webnovel

Hemlock : The land of werewolves

Cecile adalah seorang putri dari kepala suku. Suatu hari ia bertunangan dengan saudagar kaya atas kehendak ayahnya sampai membuat nya lari dari rumah. Pelarian nya membawa beberapa pengalaman baru untuk nya tentang kedekatan nya dengan seorang pria asing yang bernama Arthur walau hanya sesaat. Akankah sesaat itu menjadi hubungan yang dekat? Ini adalah kisah tentang negri manusia dan negeri manusia serigala. Manusia serigala empat musim, seperti apa itu??? Slow update!

Happy_autumn · Fantasy
Not enough ratings
37 Chs

Gadis itu harus mati!

Cecile perlahan melepaskan tangan Arthur dari genggamannya. Ia memberanikan diri untuk melangkah ke depan untuk menjawab pertanyaan dari wanita sang penguasa bangsa siluman serigala itu.

"Ya yang mulia, saya adalah gadis manusia" Sebenarnya Cecile masih merasa sangat gugup. Apa lagi ekspresi wanita yang duduk di atas takhta itu sama sekali tidak dapat ditebak.

Mengangkat sedikit gaun nya yang panjang, membungkukkan badannya perlahan, ia pun memberi penghormatan pada sang ratu. "Salam hormat saya pada yang mulia ratu, semoga segala kesejahteraan dan kesehatan menyertai anda"

Itu adalah kali pertama Cecile melakukan salam penghormatan pada seorang penguasa. Ia berharap tidak melakukan kesalahan. Di negerinya tidak ada sistem monarki yang dipimpin oleh seorang raja ataupun ratu.

Karena di negerinya yang terdiri dari empat wilayah itu, masing-masing dipimpin oleh seorang kepala suku yang sudah dipilih oleh para penduduk wilayah tersebut. Jadi kepala suku adalah pemimpin terbesar di negerinya.

"Kau cukup dekat dengan putra ku"

Cecile menegang. Mengangkat kepalanya, ia melirik pada wanita paruh baya itu. Wajahnya yang tirus, masih terlihat begitu menarik dan memikat. Tanda-tanda penuaan yang muncul di sekitar wajahnya, sama sekali tidak mengurangi aura kuat nya yang menyihir dan menantang.

Sorot matanya yang tegas, membuat nyali Cecile menciut. Ia seakan melihat mata merah itu siap menelannya detik itu juga. "A-aku bertemu dengan putramu beberapa kali di negri ku" Ia tidak mungkin mengatakan kalau putranya itu adalah teman, bukan? Bagaimana mungkin wanita penguasa negri itu terima putranya berteman dengan manusia.

"Lalu kalian dekat setelahnya?" Tekan sang ratu, mata merahnya yang menyala membuat Cecile meneguk liur pahit. 'Aku harus menjawab apa?' batin nya, ia tidak akan pernah mengira akan terjebak di situasi rumit ini.

"Ya, setelah beberapa pertemuan itu kami menjadi dekat ibu" Arthur mewakili Cecile untuk menjawab. Dan Cecile merasa sangat lega karenanya.

"Dari suku mana kau berasal?" Setelah melihat apa yang dilakukan putranya sejauh ini, sang ratu tau satu hal. Gadis manusia dihadapan nya ini, istimewa untuk putranya.

"Suku Zeath" Dengan gugup Cecile menjawab.

Sepertinya wanita penguasa negri ini tau banyak tentang negri manusia.

"LALU BAGAIMANA BISA KAU BERADA DI TEMPAT INI?"

Seketika Cecile terperanjat.

Mendengar suara wanita itu yang dua tingkat lebih tinggi, ia tau bahwa wanita itu murka. Perlahan kedua lutut nya bergetar, diam-diam dia melirik pada Arthur dengan tatapan memohon, 'Keluarkan aku dari neraka ini!'

Arthur yang mengerti arti dari tatapan itu, mengedipkan matanya pada Cecile. Mengisyaratkan padanya untuk santai dan semua akan baik-baik saja.

"Ibu jangan meninggikan suara mu seperti itu, kau akan menakutinya jika begitu" Arthur tidak tau kenapa ibunya yang biasa nya cukup tenang dan berkepala dingin dalam menghadapi sesuatu, mendadak kehilangan control dan emosi seperti tadi.

"Putraku, jelaskan pada ku apa yang terjadi! Bagaimana gadis manusia ini bisa berada di negri kita dan mengapa ia memiliki aliran energi klan mawar dalam tubuhnya" Tanya sang ratu tak sabaran. Seakan sulit baginya menoleransi apa yang terjadi di hadapannya saat ini.

"Cecile keluarlah!" Titah Arthur pada Cecile.

Tampang nya yang berubah jadi serius dan sikap nya yang terkesan dingin itu, mendorong Cecile untuk tidak menanyakan apapun lagi. Ia pun terus melangkah keluar membiarkan anak dan ibu itu berbicara.

"Gadis itu sangat istimewa untuk mu!"

