untuk tidak mengalihkan pandanganku. Sungguh, tak seharusnya aku membiarkan rasa ini semakin berbunga-bunga, Febri itu sahabatku. Di dalam kelas aku terdiam dan menundukkan kepalaku sambil melihat gelang yang ada di tangan ku, gelang berwarna merah, ini adalah gelang persahabatan kita. Namun, rasa ini benar-benar berubah, apakah aku harus menceritakan nya pada Resa ? Tapi aku takut Resa akan membocorkan nya pada Febri.
Dan akhirnya aku curhat dengan teman sekelas ku namanya "Sinta" , hampir setiap hari aku curhat dengan nya, dengan rasa terhadap Febri yang masih sama.
Hingga, pada akhirnya tiba-tiba aku mendengar gosip dari semua teman sekelas ku, bahwa Febri baru saja 'Jadian' sama kakak kelas yang bernama "Yulia".
Aku yang tak ingin langsung percaya, maka aku tanyakan langsung pada Febri , saat itu Febri dan Resa ada di kelas sedang ngobrol berdua, dan aku menghampiri nya....
"Feb....denger-denger kamu baru jadian ya sama Yulia ?" Tanyaku.
"Iya Pii.. bener...." Jawabnya sambil tersenyum.
"Tapi bukan Febri yang nembak duluan , tapi si Yulia nya..." Kata Resa.
"Oohh....ya udah aku kira cuma gosip , eh ternyata beneran...selamat yaa Feb ..." Jawabku sambil tersenyum.
Lalu aku keluar dari kelas, menuju ke halaman belakang dan duduk di tempat biasa aku duduk dan bercerita dengan Sinta. Aku terdiam dan melamun sendiri....
Febri...andai kamu tau, senyumku di depanmu tadi, itu benar-benar senyum palsu terpahit yang pernah aku buat, dalam hati aku merasa getir ketika mendengar dari mulutmu bahwa kamu pacaran sama Yulia.
Aku tau , aku cuma sebatas sahabatmu yang mungkin seharusnya aku ikut bahagia dengan rasa yang kamu rasakan saat ini, mungkin aku bisa memasang topeng di depanmu dan didepan teman-teman yang lain , namun di balik semua itu, bahkan aku butuh menangis untuk meluapkan rasa kecewa ini.
Hari-hari selanjutnya aku jalani di sekolah, dengan rasa yang tak sesemangat dulu, pemandangan sekarang adalah di kala jam istirahat Febri sering di hampiri oleh Yulia di kelas dan membawakan nya makanan, Atau surat cinta dari Yulia untuk Febri yang di sampaikan oleh teman sekelasnya. Aku yang kini hanya sering bersama Resa atau pun Sinta, dan aku mulai berusaha menjaga jarak dari Febri, agar aku bisa melupakan perasaanku yang masih saja ada untuk nya. Aku tak tau, apakah Febri merasa bahwa aku sedang sedikit menjaga jarak darinya, sepertinya tidak. Setidaknya aku masih bisa berada di dekatmu Feb, walau tak sedekat dulu, sebelum kamu punya pacar, tapi setidaknya aku masih merasakan sedikit bahagia di antara rasa kecewa ku yang kini ku rasakan hampir setiap hari. Febri, aku masih mencintaimu.