webnovel

Hijrahnya Seorang Wanita Malam

Adinda Syahira, seorang gadis polos yang diperalat oleh temannya. Berniat bekerja dengan baik di kota, tapi malah menjadi wanita malam. Berawal dengan rasa tidak nyaman, namun karena rayuan demi rayuan yang terlontar dari bibir temannya, Dinda pun mengikutinya dan mulai terbiasa dengan semuanya. Akan kah hidupnya seperti itu terus? Akan kah dia bahagia selamanya seperti itu? Yuk baca cerita selengkapnya tentang Dinda!

Acha_Shop · Teen
Not enough ratings
1 Chs

Prolog

Hai! Perkenalkan, namaku Adinda Syahira. Nama yang cantik, bukan? Tapi, tidak secantik akhlakku.

Aku adalah seorang anak petani di kampung yang terpelosok, ibuku hanya seorang buruh cuci. Aku sudah berhenti sekolah sejak dua tahun yang lalu, tepatnya ketika aku kelas satu SMA.

Terkadang, aku merasa iri dengan teman-teman yang mempunyai barang-barang yang mereka inginkan dan aku juga merasa kasihan pada bapak dan ibu yang selalu kelelahan setiap harinya karena sibuk bekerja. Akhirnya, kuputuskan tekad untuk bekerja di kota. Hal itu tentu saja ditentang oleh bapak dan ibu, mengingat kota adalah tempat yang kurang baik. Itu yang selalu beliau pikirkan. Apalagi, aku adalah anak tunggal dikeluarga ini. Tapi, aku tetap memaksa untuk pergi. Meski berat, aku tetap harus menjalaninya.

Bapak dan ibu mengantarku sampai halaman rumah, meski terpaksa beliau tetap melakukannya. Sebelum berpisah dalam jangka waktu yang cukup lama, bapak dan ibu memelukku dengan erat. Tak lupa beliau juga menyampaikan pesan-pesan singkat untukku.

Segera setelah itu, aku memasuki mobil temanku. Tak kusangka, di dalam mobil tidak hanya ada Rinjani -temanku, tapi juga ada kekasihnya dan sepasang kekasih lainnya yang 'tak aku kenal. Aku sedikit risih, karena memang aku tidak terbiasa dalam suasana seperti ini.

•••

POV Author

Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Karena hari sudah malam, maka Dinda memutuskan untuk menginap di kontrakan Rinjani terlebih dahulu.

"Rin, aku mau mandi dulu nih. Gerah banget, kamar mandinya sebelah mana?" tanya Dinda.

"Oh, itu sebelah kiri dapur," jawab Rinjani.

••

Selesai mandi, Dinda mengambil pakaian di dalam koper miliknya dan memakai baju itu.

"Din kok kamu pake baju itu, sih?" tanya Rinjani dengan tatapan seperti 'tak menyukai penampilan Dinda.

"Emang kenapa, Rin? Ada yang salah, ya?" jawab Dinda yang bertanya balik pada Rinjani.

"Salah sih, enggak. Tapi kurang cocok aja. Di Jakarta, jarang banget yang pake baju kayak gitu. Apa lagi nanti kamu kerja, 'kan? Nanti susah lho, dapet pekerjaannya," ucap Rinjani membohongi Dinda.

"Ooh, gitu, ya? Terus, aku harus pake baju apa, Rin?"

"Hmm, besok kita belanja baju. Nanti bakal aku cariin baju yang cocok buat kamu."

"Aku 'kan gak ada uang, Rin. Mau beli baju pake apa?"

"Kamu tenang aja, kamu bisa pake uang aku dulu. Kalo kamu udah dapet uang, kamu bisa balikin uang aku."

"Beneran, Rin?" tanya Dinda antusias.

"Iya lah, masa aku bohong sama kamu, Din."

"Makasih banyak ya, Rin. Kamu baik banget sama aku, aku gak tau lagi kalo gak ada kamu, aku harus gimana."

"Iya, sama-sama."

••

Keesokan harinya, Dinda dan Rinjani pergi ke mall untuk mencari beberapa pasang pakaian yang akan Dinda pakai.

Saat memilah dan memilih baju, Rinjani dengan antusias menawarkan segala macam model pada Dinda. Sedangkan, Dinda tidak menyukai semua baju yang dipilihkan Rinjani.

☆☆☆

-Note: ini cerita aku yang sebelumnya udah aku upload di wattpad, ya. Tapi, belum semua. In syaa Allah bakal ada extra part dan epilog. Stay tune ya🤗