Meski Evan sudah tiba kembali di kamarnya, namun pemuda itu seperti enggan untuk langsung membersihkan dirinya. Dia malah nampak terduduk lemas diatas lantai, sembari menyandarkan punggungnya pada ujung tempat tidur.
Untuk beberapa saat, Evan memejamkan mata sembari berusaha untuk mengatur napasnya yang masih terasa sesak. Dalam keadaan yang seperti itu, iapun merasakan jika ternyata tak hanya sesaknya perasaan emosi saja yang membuat dirinya menjadi tak leluasa untuk menghirup udara. Namun, sekujur tubuhnya juga terasa begitu sakit dan juga pegal.
Dalam diamnya itu, Evan kembali merenung tentang apa yang terjadi pada malam hari itu. Dia sama sekali belum bisa menerima akan hancurnya hubungan antara dirinya dan Lia yang telah dibangun sejauh itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com