webnovel

Chap 2

Alex tersadar, dia sudah terlalu lama menatap handphone nya asik chattingan bersama temannya hingga itu tertidur karena kecapean.

"Astaga, sudah jam berapa ini." Alex melihat jam dinding yang sudah menunjukkan jam setengah 9 malam.

Tiba - tiba jendela rumahnya tertiup angin hingga bertabrakan dan membuat bunyi yang cukup keras, buru - buru Alex menutup jendela dengan rapat. Tubuhnya basah karena hujan deras. Suaranya petir yang menyambar membuat dia teringat dengan Gebi.

Alex buru - buru mengambil Handphone nya dan mengecek pesan yang muncul dari notifikasi handphone.

10 pesan belum terbaca.

3 panggilan tak terjawab dari Gebi.

Alex segera membuka isi pesan yang ternyata dari Gebi.

19.00, Alex? kau lagi apa?

19.30, Bisa kau jemput aku? aku ingin pulang namun disini hujan sangat deras.

19.45, Alex, Apa kau disana?

19.50, Jawab teleponku!!

20.00, Alex!!!

Setelah membaca pesan itu Alex pun membalasnya.

21.10, Kau masih disana? biar aku menjemputmu

Pesan pun terkirim. Alex menunggu balasan pesan dari Gebi yang ceklis dua, yang menandakan dia masih aktif.

Setelah cukup lama menunggu, muncul sebuah notifikasi pesan dari Gebi. Alex dengan cepat membuka pesan itu.

21.20, Iya jemput aku sekarang, aku masih disekolah. Disini hujan sangat deras

21.21, Kenapa kau tidak pulang daritadi?

21.30, Sudah kubilang disini hujan deras aku tidak bisa pulang, semua temanku disini tidak ada yang bawa mobil. Mama papa juga sedang tidak ada dirumah, dan kakakku dirumah namun mobilnya dibawa mama dan papa.

21.31, Kenapa kau tidak memesan Go Car?

21.38, Oh, iya Hehehe.

Alex menghela nafasnya panjang, dia sudah tahu sifat Gebi yang sangat ceroboh ini. Walaupun dia pintar entah kenapa dia sangat lelet saat hendak melakukan sesuatu. Dia tidak pernah berpikir sebelum bertindak.

Alex pun membalas pesan Gebi untuk menunggunya disana.

21.39, Tunggu aku disana, aku akan menjemputmu sekarang.

Alex pun bergegas mencari kunci mobil miliknya. Dia keluarga ini memang setiap orangnya memiliki kendaraan masing - masing, usia Alex yang sekarang 18 tahun sudah bisa memiliki SIM, dia berhak memiliki atau mengendarai mobil.

Ayah Alex tidak pernah melarang Alex untuk mengendarai mobil. Justru mobil ini pemberian ayahnya untuk Alex, sedangkan ibunya memarahi ayah karena dengan mudahnya memberikan mobil pada Alex. Ibu sangat takut terjadi sesuatu dengan Alex.

Tapi Ayah menenangkan ibu dan mempercayai Alex.

Walaupun sebenarnya Alex lebih menyukai naik motor ketimbang naik mobil. Tapi tidak ada salahnya, toh sekarang berguna juga kan dia belajar mengendarai mobil.

Alex mencari kunci mobil itu di setiap sudut ruangan yang biasa di meletakkan namun tidak juga menemukannya.

"Dimana ya kuncinya," tanya Alex pada dirinya sendiri.

Dia mengecek kolong - kolong lemari barangkali terjatuh disana namun nihil, kunci itu tidak ada.

Dia mengacak - acak rambutnya frustasi, biasanya kunci itu selalu tergantung di cantelan tempat ia menyimpan semua kunci. Namun, entah kenapa kunci itu tidak ada saat genting seperti ini.

Sebuah pesan masuk mengejutkan Alex, segera dia membuka pesan tersebut yang ternyata dari Gebi.

21.45, Kau sudah berangkat?

Alex bingung menjawab apa, tidak mungkin dia menjawab kalau dia tidak menemukan kunci mobil dan tidak jadi menjemput Gebi. Itu hanya akan membuat Gebi semakin marah padanya. Alex akhirnya memutuskan untuk berbohong pada Gebi.

