webnovel

HEAVENLY

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Park Yuju wanita cantik berdarah Korea yang harus menjalani kerasnya hidup di sebuah kota bernamakan Agnieszka. Melawan berbagai ketidak adilan, bully-an, dan hinaan yang dia dapatkan. Dan sebuah kisah cinta yang menjadi pelengkap kisah hidupnya. Kisah cinta yang membuatnya bahagia dan tersakiti. Sebuah cinta yang menyeretnya dalam kegelapan. Cinta yang membuatnya merasakan kebencian, kesedihan, dan kekecewaan. Akankah cinta itu dapat membuatnya bertahan atau membuatnya menjauh dan melupakan semuanya? Dan semua itu dimulai saat dirinya bertemu dengan seorang pria dengan mata indahnya yang berhasil mencuri perhatiannya dan saat itu jugalah berbagai macam hal aneh dan janggal mulai terjadi pada dirinya.

Blueside · Urban
Not enough ratings
389 Chs

DATE?

Yuju duduk di depan sofa miliknya, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Sesuatu yang sepertinya membuat dan menganggu pikirannya, Yuju terlihat gusar dan juga menggigit kuku nya sendiri. Pikirannya melayang mengingat pertemuan dirinya dengan wanita tadi.

Wanita yang membawa mimpi buruk padanya dan membuat nya tersiksa pada semasa sekolah.

Ingatan masa lalu saat dirinya waktu itu kembali terputar di kepalanya yang bahkan ia sendiri pun tidak mau dan tidak ingin mengingatkannya lagi.

Ia tidak menyangka bahkan berharap untuk dapat bertemu dengan wanita itu.

Wanita ular itu.

Drrtt... drrtt... drrtt...

Geteran ponselnya membuat Yuju menghentikan aktivitas mengigit kukunya yang sudah terlihat mengenaskan dan tidak beraturan.

Yuju mengambil ponsel nya dan melihat siapa sang penelepon. Dan begitu melihat nama yang tertera pada ponsel nya Yuju segera menjawab panggilan itu.

"Yuju, kau baik-baik saja?" suara Bella di seberang sana dengan khawatir.

"Aku baik-baik saja."

Terdengar suara lega dari seberang telepon sana. "Syukurlah, jika kau ingin menceritakan sesuatu kau bisa menceritakannya pada ku."

"Baiklah, terima kasih."

Panggilan itu pun di putuskan oleh Yuju, ia kemudian beranjak dan berjalan kearah kamar miliknya, ia ingin beristirahat dan menenangkan pikirannya dari hal-hal yang mengganggunya.

ia tidak bisa membiarkan wanita itu kembali menghancurkan hidupnya yang sudah dengan susah payah ia bangun kembali.

Dan ia tentu saja tidak akan pernah membiarkan hal itu kembali terjadi lagi.

...

Seperti hari-hari membosankan sebelumnya, Yuju kembali bekerja dengan menampilkan senyum yang tidak luntur dari wajahnya, namun di wajah cantik itu juga terlihat raut lelah dan letih.

Jika boleh jujur ini sangat melelahkan.

"Yuju, aku rasa ada yang aneh," ujar Bella.

"Apa yang aneh?"

"Kau tidak sadar? Mr. Simon sudah hampir satu minggu tidak masuk kerja," Yuju tersadar seketika.

Benar juga. Kenapa ia baru sadar akan hal itu, pria menyebalkan itu sebelumnya tidak pernah seperti ini, kalaupun ia tidak masuk paling lambat cuman dua hari saja. Dan ini sudah lewat dari dua hari.

Tapi sejujurnya Yuju merasa senang pria itu tidak masuk kerja. Ia tidak harus lagi mendengarkan hinaan dan cacian yang selalu di lontarkan kepadanya.

"Mungkin dia sedang sakit," jawab Yuju enteng.

"Hmm... mungkin saja, atau bisa jadi ia di pecat!" Yuju tertawa.

"Di pecat? yang benar saja. Tapi kalau hal itu benar-benar terjadi kita berdua harus merayakannya," Bella terkekeh dan mengangguk setuju.

"Itu sudah jelas!"

Ohh... tapi bukankah ini berarti doanya terkabul? Dan baguslah jika doanya benar-benar terkabul. Itu pertanda bahwa Tuhan masih menyayanginya.

"Akan lebih bagus kalau dia mati saja," gumam Yuju.

...

"Tuan Jae, apa anda akan menghadiri undangan makan malam Tuan Seo?" tanya wanita dengan rok pendek putih itu.

Jae memutar kursinya yang sempat membelakangi wanita yang merupakan sekertaris nya dan menatap wanita itu dengan datar.

"Tidak, katakan padanya aku sedang sibuk," tolak Jae dengan mentah-mentah.

Wanita itu kemudian mengangguk dan berjalan keluar untuk melakukan perintah dari CEO mereka.

Bukan sebuah rahasia lagi jika sangat banyak CEO dari perusahaan besar lain yang selalu ingin mengajak Jae untuk jamuan makan malam dan bahkan ingin memperkenalkan putri mereka pada Jae. Namun seperti yang kalian lihat semuanya di tolak mentah-mentah oleh pria tampan itu.

