.
.
.
.
.
nan baru pulang dari minimarket yang dengan jarak terdekat :"). entah kenapa hanya ada satu minimarket ketika ada di dekat nan. nan seperti pembawa sial. minimarket dengan jarak 10 km. dan pas juga saat nan hendak kesana. tetiba semua kendaraan di-sepir sehingga ia harus berjalan kaki ke sana. dan ketika disana nan lagi lagi harus bertemu dengan kedua saudara sialan yang entah bagaimana begitu multitalenta (kakak) dan sang adik yang laknat.
hanya untuk membeli cemilan sehari ia harus menempuh itu. betul betul sebuah penyiksaan untuk Hikikomori yang no life dan kaum rebahan sepertinya.
.
.
.
.
.
.
nan membuka pintu rumah setelah maraton lari tadi. dan ia kali ini harus sangat terkejut ketika melihat hasil dari perbuatan penulis sialan itu. bagaimana tidak?? . setelah pulang dengan segala kesialan yang terjadi. ia harus tetap menghadapi kesialan lainnya. mau tidak mau, dia adalah bagian dari novel ini kan?. yah, dan para manusia itu entah kenapa sudah menjadikan rumahnya sebagai tempat disko. dan para sekumpulan manusia yang tidak waras itu bertambah tidak waras. malah udah menjadikan rumahnya sebagai tempat kebun binatang-!. hei-!.
nan menatap dengan sedikit jengkel dan sudah sebal bukan main. ia kesal sekali. tapi...ia tidak tau harus mengatakan apa. sepertinya hari ini akan jadi hari yang sangat berat seperti biasa. nan melangkah masuk dengan sangat sangat terpaksa. ya kali ia keluar dari rumahnya sendiri. mukanya udah pucat seperti kekurangan gizi mendapati para manusia bergelimpangan di ruang tamu rumahnya. ya sem-uanya.
***
Yah mereka semua mabuk parah.
***
"Hari yang terburuk" keluh nan.
***
.
.
.
.
.
nan masuk dan dia langsung di hampiri dengan chai yang sedang mabuk. nampak jelas dari wajahnya yang memerah dan tubuhnya yang oleng ketika mendekati nan. padahal chai tampak jelas tidak bisa minum dan walaupun maklhuk satu ini rada gila dan aneh. dia masihlah tetap anak anak. lihatlah betapa kepayahan nya.
"wah sensei!" seru chai. nadanya jadi aneh tidak seperti biasanya. ia langsung menyerbu nan. untung saja nan sudah menghentikan nya sebelum ia menempel. untung saja chai sedang mabuk parah. tidak seperti biasanya yang setengah mati. nan mendorong wajah chai dengan telapak tangannya menyentuh keningnya. chai tampak ragu ragu dan terus mendekat tapi tidak bisa. nan tergelak disana. kok dia jadi lucu begini. dia tampak normal.
"sensei~.lepaskan..eh kok sensei ada tiga?" tanya chai ngawur. ia malah menyipitkan kedua matanya. nan tergelak disana. ini adalah saatnya ia membalas perbuatan Chai selama ini padanya. nan memasang senyum sinis dan penuh arti. nan tampak seperti tokoh antagonis dalam anime.
"hehehe~. sensei berkagebunshin!" seru nan dengan bangga. dan sesuai dengan apa yang ia pikirkan, chai malah tambah bingung. chai semakin mendekat dan membuat nan kepayahan. ia dengan agresif mengarahkan kedua tangannya melayang layang ke arah nan. nan sudah payah menanganinya. dasar kecil kecil menyusahkan!.
"ugh sana. bau tau!" keluh nan. bau aroma alkohol keluar dari seluruh badannya dan membuat nan harus menaikkan lobang hidung-nya.
chai cemburut. ia memajukan kedua pipinya dengan sebal. gak lucu!. malah kelihatan seperti katak!.
"ih sensei..chai ini harum bau Pepsodent tau!" seru chai dramatis. ia malah memajukan dirinya itu sambil mangap mangap pula gak tau kalau aroma Pepsodent nya itu sudah hilang, berganti dengan bau alkohol.
"busuk tau!. sudah sana dasar setan kecil!" umpat nan dengan kasar. tanpa sengaja chai menginjak kaki nan dan membuat ia menendang chai sontak. nan menyayangkan kakinya yang kini sudah gepeng. terutama yang ia injak tadi adalah ujung kelingking-nya!. sakit tau , rasanya seperti kesetrum listrik. chai terjatuh agak jauh dari sana. dan ia bangkit sendiri dan malah nangis!.