Mendengar kata sindiran itu, Arthur hanya memasang tampang dingin di wajahnya. "Aku tidak tau bagaimana gadis itu bisa berada ke negri kita" Tukas Arthur kemudian. Ia enggan merespon kata-kata ibunya barusan.

"Jadi bukan kau yang membawa nya kemari?"

"Aku tau peraturan dan cukup tau untuk tidak melanggar nya"

"Lalu bagaimana bisa ia memiliki aliran energi milik klan mawar?"

"Itu karena salah satu dari bangsa kita yang melakukan nya"

"Gadis itu harus mati!"

"JANGAN BERANI MENYENTUHNYA!"

Sang ratu tersentak kaget. Ia tidak akan mengira putranya akan selancang itu padanya.

Dan Arthur sendiri tidak tau kenapa mendadak seperti itu. Ia refleks melakukanya. Seakan ketika mendengar kata 'mati' yang di tuju pada gadis manusia itu, darah dalam tubuhnya seketika memanas.

"Pftt..." Sang ratu tertawa dingin.

"Jadi, sungguh gadis itu sangat istimewa bagi mu?" Ia tau sikap putranya yang senang menggoda para gadis di bangsa nya, tapi ia dingin pada setiap dari mereka yang melewati batas. Jelas sekali kalau apa yang putranya lakukan hanya untuk kesenangan.

Dan ini adalah kali pertama ia melihat putra nya itu bersikap sampai sejauh ini pada seorang gadis. Akan tetapi itu adalah gadis manusia?

"Ibu tidak bisa melakukan itu padanya" Arthur masih enggan merespon hal itu dari ibunya.

"Kita tidak bisa melanggar perjanjian Batanfrien"

"Perjanjian itu hanya berlaku antara bangsa kita dan manusia yang khusus nya suku Akez. Tidak selain itu!" Tegas sang ratu.

"Lalu apa yang menjadi alasan gadis itu harus mati? Apa yang terjadi padanya adalah kecerobohan salah satu bangsa kita"

Sang ratu menatap intens pada putranya. Sikap putranya terus menjadi dingin padanya hanya karena gadis manusia itu. Ia sama sekali tidak senang. "Kau tau jelas putraku! Ia tidak akan bertahap hidup dengan membawa energi dari bangsa kita. Tubuhnya tidak cukup kuat menoleransi hal itu. Dengan ia mampu bertahan sampai detik ini saja adalah suatu keajaiban untuknya"

"Aku memberikan nya darah ku! Ia akan terus bertahan selama mengkonsumsi darah ku"

"Apa kata mu?" Mendengar pernyataan itu dari putranya, rasanya ia mau gila. Jika putranya sudah bertindak sejauh itu, jelas sekali putranya sudah jatuh cinta sangat dalam pada gadis manusia itu.

Ia sama sekali tidak tau kronologi di balik keduanya sampai terjalin hubungan yang cukup dekat. Tapi yang jelas, ia tidak bisa membiarkan putranya terus menjalin dengan gadis manusia itu.

"Kau tidak akan terus membiarkan nya hidup dengan bergantung pada darah mu bukan?"

Arthur terdiam.

"JIka demikian, ia akan kehilangan hidupnya yang normal. Menurut mu, apakah ia dapat melanjutkan hidup dengan keadaan nya yang seperti itu? Bagaimana ia akan kembali pada keluarganya dengan keadaan yang seperti itu? Lalu apa kau piki para manusia itu akan menerima keganjilan dari gadis itu begitu saja?"

Arthur merenungi kata-kata ibunya. Dan semua yang dikatakan wanita itu adalah benar. Bagaimna Cecile dapat hidup normal dengan terus bergantung pada darah nya? Bagaimana ia bisa kembali ke keluarganya dalam wujud seperti itu?

Terlebih lagi ia adalah putri dari kepala suku, keganjilan dalam dirinya pasti akan membuat orang bertanya-tanya, apakah gadis itu sudah tercemari roh jahat selama menghilang di hutan? Jika mereka hanya berspekulasi begitu saja mungkin bukan masalah.

Tapi bagaimana jika mereka menganggap Cecile adalah ancaman atau gadis terkutuk pembawa sial, bisa saja para manusia itu memutuskan untuk membunuhnya? Itu mungkin saja terjadi. Ia sudah cukup lama berbaur dengan dunia manusia, ia sudah hafal watak dan pola pikir mereka.

"Itulah kenapa aku mengatakan gadis itu harus mati. Kematian lebih baik untuk situasi nya saat ini" Perlahan sang ratu mulai menebar jaring. Ia hanya perlu menunggu putranya terjerat di dalam nya.

"Tidak!" Arthur menentang hal itu dengan keras.

Ia tidak dapat membayangkan, gadis yang memiliki senyuman yang menyenangkan, rona pipi nya yang begitu menggemaskan, dan tingkah lakunya yang begitu menakjubkan, harus lenyap begitu saja hanya karena perbuatan tidak bertanggung jawab salah satu bangsanya.

"Bagaimana jika ibu mengajak mu bernegosiasi?"

____