.
.
.
.
.
Dihari yang indah. dimana matahari bersinar terang meskipun tidak terlihat tentu saja di kamar tanpa ventilasi itu. Seorang Hikikomori pembenci interaksi dengan segala jenis bernama manusia itu tinggal dan bercengkrama seorang diri di dalam kamarnya tercinta.
Tapi..tidak..lagi...
"APA APAAN INI?!" ngegas nan.
"Ara sensei~~, selamat pagi" sapa suara seseorang itu membuat nan meringis di hari yang cerah ini.
.
.
.
.
.
di pagi yang cerah itu. dimana seharusnya nan tidur dengan nyenyak di selingi mimpi indah hingga terbangun dengan lelap seorang diri. kini ia di bangunkan paksa oleh sebuah sinar yang entah dari mana. nan sudah gelagapan masih pengen tidur dan saat sudah setengah sadar. ia baru sadar kalau kehidupannya kini bukan hanya miliknya sendiri. ada orang orang aneh yang mendekati nya.
ia menatap datar dan kosong ke arah samping. cahaya ilahi itu berasal dari sana tepat di sebelah tempat dia tertidur di surga kapuk. matanya masih dikantongi hitam, tidak lain Karena kemarin tidak bisa tidur!. akibat kedatangan para maklhuk tidak waras ini yang berkeliaran seenaknya di istana nya yang indah. sampai tengah malam dan barulah mereka pamit tanpa rasa berdosa sekalipun.
nan berteriak sekencangnya karena kesal dan jengkel. waktu tidur nya di ganggu gugat. dan itu tidak lain Karena iblis berwajah manis di sebelah nya itu. ia berjongkok dan melihat nan dengan wajah tersenyum lebar. di tambah satu tangannya menopang wajah dan satu tangannya entah sejak kapan menekan lampu itu sehingga bersinar di tengah kegelapan ini. ia sengaja tidak memasang lampu supaya bisa menikmati betapa gelapnya dunia. ah tidak lah!. itu cuman Karena ayahnya lupa meletakkan lampu disini.
dasar ayah sialan.
lupakan itu. nan masih setengah sadar. di sana ada chai yang sudah entah sejak kapan masuk ke dalam kamarnya. padahal sebelum tidur ia sudah mengunci nya. dan kuncinya malah ia selipkan di balik celana dalamnya. tidak mungkin, ia akan ..ah nan lupa kalau ini anak tidak sama seperti yang lainnya. ia akan melakukan apapun untuk nan.
"Yoy, Nan!" seru ramah seseorang disana. bahkan tanpa penerangan sekalipun ia tetap bisa bersinar. ia tersenyum penuh keramahan pada nan. tanpa rasa bersalah. kenapa ini anak juga ada disini?. apa ia stalker juga?. nah kalau sudah ada dua, nan mengalihkan kedua mata ungunya dan kali ini wajahnya jauh lebih jengkel. saat melihat gadis itu lagi lagi berdiri sok keren di pinggiran pintu menghadap kearahnya dengan posisi menunduk.
"apa?" katanya dingin. nan hanya memandang datar , bodoh amat. wajah kerennya sudah berantakan ditambah dengan matanya yang hitam berkantong di bawahnya. Serem cuy (!).
"sensei~~" kata suara manis manis imut itu. tapi sebenernya tidak.
nan mulai menekukkan alisnya. sudah bodoh amat. ia mengepalkan kedua tangannya ditengah rasa ngantuk yang masih menghantui. rasanya kamarnya seperti bukan miliknya sendiri karena bisa di masuki bebas oleh mereka.
"BISAKAH KALIAN PERGI DARI SINI!" ngegas nan lagi. sudah kesal bukan main. ia hanya ingin tidur dengan nyenyak dan para segumpal daging hidup ini malah ada di kamarnya!. nan melihat jengkel ke arah jam yang ada di atas mejanya itu. tapi tak pernah ia gunakan . Hikikomori itu tidak perlu tidur dan bebas. 24 jam to free!!.
"sudah jangan ngegas begitu. gak baik tau pada pagi hari yang cerah ini" kata sasu tetap bersinar. nan menatap datar. emangnya siapa yang buat pagi harinya yang seharusnya 'menghitung domba' itu terbangun hah?!. tapi apapun yang di katakan nan pasti akan di jawab dengan bersinar sinar surgawi. nan memilih mengabaikannya saja. bodoh amatlah.
