"Hal yang kau anggap hanyalah mimpi tersebut adalah benar adanya, kau pernah merasakannya, kau pernah berada di sana. Namun dirimu tak dapat mengingatnya, kecuali ingatan kecil nan rapuh layaknya debu."
"Merunduklah !"
Getaran yang begitu hebatnya kurasakan setelah burung-burung terbang beriringan menjauh dari sumber bencana. Beruntunglah, beruntunglah aku mengerti tanda-tandanya terlebih dahulu. Jika tidak, maka kami akan berakhir naas, terkena pohon kolosal yang berada di tengah taman.
Liliana memeluk Iria begitu eratnya, tubuh mereka berdua menggigil, Iria menangis dalam dekapan ibunya sementara Liliana berusaha memberikan keamanan baginya disaat dunia di sekitar runtuh. Aku berdiri di dekat mereka, merunduk sembari melihat kerusakan yang disebabkan oleh gempa dahsyat ini... yang menghancurkan pilar-pilar megah istana... rata menjadi tanah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com