william
sudah seminggu katia dan little goddes kami pulang dari rumah sakit.aku berhasil meyakinkan katia untuk tidak pulang ke kontrakannya tetapi bukan berarti kami pulang ke rumah kami.aku membeli rumah baru yang katia pilih -aku menunjukkan foto foto rumah dari agen penjual rumah pada katia-.
"aku mau pulang ke kontrakanku" tegas katia." itu sangat jauh katia, dokter belum memberi ijin untuk terbang.dengan mobil bisa seharian kondisimu belum memungkinkan" jelasku " kasian juga little goddes" bujukku."aku tidak akan pulang kerumah itu" ketusnya.-kalau aku masih william yang dulu aku tidak akan peduli, dia mau atau tidak-."aku akan cari beberapa rumah yang bisa kau pilih nantinya, tapi aku mohon jangan bersikeras ke kontrakanmu" mohonku." baiklah" ujarnya setuju." thank you" ucapku merasa lega.aku akan bersabar menghadapinya.
pagi ini aku akan menemani katia melakukan fisioterapi untuk mengaktifkan otot otot katia yang selama sebulan tidak digunakan akibat koma-ini jadwal pertemuan ke dua nya."kau tidak usah ikut kedalam, tunggu di luar saja" tukasnya mencegahku yang mencoba mendorong kursi roda yang di duduki katia masuk ke ruang terapi.dengan senyum simpati fisioteraper mengambil alih kursih roda katia dari tanganku. 'seperti apapun perlakuanmu sekarang padaku aku akan bersabar menghadapimu'. kataku dalam hati.setelah katia berada di dalam ruangan aku beranjak menuju kursi tunggu yang ada di luar ruang terapi.
" william" panggil katia yang sedang berendam air hangat di bathtub." hem" jawabku sambil memeriksa email di laptopku."kau mau anak perempuan atau laki laki?" tanyanya." iya aku mau" jawabku asal - aku tidak mendengar pertanyaannya karena fokus ke email yang kubaca-."william!" jerit katia kesal membuatku terperanjat." apa sih? kenapa pake menjerit segala?" grutuku melototi kamar mandi. 'ini perempuan suaranya kayak petir saja'.aku menutup laptop dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi setelah menunggu tidak ada jawaban dari katia." kenapa wajahmu cemberut?" tanyaku berdiri di pintu. mulut katia terlihat bergerak tapi tidak ada suara yang keluar." jangan cemberut gitu dong, nanti anak kita wajahnya muram gimana?" godaku melangkah memasuki kamar mandi dan duduk di bibir bathtub.'oke william fokus ke wajah katia bukan ke dadanya atau ,,, akh.....fokus fokus' mantraku dalam hati." tadi kamu tanyak apa? aku gak jelas". tanyaku sambil meraih sebalah kaki katia dari dalam air dan memijitnya.dengan wajah masih cemberut katia menjawab pertanyaanku." kau mau anak perempuan atau laki laki?" tanyanya."perempuan" jawabku spontan." kenapa?" tanyanya menarik kakinya yang di tanganku kemudian menukar dengan kakinya yang sebelah lagi-belakangan dia sering ngeluh kakinya sering sakit-." ya biar cantik seperti mamanya" jawabku." apaan" gumamnya dengan wajah memerah." tapi mau itu perempuan atau laki laki tidak masalah yang penting sehat" sambungku.
" airnya sudah mulai dingin" kataku." udahan nanti masuk angin".katia mengangguk dan mengulurkan kedua tangannya padaku. setelah melepas penyumbat air aku membantu katia berdiri keluar dari bathtub.'damn' rutukku dalam hati melihat tubuh katia." handuknya william" pinta katia membuyarkan pikiran kotorku.setelah menutup tubuhnya dengan handuk katia keluar dari kamar mandi. aku membuntutinya ke dalam closet." william" tegur katia saat aku mencium tengkukknya.dia menatapku tajam melalui cermin." cium doang gak boleh" protesku membalas tatapannya." aku baru selesai mandi" balasnya."tau gitu tadi aku ikut berendam". sungutku." yang melarang ikut berendam siapa?" balasnya galak."kan kau yang bilang aku masih ada kerjaan. makan itu laptop mu" omelnya meninggalkanku di closet.setelah menutup rahangku yang terbuka- ni cewek lama lama melunjak, uda mulai berani melawan-.aku keluar dari closet dan mendapati katia sudah berada di balik selimut." cepat sini" tukas katia menepuk sisi tempat tidurku.setelah melepas kausku aku segerah berbaring dan menarik katia ke pelukanku.