"lalu kenapa kau bisa masuk iblis?" kini giliran nan bertanya pada sosok yang sedari tadi senyam senyum seperti itu bibir nya di tarik selotip. sumpah serem banget kayak 'momo challenge' yang sekarang udah gak viral lagi.
"aku?-" Chai menunjuk dirinya sendiri sok sok imut padahal gak. "-hehe, ayahmu tadi memberikan kunci nya padaku" seru cha sambil terkekeh.
"Ayah?!, ayah menodaiku!" seru nan lebay. ia menarik ujung, dan langsung dengan gemas melihat ke celana dalamnya sendiri dalam posisi yang sama tidak mempedulikan ada orang yang melihatnya di kamarnya sendiri.
"sudah sudah, tenang saja nan. kalau soal celana dalammu aku juga pernah lihat kok" seru chai senyum 'manis'.
"Mesum!" lontar nan otomatis.
"iih...nan malu malu ya??" Chai memegang kedua pipinya gemas. nan menatap datar. ini anak tau malu gak sih?. udah pada lihat lihat segala harta berharga darinya itu. ia dilecehkan!.
"siapa yang malu malu dasar tidak waras!!!!!!" nan udah jijik setengah mati. sumpah apa salah dan dosa nya sehingga harus dihadapkan dengan para manusia kelainan jiwa seperti ini. nan udah ngenes tambah ngenes lagi. ia berdiri dengan lebay dari tempat tidurnya. daripada marah marah gak jelas bikin kolesterol naik. ia lebih baik pergi cuci muka, boleh terbersih kan dari segala 'bau kelainan' . persetan bau jigong. siapa suruh mereka mau dekat dekat dengannya.
.
.
.
.
.
nan melewati sedikit gemetar karena itu sosok dingin itu ada disana bersandar. kedua matanya natap tajam, nan sampai memikirkan beberapa kali setiap ia melangkah. takut ada kesalahan. ia ngelihat terus nan dingin sampai dia keluar dari kamar neraka itu dengan hampir seluruh nyawanya sudah hilang dari tempatnya. di sana nan lagi lagi berhenti sejenak.
kedua bocah yang ia tau itu adalah hantu kini ada di depannya. padahal nan udah tau mereka itu hantu. tapi...mereka manis buanget!!!. nan merasa ada bunga bunga di sekelilingnya saat melihat kedua bocah kembar manis itu. terlupakan sudah semua masalah hidup nya tadi ketika melihat senyuman ceria manis itu. ah....betapa indahnya dunia.
"ada apa kakak?" tanya Mia menatap dengan wajah penuh binar khawatir.
"kakak gak papa kan?" seru miu lagi yang berambut pendek di telinga itu. ia mendekati nan dengan tangan mereka masih berpegangan seperti ada selotip. Miu mengarahkan satu tangannya menarik narik ujung bajunya dengan gemas. nan merasa bahagia seketika.
nan jongkok. seketika wajah nya menjadi ceria. ia hendak mengelus kedua bocah itu tapi mereka dengan cepat menghilang dan muncul lagi di tempat yang jauh beberapa langkah. sambil menutup hidungnya.
"bau jigong" risih mereka.
nan yang masih jongkok. menatap dengan wajah tersenyum berbunga bunga pada dinding kamar manis di depan sana. ia seperti orang gila. di dalam hati ia langsung mengumpat saat kedua bocah itu pergi. "Bau sialan!".ia harus mandi ber-liter sabun skrg (!).
.
.
.
.
.
setelah mandi Karena tidak ingin di sebut jigong oleh anak anak manis polos itu. ia mengelap pakai handuk karena emang sudah terbiasa. kan gak ada .... orang ya?. nan melongo saat melihat sosok cinta pertama nya ada di depannya sekarang. menatapnya datar saat ia keluar hanya berbekal seutas handuk. itu pun ia pakai di atas kepala. sisanya tidak tertutupi.
"Eh?. kenapa....ka-ka-ka-kau ada disini" seru nan terbata bata. freeze hanya natap seperti biasa. dengan segala kode morse yang tidak ia mengerti. kemudian kedua matanya turun kebawah. tidak ada perubahan apapun. ia hanya diam saja menatap ke arah yang sama. membuat nan memucat.
nan baru ingat kalau ia sama sekali tidak memakai apapun. karena terlalu kaget. ia sampai lupa daratan. nan dengan wajah udah kayak orang mau di cabut nyawanya menurunkan matanya melihat ke arah yang sedari tadi di lihat freeze. langsung saja wajahnya memerah tepat saat itu ayah tiba tiba datang dan udah memasang wajah murka dengan sangarnya.