"huaaa~. sensei jahat!" ringis chai seperti anak kecil sambil ngambek gak jelas. getar getar badan kayak disko. nan kan jadi merasa bersalah gimana gitu. malah chai tampak seperti loli lagi. meksipun loli-nya korsleting.
"he..hei jangan nangis dong!" seru nan udah seperti om om genit hasut anak anak agar ikut samanya. tentu saja Chai malah tambah takut. lah dia udah gede. sudahlah kalau mabuk. mentalnya kembali pada saat usia 3 tahun gitu.
"huaaa~~" bukannya berhenti ia malah tambah nangis gitu aja. membuat nan malah tambah merasa bersalah. ia gak pernah urus anak kecil!. apalagi saat ia mau menyentuh bahu chai untuk menenangkannya. ia malah di geplak.
"jangan sentuh aku" katanya dengan wajah serius gitu. kan jadi lawak!.
.
.
.
.
.
.
nah sekarang masalah lain pula. si sasu dengan senyum ala pangeran malah sudah sedari tadi natap nan dan sekarang ia malah berjalan mendekat ke arah nan. kok nan jadi ngeri ya. dengan cahaya ilahi entah darimana. ia dekat dekat dan nan udah mundur. dan benar saja. sasu malah memegang dagu nan menghadap ke arahnya.
***
Sya-la-la~.
***
"kau semakin cantik", katanya gitu. dan seketika ada background bunga. dengan wajah yang di tampan-kan.
"gak ,gak!. jijik tau!" seru nan udah memucat. ia mendorong sasu. eh malah si sasu sengaja megang kedua pipi nan membuat nan tambah aneh. hei-hei?. kok rasanya ada bahaya ya. sasu memang sangat tampan. tapi ia laki laki loh!. ya kali kalau nan itu cewek.
"neh...kenapa kau begitu cantik hm?" katanya dengan nada menggoda.
"A..aku" nan natap dengan wajah ragu. sasu malah natap dengan intens ke arah manusia yang dia anggap sebagai sosok yang dia sukai itu. (nan). ia gak tau aja sedang menggoda manusia yang sejenis dengannya. memiliki benda yang sama dengannya. "= 3" .
"Cha..chai...kau begitu mempesona" seru sasu dengan senyum 5 watt. nan menutup kedua matanya sedikit menunduk dan si sasu masih bicara dengan segala gombalannya.
***
HIAT!
***
nan dengan sekuat tenaga dorong perut si sasu pakai siku. dan mengunakan jurus ala ninja yang sudah ia pelajari dari game. si sasu udah masang wajah senyuman bidadari dan tubuhnya seketika melengkung membentuk busur dan ia tetap tersenyum tampan.
sasu ini memang sangat luar biasa. dan si sasu akhirnya terpental agak jauh di sana dengan gaya elegan pula jatuhnya. gaya berbaring menyamping dan satu tangannya memangku pipi kanannya. nan menghela nafas. hampir saja ia sampai mempertanyakan orientasi dirinya dan tenggelam dalam permainan si author bejat itu.
si sasu udah bangun lagi dan kini malah dengan dramatis mengarahkan tangannya ke arah udara. dan satu kakinya di tekukan ke lantai. dengan background bunga di sekitarnya.
"wah kau sungguh cantik" seru sasu dengan elegan. nan udah natap datar disana. ah sudahlah.
.
.
.
.
.
.
dan sekarang adalah manusia di depannya itu. sungguh nan sangat tidak ingin mempercayai kalau ia berasal dari gen yang sama dengan bapaknya. tapi bagaimana lagi. gak mungkin ia mau ganti bapak. sekarang bapaknya itu ia sedang mendekat ke arah nan dengan wajah senyum bodohnya. plis lah ya. baru lepas dari kedua manusia bodoh itu yang tambah bodoh setelah mabuk. dan sekarang bapaknya ikut-ikutan.
"muncul lagi" keluh nan. sikap bapaknya yang membuat nya sebal dan rasanya ingin ganti bapak saja!. sungguh anak yang begitu durhaka pengen di cubit ginjalnya. :-). dan author bahagia akan hal itu. melihat nan menderita sungguh merupakan hal yang indah.