21.47, Iya aku sudah berangkat, aku sekarang sedang dijalan

Setelah mengirim pesan itu, Alex bergegas mencari kunci mobilnya. Dia tidak mau membuat Gebi menunggu terlalu lama. Lagi pula Alex sudah bilang sedang dalam perjalanan, tidak lucu kalau tiba - tiba dia tidak bisa datang untuk menjemputnya.

Alex mengecek ulang di tempat yang sebelumnya dia lewati, namun hasilnya sama. Kunci itu hilang seperti lenyap dimakan dunia.

Ketika sudah mulai pasrah, seseorang manggil Alex dari belakang membuatnya terkejut. Dengan spontan Alex berbalik arah melihat sosok yang memanggilnya.

"Den Alex, nyari apa?" tanya orang itu.

Orang itu adalah Mbok Darmi pembantu dirumah ini, orang yang selalu menemani Alex sejak kecil. Ntah kenapa tiba - tiba mbok Darmi berada disini.

"Astaga, mbok Darmi bikin aku kaget aja."

"Ya maaf den, Mbok kan ga sengaja." jawab Mbok Darmi.

"Mbok kenapa ada disini? bukannya harusnya mbok lagi di kampung ya?" tanya Alex kebingungan, pasalnya dia tidak merasakan seseorang atau sesuatu yang memasuki rumahnya.

"Pernikahan anak mbok kan sudah selesai, jadi mbok cepet - cepet pulang ke sini. Terus denger dari Nyonya Sarah kalau den Alex dirumah sendirian, Ibu Den Alex khawatir kalau den belum makan, mana hujan deras, jadi karena kasihan mbok langsung kesini deh."

Entah kenapa Alex merasa sedikit terharu dengan mbok Darmi, memang selama ini hanya mbok Darmi lah yang merawat Alex dengan baik.

"Begitu ya, jadi mbok Darmi kesini hujan - hujan?"

"Engga kok, mbok dateng kesini sebelum huja jam lima, pas nyampe kesini pintu sudah terbuka dan den Alex tertidur di sofa, nge liat den yang kecapean mbok jadi ga tega buat bangunin den."

Pantas saja alex tidak menyadari kedatangan mbok Darmi, ternyata mbok Darmi datang ketika dia sedang tertidur pulas.

"mbok daritadi liatin den kaya nyari sesuatu, memang den Alex nyari apa sih?" tanya Mbok Darmi pada Alex.

Alex pun tersadar dia harus buru - buru mencari kunci itu, Gebi pasti sudah memarahi nya karena terlalu lama.

"Aduh, iya aku baru ingat. Aku lagi nyari kunci mobil aku mbok, kunci mobilku hilang. Biasanya aku naruh kunci itu di tempat biasa tapi sekarang gaada..." Alex berhenti bicara sebelum melanjutkannya.

"Mbok lihat ga kunci mobilku? Soalnya aku harus buru - buru buat jemput Gebi disekolah." Alex mengatakan sambil mencari - mencari barangkali dia menemukan kunci mobilnya.

Ketika Alex sedang sibuk mencari kunci tersebut. Mbok Darmi mengeluarkan kunci dari kantong celananya.

"Maksud den Alex, kunci ini?"

Alex segera melihat kunci itu dan ternyata benar, kunci itu adalah kunci mobil yang daritadi ia cari.

"Wah iya benar, mbok nemu kunci ini dimana?"

" Mbok tadi lagi masak buat makan kamu, terus lihat kunci ini di meja dapur, jadi mbok simpen deh biar nanti kalau den udah bangun mbok kasih."

Melihat kuncinya yang sudah ketemu Alex merasa bahagia.

"Makanya lain kali kalau naruh barang jangan suka sembarangan, giliran dibutuhi nanti nyariin," ucap mbok Darmi menasehati Alex.

Memang benar, Alex suka sekali menaruh barang sembarangan, setiap kali dia menggunakan barang itu selalu saja lupa menaruhnya, pada akhirnya mbok Darmi juga yang menemukannya.

"Makasih mbok Darmi, kalau gitu aku pergi."

Alex segera berlari ke garasi tempat ia menyimpan mobil miliknya.

"Loh den serius kamu mau pergi sekarang? engga makan dulu?" ucap Mbok Darmi.

"Gausah mbok aku buru - buru soalnya, nanti saja kalau aku udah pulang."

Setelah itu Alex membuka gerbang rumahnya dan menerobos hujan deras dengan mobilnya. Sangking buru - burunya, dia meninggalkan rumahnya dengan gerbang yang terbuka lebar.