"Apa yang kau lakukan wahai anakku tercinta" itu tandanya ayah marah. nan udah ngenes luar biasa.
"A..aku hanya.." nan udah keringatan setengah mati. jarang jarang ayah marah kayak gini. kalau udah marah baru serem- lah. itu udah penampilan nya sangar, sekarang baru nampak kalau ia mirip preman pasaran. apalagi wajahnya itu kayak nahan marah. wajahnya udah penuh urat urat entah darimana keluarnya.
"kau itu tidak pernah diajari sopan santun ya" seru ayah masih ngegas.
"ayah yang malah harus diajari", nan menatap jengkel kali ini. dari dulu emang kelakuan ayahnya ini random kayak beli makanan ciki ciki berharap dapat hadiah random. ini ayah dan anak kayak kebalik sumpah dah.
"freeze sudah berkata kalau kau itu mesum" ini ayahnya kayaknya bisa kode Morse deh itu freeze hanya dengan tatapan matanya saja ia bisa mengerti. nan malah gak tau. itu muka udah kayak balok es. datar, dingin lagi!. nan bahkan gak bisa nebak wajahnya. saking datarnya dia. ya ia masih sangat cantik sih. ini nih mulai penyakit bucin nan.
"freeze bantuin dong" seru nan melemas. ia melihat ke arah freeze. eh si freeze malah dengan santainya seperti tidak ada salah apa-apa. masuk ke dalam WC melewati nan yang masih telanjang hanya menutupi satu satunya benda berharga di 'anunya' itu. setelah itu yang tersisa hanya kekosongan.
"ayah...aku bisa jelaskan" seru nan udah neguk ludah saat melihat ayahnya benar benar udah kayak preman di depan. berhubung ia itu guru sangar di sekolah. hanya julukan saja sebenarnya.
.
.
.
.
.
baru saja nan selesai menjalankan hukum dari ayahandanya. capek juga. walaupun ia hanya di suruh untuk menulis seratus kalimat di kertas. tapi sebagai seseorang Hikikomori yang jarang bergerak. ini sungguh merupakan hukuman yang sangat berat. sudah di sekolah di paksa menulis satu buku sehari pula itu. nan merasa tangan nya kejang kejang. ia berjalan lunglai ke kamarnya untuk melaksanakan kegiatan surgawi nya lagi.
saat sudah sampai di sana. ia membuka pintu. berharap kehidupan nya berjalan dengan baik. tapi tidak..., nan menatap datar. satu tangannya masih ada di tubuh pintu. ia masih ada di depan. yah, seperti nya ia tidak sedang bermimpi. chai langsung melambai saat nan kembali. sasu ia duduk di tepi jendela khayalan dengan sinar matahari. sedangkan min duduk di pojokkan penuh kegelapan. saat nan masuk. ia langsung mendongak dan membuat nan merasa ia begitu bersalah telah menginjakkan kaki ke sini.
"selamat datang nan ~~. sini aku udah bawain bekal buatan ku loh" seru cha tersenyum senyum ceria. langsung nemplok ke nan. bawain makanan di wadah yang berlukiskan gambaran hello Kitty khas wanita disana. nan Nerima, ia makan begitu saja. chai udah nunggu di sebelah kayak ada imajiner ekor sama kedua kuping doggy di sana.
"gimana enak gak?" seru Chai. nan mengangguk..., masih sambil ngunyah tuh makanan..."enak kok, daging-" nan langsung berhenti. kenapa ia malah makan makanan buatan nih stalker?. nan natap ke sebelah. perasaan tadi ia sedang mood buruk-buruk nya. ini anak benar benar pandai memanipulasi!.
"ke..kenapa kau masih disini?" tanya nan memucat. tetiba ia merasa mual , mulai ber-ekspetasi kalau daging yang ia makan itu sebenernya daging manusia. jahat benar tuh ya!. biar saja!. kalau lu juga di dekati cewek manis manis eh kiranya ia itu stalker mesum gimana!. masih mau mikir kayak gitu!. gak kan!. jadi gak usah memfitnah nan!.
chai masih senyum senyum nista. nan yang udah tau bagaimana karakter aslinya sumpah jadi merinding bukan main. ia sampai gemetar, hendak kebelet. tapi kan malu. gimana image kerennya nanti. tangannya masih gemetar pegang tuh bekal. hati hati supaya itu benda gak jatuh gitu aja. kalau jatuh kan bahaya!. bisa bisa nih anak menjadikan nya 'nan goreng'!.