***
"Nan!. nan!. i love you!" kata si ayahnya lalu ia mengecup seluruh wajah nan. nan udah pasrah seperti mau dicabut nyawanya, dengan sangat-sangat terpaksa ia menerima semua itu. merelakan saja wajahnya sudah berbau liur pria tua itu. niatnya mau di tendang seperti kedua manusia itu. tapi badan bapaknya ini bongsor. dan lagi ini bapaknya, coba kalau bukan bapaknya, ia sudah dari dulu pindah rumah.
"ayah.. sudahlah, bau tau!" seru nan udah gak nahan. ayahnya malah meluk meluk seperti sama sekali gak dengar. mendadak ayahnya jadi budek. sumpah badan nan udah kayak marshmellow. udah diremas remas. remas remasnya gak pake kasih sayang lagi.
"ayah!" seru nan. tapi sayangnya ayahnya yang laknat ini gak mau lepasin. nan udah sedari tadi masang muka ngenes. kenapa gini amat di rumahnya ya. ia baru pulang dari jalan maraton. dan sekarang seharusnya ini adalah "rumahnya istana-nya". malah jadi tempat rumahku milikku. ia benar benar gak tau ini rumahnya atau rumah siapa saking seringnya ini manusia selalu ada di rumahnya berkeliaran.
***
Srek!
***
tiba tiba ayah berhenti meluk. ia tiba tiba mengarahkan kedua tangannya menjauhkan dirinya dari bahu nan. nan natap datar kearah ayahnya.
"bukan berarti ayah suka akan hal itu ya!" Seru ayah. udah mulai deh ayah tsundere. nan natap pasrah.
"aku gak-"
"bukan berarti ayah suka ya!"
"aku gak ped-"
"ayah gak pernah suka ya!" seru ayah malah dengan kedua mata melotot.
"ayah meninggal pun ,bodoh!"
"bukannya ayah pernah ganti popokmu!" katanya dengan wajah marah marah ala Squidward. ngapa malah jadi popok?!. ya kali nan ganti sendiri waktu kecil. kan jadi serem ya kalau kayak gitu.
"ke arah mana pembicaraan ini?!" tapi ayahnya gak denger. ia malah remas kedua bahu nan kayak squisy.
***
entah kenapa sikap random ayahnya jadi sangat aneh. setelah stundere. ia malah melepas nan yang udah mandang ayahnya sebagai makhluk teraneh yang pernah ia lihat. ayahnya itu malah udah masang mode tampan , cool cool begitu. setelah menganggu nan begitu saja. ia pergi begitu saja. sambil natap tajam ke arah nan. dan berjalan mundur ala Michael Jackson.
dan ia malah natap dengan gaya ala CEO di sana. itu wajahnya tampan banget sialan!. nan iri lah. mukanya aja sudah kayak cicak ke-jedot batu.
***
BERUBAH!
***
"eh jangan malah diubah beneran dong!". dan akhirnya setelah beberapa saat wajah nan normal kembali seperti gak terjadi apa apa. benar benar pengen tak santet ini author-nya.
.
.
.
.
.
.
tetiba nan melihat lagi freeze yang sepertinya juga sedang mabuk. ia malah mendekat ke arah ayah dan kini malah pegang satu lengannya. dan malah masang posisi kayak selingkuhan nya disana. dan ayah seperti sugar Daddy. sambil natap ke arah dinding bersama sama. sumpah mereka seperti pasangan yang sudah menikah!. kan nan jadi teringat. udah gitu freeze cantik banget lagi. ia yang seperti nya agak normal kelihatannya. 'sepertinya ya'.
freeze menatap dengan tatapan datar tapi elegan gitu. gila ia cantiknya beda gitu lah. seperti ada aura kecantikan. gak seperti Chai atau manusia lainnya. yang sudah seperti coretan gak berfaedah di kertas. nan meneguk ludah saat melihat freeze tampak lebih bergairah saat mabuk begitu. dia natap ke arah nan. Seperti sadar. dengan kedua rona merah dan nafas sedikit tersengal. ia.. seksi..guys.
***
jangan terpengaruh ya!. ia itu milik author loh!. sini sama Tante. hehe.
ಡ ͜ ʖ ಡ. ih author genit!.
***
"freeze...kau seperti bulan, indah dan begitu tenang dan menyejukkan" seru ayah dengan nada hot ala sugar Daddy. freeze di sebelahnya hanya menatap dengan kedua mata cantiknya. dan ikut menyandarkan diri di bahu ayahnya. ia perlahan memandang ke arah depan. menikmati keindahan bulan yang tampak bersinar di tengah malam itu.
yang jadi pertanyaan. bulan-nya di mana ya?. itu tembok ayah!.
