Regan bingung bagaimana untuk memberikan tanggapan untuk keputusan yang diambil Martha. Ia hanya bisa memberi pelukan hangat sebagai anak.
"Regan akan mengurus semua ini. Tapi, Regan takut mereka akan milih jalur hukum. Apa Tante dan Om juga akan menerima jika kalian harus berada di sana?"
Lekai berkaca mata itu masih tak henti-hentinya mengusap lembut punggung tua Martha. Namun setelah mendengar perkataan Regan, wanita paruh baya itu mengurqi pelukannya berjalan ke arah suaminya.
Jeno nampak murung. Tatapan kedua iris hitam legam itu nampak berkabut.
"Apa Papa setuju?" tanya Martha lirih. Jeno tidak bereaksi hanya bisa terdiam di tempat.
Nino menggeleng samar. Ia tidak menyangka dosa mereka serumit ini dan mengakibatkan nyawa beberapa orang hilang dengan tragis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com