"Chai mau ketemu sama nan tiap hari. tiap detik. bahkan chai juga mau jadi celana dalam nan supaya bisa ketemu sama nan tiap hari!" katanya senyum senyum mesum kayak banteng. kan udah nan bilang ini manusia sebenarnya gak ada yang waras. siapa yang mau jadi sempak seseorang (!). oh ya ia lupa ada satu orang yang mau. dan sialnya lagi ia itu terobsesi dengannya.
"Mesum!!!, pergi jauh jauh sana!" bentak nan dramatis memilih untuk pergi dari kamarnya yang sudah di jamaah. ia memutuskan untuk berjalan jalan di belakang rumah yang masih asri. bebas dari para makhluk astral itu.
.
.
.
.
.
hah udara yang segar...nan tersenyum mandangin area sekitar. udah lama juga ia gak keluar sejak jadi Hikikomori. ia ngeden aja dirumah. untung aja gak bertelur. nan masih pake jaket kesayangannya yang sudah berbau bau kayak kaus kaki tercebur di got. saking lamanya di pakai dan gak pernah mau di cuci.. nan melihat ke area sekitar. surai nya melambai di Antara kerudung jaket yang seperti nya ada perekat alami di kepalanya nan. gak bisa lepas (?).
nan melihat ke sekeliling dan seketika pandangannya terhenti saat melihat gadis cantik seperti barbie sayang nya bisu itu. tetiba ada di sana. tanpa angin tanpa waktu. ia ada di sana. duduk dengan leter m khas perempuan. nan meneguk ludah nista saat melihat sosok itu di guyuri oleh air. dan air itu dramatisnya berasal dari botol minuman yang terbuat dari koran.
nan diam saja disana. hanya beberapa langkah. seolah sudah seperti nasib. ia dan freeze selalu bertemu dalam tempo waktu yang berbeda. apalagi mereka berduaan. sudah seperti takdir saja!. seperti yang sudah ia duga!. freeze dan dirinya di takdir kan bersama!. nan memerah saat melihat kondisi freeze yang sangat beautiful ditambah dengan pakaiannya dan rambutnya yang basah tekena air bening itu.
"ka...kau gak apa apa?" seru nan gagap. ini adalah takdirnya. sudah ia duga!. ia mendekati freeze yang masih diam saja. masang wajah dingin natap nan yang udah seperti pedofil di sana. nan nunduk sambil ngayal. masang senyuman 'keren' kalau adegan ini berbunga bunga seperti di novel atau anime romantis. freeze diam saja natap nan samasekali tidak bergeming atau 'peduli'.
"sini sama om~~" seru nan udah kehilangan akal budinya saking ngenes -nya dia. dan karena ia sudah kedatangan maklhuk kurang waras akhir akhir ini. kewarasan nya di pertanyakan. saat ia merasa kisah cintanya akan dimulai. tetiba ada sebuah tangan yang membantunya. sasu datang dengan kerennya dan entah dari mana. panel mau langsung bercahaya. seperti author nya salah kasih sayang. ia menarik satu jari freeze dan setelah ia berdiri ia menautkan telapak tangan kirinya dengan tangan kecil freeze. nan menatap ngenes. kayak menyaksikan adegan manis itu disana. dan sayang nya itu bukan nan. lah nan itu cuman nyamuk di sana. ngenes malah telapak tangannya di sambut oleh daun!.
"kau tidak apa apa wanita cantik?" seru sasu tersenyum ramah. bersinar. freeze hanya diam saja. kemudian seperti tau. padahal ia tidak berkedip!. sasu melepaskan tangannya dan mengecup punggung tangan freeze dengan panel bersinar. tidak mempedulikan ada seseorang di sana yang masih berlutut menyambut angin disana.
"kalau kau butuh bantuan lagi, aku akan datang. jangan takut dengan kedatangan pria Hikikomori mesum itu" seru sasu ramah. ia tersenyum ramah yang terlihat seperti mengejek. nan yang udah tau , sudah dapat kesadarannya mulai marah marah gak jelas di sana. tapi di panel novel ia hanya tampak seperti stikman. karena nan itu karakter 'terinstakan' . tapi seperti dugaan nan ia itu hanyalah karakter ngenes di sini. matahari bersinar tidak sama seperti kehidupan nan yang ngenes seharian ini. harinya yang indah.... seperti nya ini merupakan hari tersial miliknya!. ah jauh jauh dariku. dasar maklhuk gak waras!.
.
.
.
.
.