kami di mobil dalam perjalanan pulang, dari tadi sejak meninggalkan tempat fisioterapi dia hanya diam saja membuat suasana canggung.saat aku menanyakan keadaannya dia cuma bilang am fine dan memutar kursi rodanya menuju pintu keluar." kau mau makan dulu apa langsung pulang?" tanyaku memecah kesunyian."pulang" jawabnya singkat menatap keluar jendela."apa kau tidak lapar?" tanyaku lagi membuatnya menoleh ke arahku."aku lapar dan lelah, makanya aku mau pulang" jawabnya dengan mata berkaca kaca." kau pikir dengan tubuh cacat seperti ini aku masih berani menunjukkan wajahku ke orang banyak" sambungnya dengan air mata mengalir."apa kau menunggu orang untuk menghinaku perempuan cacat" katanya mulai menangis terseduh seduh. dengan segerah aku menepikan mobil. dengan sigap aku mengangkat tubuh katia ke pangkuanku. "sst,, kau tidak cacat sayang". bisikku di kepalanya.tangis katia semakin menjadi di pangkuanku."apa namanya kalau bukan cacat? berdiri saja aku tidak bisa tanpa bantuan". isaknya didadaku."aku pikir fisio akan membantuku, tapi yang ada semuanya menyakiti tubuhku dan tetap saja aku tidak bisa berdiri".dengan kedua tanganku aku mengangkat wajah katia agar menatapku. "hei, lihat aku. ini baru terapi kedua, kau pasti bisa berdiri dan berjalan lagi." kataku meyakinkan nya."aku akan melakukan apa saja agar kau bisa berjalan lagi, aku janji" kataku sambil menghapus air matanya.katia menundukkan pandangannya."aku rasa aku tidak akan melakukan terapi lagi" ucap katia pelan." apa?. sayang jangan menyerah. aku tau latihannya pasti membuat seluruh tubuh mu sakit,tapi kau tidak boleh menyerah, kau bahkan mengalahkan kematian bagaima bisa kau menyerah" pujukku." kau tidak merasakan seperti apa sakitnya" bentaknya memukul dadaku."aku tahu, tapi aku melihat mu. aku melihat perjuangan mu.you survived the dead, kau pasti bisa melewati semua ini.i will help you. just let me help you next sesion" pintaku."i dont know william." ujarnya lemah." rasanya sangat menyakitkan" . " kita bisa berhenti jika sakitnya tak tertahankan. kita bisa malakukannya pelan pelan." bujuk ku.
katia sedang memangku little goddes saat aku pulang dari kantor.dia menoleh kearahku saat mendengar langkahku."dia baru saja minum susu." ujar katia. aku tersenyum dan menghampiri mereka. setelah mencium putriku dan katia aku berjongkok di hadapan katia." ayah menelpon tadi" kataku perlahan sambil memperhatikan raut wajah katia."aku mau minum" katanya memundurkan kursi rodanya meluncur ke box putri kami.setelah meletakkan little goddes dia menuju pintu untuk keluar."katia" panggilku pelan.dengan cepat dia berbalik menhadapku. " what do you want william sami?" tanyanya dingin." kau pikir karena aku mau tinggal seatap denganmu aku melupakan semua yang terjadi padaku?" bentaknya."aku melupakan perbuatan kalian?" suara katia yang meninggi membuat little goddes terkejut dan mulai menangis. dengan cepat aku meraih bayi kami mencoba menenangkannya, saat aku menoleh ke arah katia dia sudah pergi.bibi june tiba tiba muncul di depan pintu.dia tersenyum simpati padaku, mungkin dia mendengar semuanya." berikan pada bibi" pintanya melihat usahaku menenangkan little goddes tidak berhasil." yang sabar " nasehat bibi june
aku menemukan katia di halaman belakang sedang menangis sendirian." am sorry" ujarku.katia menghapus wajahnya mendengar suaraku. dengan perlahan aku menghampirinya." am sorry too" balasnya.aku duduk di rumput di samping kursi roda katia." berikan aku waktu untuk mencerna semua ini william.aku masin berjuang untuk kesembuhanku".kata katia menatap lurus ke depan."aku tidak bisa menghadapi semua ini sekaligus" ujarnya menoleh ke arahku.
" apa kalian sudah punya nama untuk cucu mama?" tanya mama sehabis makan malam. mama datang tanpa memberi kabar dengan alasan ingin ketemu little goddes." belum" jawabku. katia sedang mandi, aku dan mama di ranjang menemani little goddes." bagaimana keadaan katia?" tanya mama berbisik." masih biasa, terkadang moodnya buruk saat dia lelah dan merasa kesakitan".jawabku pelan."kasihan dia, kau harus bersabar menghadapinya" nasehat mama." tentu ma".mendengar suara kran berhenti aku segerah bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.katia baru keluar dari shower. setelah mengangkatnya ke atas wastafel aku menyerahkan handuk ke tangannya dan membantunya mengeringkan rambutnya." kau pasti jijik melihatku?" katanya membuatku menghentikan kegiatanku yang mengeringkan rambutnya dan menurunka pandanganku menatap matanya yang berkaca kaca." biasanya dulu kau melihati tubuhku saat seperti ini. sekarang melirik pun tidak" ujarnya memejamkan mata erat membuat air matanya mengalir." hei" bisikku menempelkan keningku ke keningnya." aku tidak mungkin jijik melihat tubuhmu". kataku." tubuh ini mengagumkan" ujarku menyentuh wajah , leher, bahu, dada menuju pinggulnya." tubuh ini memberiku bayi perempuan yang cantik"." this streach mark was proved that dari tubuh ini lah putriku lahir.aku berusaha menahan diri selama ini karena aku takut kau menolakku" jelasku." kau tidak perlu berkata seperti itu william." balasnya ."aku mengerti" lanjutnya sambil menutupi tubuhnya dengan handuk."aku akan segera mengurus perceraian kita, jadi kau tidak akan terjebak dengan orang cacat sepertiku".lanjutnya mendorongku."setelah apa yang kulakukan padamu aku takut berharap terlalu banyak. kau masih mau tinggal bersama denganku aku sudah bersukur" kataku tak menghiraukan ucapannya." sampai matipun aku tidak akan bercerai darimu". sumpahku sebelum menciumnya.👀👀🌺🌺🌺🌸🌸🌸🌸🌹🌹🌹🌹🌷🌷🌷🌼🌼🌼🌼🌼🌼💘💘💘💘💘❤️❤️❤️❤️