Mereka salah mengira bahwa Jae akan dengan percuma memberikan hatinya pada putri CEO kaya yang serakah itu.

"Verse."

"Ah.. iya Tuan?

"Sebentar kau tidak perlu mengantar ku pulang, dan katakan pada supir ku untuk memberikan kunci mobilnya pada ku."

Verse mengerutkan dahinya heran. "Apa anda punya janji Tuan?

"Menurut mu? tentu saja aku punya janji dengan seseorang."

Jae punya janji? tapi dengan siapa? Baru kali ini Verse melihat Jae memiliki janji dengan seseorang dan itu pun tidak ingin di antar oleh nya.

Ahh... apakah mungkin dengan Yuju?

Verse mengangguk paham. "Baik Tuan akan saya laksanakan."

...

Yuju melihat pantulan wajahnya dari sebuah cermin yang berada di dalam lokernya, terlihat raut tidak yakin pada wajah wanita itu.

"Hmmm... kau yakin aku tidak terlihat aneh Bella?" Bella berdecak malas.

"Kau malah terlihat sangat cantik Yuju!"

"Tapi aku tidak terbiasa memakai make-up seperti ini sebelumya."

Yah... seperti yang wanita itu katakan, Yuju bukan wanita yang suka berdandan berlebihan dan terlihat mencolok. Ia lebih suka dan nyaman dengan penampilan seadanya saja.

"Ohh.. ayolah! apa kau tidak ingin terlihat cantik?"

Bella kemudian berjalan mengambil sebuah paper bag coklat yang berisikan baju dress yang ia beli bersama Bella saat itu.

"Nah, sekarang cepat ganti baju mu," perintah Bella.

Lima menit Yuju habiskan untuk mengganti seragam kerjanya dengan dress selutut cantik itu yang menambah kesempurnaan penampilannya.

Bella melongo.

Sahabatnya itu terlihat sangat cantik di matanya. "Ya ampun... Yuju kau sangat cantik."

Yuju menyelipkan rambutnya yang tergerai pada daun telinga dengan malu. "Kau serius?"

Bella mengangguk dengan spontan. "Tentu saja! kau terlihat luar biasa."

Yuju kemudian melihat jam yang terpampang pada layar ponsel miliknya yang memperlihatkan pukul setengah lima sore.

"Astaga, susah hampir jam lima," Yuju segera mengambil sepasang wedges silver untuk melengkapi penampilannya.

"Bella... apa tidak apa-apa aku meninggalkan mu sendirian di sini?" ucap Yuju merasa tidak enak.

"Hey! apa yang kau bicarakan, tentu saja tidak apa-apa kau tidak perlu khawatir. Kali ini kau harus memperjuangkan kisah cinta mu."

Yuju merasa tersentuh dengan perkataan Bella, ia kemudian memeluk sahabatnya itu dengan erat. "Terima kasih Bella."

...

Disinilah Yuju duduk menunggu kedatangan pria yang membuat janji dengannya. Ia duduk di depan supermarket sambil sesekali melihat jam pada ponselnya.

Sudah lewat dua puluh menit namun pria itu belum juga datang. Yuju menghela nafasnya dengan bosan.

Apa mungkin pria itu tidak jadi datang? itu berarti semua dandanan nya ini sia-sia saja jika seperti itu.

"Hah... mungkin dia melupakannya, atau mungkin dia sedang sangat sibuk," ucap Yuju dengan lesu.

Bayangkan saja bagaimana perasaan mu saat sudah berhari-hari lamanya kau menunggu untuk moment ini namun orang yang sedang kau tunggu-tunggu tidak kunjung datang. Pasti kau akan merasa kecewa bukan?

"Lama menunggu ku Nona?"

Yuju langsung mendongak dan sebuah senyuman terbit pada wajahnya yang tadinya terlihat muram.

"Kau datang?!"

Jae tersenyum tampan. "Tentu saja aku tidak mungkin melupakan janji ku padamu. Aku bukan tipe orang yang suka mengingkari janji."

Yuju sangat merasa senang dengan kedatangan Jae yang sudah ia tunggu sedari tadi.

Jae sangat tampan dengan kemeja hitam bergaris kan putih pada sebelah kanannya dan tatanan rambut yang memperlihatkan jidatnya menambahkan kesan karismatik pada pria itu.

Yuju sampai-sampai lupa cara untuk berkedip.

Jae pun tidak jauh beda dari Yuju yang terpesona dengan penampilan wanita itu yang terlihat sangat beda di matanya dan ia menyukai penampilan cantik Yuju.

Sepertinya make over yang di lakukan oleh Bella sukses.

Yuju mengutuk pikirannya yang sempat memikirkan bahwa Jae yang tidak akan datang. Harusnya ia sadar bahwa Jae bukanlah pria yang seperti itu.

Jae kemudian menjulurkan tangannya ke depan Yuju dan menatap wanita itu dengan pandangan berbeda. "Let's start our date."