***
nan telan ludah. tapi setelah beberapa detik hanya bertatapan. freeze malah pindah ke lengan satunya dengan ketenangan luar biasa. wajahnya sedatar cicak yang udah jadi pancake terlindas pejalan kaki di toilet. gitu terus berulang ulang. makin lama makin cepat seperti tornado. dan nan kembali natap dengan wajah 'oh gitu'.
.
.
.
.
.
.
baru saja bisa bernafas. sekarang nan malah lagi dan lagi di hadapkan dengan sebuah masalah. nan menatap pasrah dan sudah memucat kayak cantik kunti disana. dan sekarang masalah terbesar nya yang datang. siapa lagi?. itu dia si psikopat min!. nan lupa kalau semuanya bakal aneh kalau mabuk. terutama si min yang sedari tadi hanya duduk di sana gaya ala tomboy disana. dan satu tangannya memegang botol minuman yang agak pecah. ia menatap ke arah nan dengan gaya rambut berantakan.
***
Ma-Mak lampir?!. dasar kurang ajar nan. udah cakep gitu ,pengen tak tumbuk.✊.
***
si min udah bangkit dari sana. dalam bayangan aneh nan, si min udah seperti pembunuh bayaran gitu. min mendekat dan langsung lari ala flash disana. dengan kedua mata menyala menatap ke arah nan. kedua tangannya berayun seperti benda berputar di dalam kipas angin. ia menatap ke arah nan dengan kedua mata datar melotot.
nan otomatis lari lah. udah gitu si min malah mengumamkan sesuatu. sambil menunduk lagi. buset larinya cepat amat seperti dikejar angsa. nan juga udah ikutan lari dengan sepenuh hati. ia natap kebelakang. dan udah seperti rollercoaster aja si min ngejarnya.
"suka..suka...suka" katanya terus dengan nada penuh penekanan. lalu ia mendongak menatap tajam ke arah nan di depannya dengan sebuah senyuman mematikan membuat nan merasakan nafasnya tertahan seketika.
"ngeri!. mengerikan!" teriak nan ketakutan. ia langsung menatap lagi ke arah depan gak mau natap min.
***
"Hah ..hah" seru nan menghela nafas lega. ia berada di toilet. dan si min udah ngejar ngejar kayak pembunuh berantai disana. cari cari dan melotot dimana saja apalagi dengan pakaian penuh cairan alkohol dan kondisi berantakan.
"nan?...kau dimana?. sini dong" seru min sambil masang wajah penuh senyuman. nan menahan nafas. ia merosot turun duduk kelantai. sialan. ia benar benar sial hari ini. nan menatap dengan wajah sudah mencoba 100 hari neraka. dan wajah min tiba tiba nongol di lubang kunci untung saja nan ada tepat di sebelahnya. nan udah seperti mau menghadap kematian.
"gak ada ya?" katanya bingung dan beranjak pergi dari sana.
.
.
.
.
.
.
Tok Tok!
nan menatap ke arah depan. dan kali ini ia menatap dengan wajah kelam. itu manusia bersaudara itu malah nongol di depan jendela di toilet nya.
"nan?" kata si adik laknat. lalu ia seperti nahan ketawa. nampak jelas lagi. kedua matanya menyipit, malah menatap penuh kerendahan seperti memandang nan sebagai makhluk terendah.
"jangan ketawa!"
"gak ketawa kok" seru sang adik malah udah masang wajah datar gitu. sialan emang manusia satu ini.
"oh ya...ini pesanan selanjutnya" seru sang kakak udah nongol disana. yang jadi pertanyaan besar nan, bagaimana mereka bisa tau nan ada disini?. santai banget lagi seperti biasanya. padahal bisa jadi nan lagi boker disana.
***
Santuy cuy!
***
sang kakak menyerahkan sebuah paket disana dan tetiba saja mereka sudah ada di atas motor entah punya siapa dan si adik sudah melambaikan tangan penuh persahabatan dan sang kakak yang seperti biasa diam saja. berpikir dalam hati bagaimana ia bisa memiliki adik buangan seperti dia.
nan mengambil bungkusan itu dan kali ini keningnya berkerut saat melihat bungkusan itu berisi minuman keras. dan si kedua bocah bersaudara udah pergi menghilang begitu saja.
"ternyata kalian ya!"
.
.
.
.
.
.
***