Setelah Pak Polisi yang mengizinkan Riadi memakai telepon Kantor Polisi, ia pun bergegas meneleponku. Lama sekali aku mengangkat. Setelah beberapa detik Riadi menunggu, akhirnya aku menjawab telepon dari Mas Riadi. "Halo ...?" Aku menyapa, suara yang terdengar sendu menggambarkan bahwa suasana hatiku sedang kacau. Hal itu membuat suamiku semakin khawatir.
"Arini ... Kamu menangis?" tanya Mas Riadi.
"Mas ...?" Aku terperanjat dengan suara Mas Riadi yang menelepon. Karena selama lima tahun ke belakang, Ia tak pernah meneleponku dengan alasan, aku yang selalu rutin menjenguk Mas Riadi.
"Ada apa kamu meneleponku?" tanyaku tersedu.
"Arini ... Aku mohon besok datang temui aku di sini, ya! Aku bisa jelaskan semuanya padamu. Aku mohon!" Rengekan Riadi benar-benar membuatku buyar. "Apa yang harus ku katakan pada suamiku?" gumamku yang sejenak membuat Riadi beberapa kali memanggil namaku. "Arini ... Arini ... Kamu masih di situ kan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com