31 bab 30 POR Ancol

lelah bermain di arena bermain, kini ketiga nya duduk di meja makan dengan canggung, terutama Aletta, dan duduk dengan punggung lurus dengan semburat merah di pipi nya. Bagaimana tidak, pasca di pergoki oleh Kayla tadi, Aletta sudah tak banyak bicara di karenakan malu sediri.

"hey… tidak perlu malu segitu nya juga kali!" sewot Kayla mencomot eskrim yang ada di mangkuk Aletta.

"T-Ti-tidak!"Aletta menjawab dengan tergagap, sedetik setelah nya, kulit putih Aletta yang sudah merona semakin bersemu merah seperti kepiting rebus.

Dasar Kayla!_ hati Aletta benar benar kesal dengan kelakuan sahabat nya satu itu.

Aletta menarik mangkuk eskrimnya dengan cepat,menjauh kan-nya dari jangkauan Kayla yang sibuk mencomoti eskrim miliknya, padahal di mangkuk Kayla sudah ada eskrim milik Kayla sendiri, tapi Kayla tetap saja menganggu milik nya.

Untuk sahabat, kalau engga udah Letta tendang keluar_ batin Aletta berang, padahal ia pun belum memakan eskrim milik nya sendiri, kini malah Kayla sudah memakan hampir seperempat eskrim nya.

Kayla yang melihat tingkah Aletta, tersenyum sambil terkekeh ringan melihat betapa lucunya Aletta saat ini, wajah kesal, dengan kulit merona malu.

" Tapi kata nya mau senang senang hari ini?! Masa di goda dikit aja langsung blushing sih!" Kayla menyandar pada kursi nya, berujar seolah bosan, Padahal, Kayla sangat senang saat menggoda Aletta.

"sudah sudah… setelah ini mau kemana?" Yudistira menengahi konflik menggemaskan antara Kayla dan Aletta.

Yudistira beanr benar tidak bisa meneruskan aksai menonton ya, Karena semakin ia memperhatikan Aletta yang di goda oleh adik nya, Kayla, rasan ya yudistira semakin jatuh kedalam pesona Aletta yang semakin kesini semakin memikat hati nya.

"emm… letta sih ikut aja, kemana aja boleh!" jawab Aletta yang sayang nya jawaban itu membuat Kayla tersenyum licik.

Kayla mencondongkan sedikit tubuh nya kearah kakak nya, Yudistira kemudian berujar sambil mengangkat angkat alis nya.

"ajak ke pelaminan aja kak!" kelakar Kayla.

"Kay!" seru Aletta menarik Kayla agar tidak menggoda nya lebih jauh.

"ke KUA yuk!" celetuk Kayla, membuat Aletta baik Yudistira menoleh dengan serempak menatap Kayla dengan ekspresi yang sama. Kebingungan.

"mau ngapain dek?" Tanya Yudistira bingung.

Tubuh Yudistira sedikit menyebrangi meja guna mendekati adik nya, kemudian tangan nya terulur untuk menyentuh kening sang adik dengan tangan kanan nya, sedang kan tangan kirinya menyentuh kening nya sendiri.

"gak panas!" gumam Yudistira yang langsung mendapatkan plototan sebal dari Kayla.

Kayla mendengus kesal, mengenyah kan tangan sang kakak yang masih saja bertengger di kening nya sejak beberapa menit yang lalu.

" kakak apaan sih…gak peka-an banget…!" Kayla menyendok eskrim kedalam mulut nya hingga mulut nya di penuhi oleh eskrim.

"ngomong opotoh nduk!" Yudistira mengusap kepala Kayla sambil terkekeh.

"iissshhh…" sewot Kayla menyingkir kan tangan Yudistira.

"hemp…"

Seketika, kakak adik itu menoleh kesebelah Kayla, disana Aletta terlihat menahan tawa nya dengan mentupi mulut nya. Yudistira dan Kayla menatap gadis cantik itu dengan tatapan melongo dan bertanya tanya.

"kenapa lu? Kesambet jin tomang?" celutuk Kayla yang di hadiahi jitakan dari Yudistira.

"sakit tau!" sebal Kayla mengosok kepala nya.

"hahahha..kalian itu lucu tau… hahahhah!" Aletta akhirnya meledakkan tawa nya.

Melihat Aletta tertawa dengan begitu lepasnya membuat Yudistira maupun Kayla tersenyum senang.

"kau senang hari ini?" Tanya Yudistira menaruh sebuah kue tart rasa vanilla stroberi dihadapan Aletta. Iamengangguk, kemudian Aletta dibuat terkejut oleh kue tart itu.

"siapa memesan cake?" Tanya Aletta mencari pelayan yang mengantarkan kue tart kecil yang hanya seukuran piring kecil.

Kue itu berbentuk mawar yang sedang mekar dengan warna merah muda yang terlihat berkilau, dan jangan lupakkan sebatang lilin kecil berdiri di puncak kue, menyala dengan begitu berani, menentang cahaya matahari.

Mata Aletta menatap kepada lilin lamat, mungkin Aletta benar bernar gadis bodoh yang mengasihani sebatang lilin. Namun ia benar benar kasihan, lihat lah lilin yang membakar diri, tetap menyala kana api nya, padahal cahaya itu sangat sia sia di siang hari.

"itu milik mu, Baka!" cibir Kayla mengkhiri cibiran dengan kosa kata jepang.

"heh?" ucapan Kayla menyadarkan Aleta, dengan cepat.

"Kayla benar, itu milik mu Aletta, So, selamat ulang tahun!" balas Yudistira.

Yudistira menyalakan lilin, lalu menegakkan tubuh nya dengan benar agar bisa melihat Aletta dengan lebih jelas.

"make and Wish, lalu tiup lilin mu!" lanjut Yudistira mengulas senyum nya.

Tanpa basa basi, Aletta menuruti ucapan Yudistira, menangkkupkan tangan nya kemudian mengucapkan harapan nya dalam hati.

" semoga, kak Yudis bersama orang yang di cintainya hingga menutup usia!" Aletta membuka mata nya .

"amin…" Kayla dan Yudistira berucap serempak begitu kelopak mata Aletta terbuka.

"tiup lilin mu!!" seru Yudistira memberi inturksi.

Aletta menggangguk kan kepala kemudian meniup sebatang lilin yang bertengger di atas kue. Setelah meniup lilin, aletta memotong kue nya serta menaruh pada piring khusus kue, sepotong kecil pertama ia berikan kepada yudistira, kemudian Kayla.

"so? Setelah ini kita mau kemana?" Tanya Kayla yang berjalan lebih dahulu, mendahului Aletta dan Yudistira.

"em… main udah, makan udah…. Setelah ini kita ke…. Pantai Ancol… bersantai menikmati sore!" Aletta memberikan usulan.

"Ancol?" Yudistira membeo.

"dia tau kakak bawa mobil!" sanggah Kayla seolah tau respon apa yang akan di berikan Yudistira.

"aku tidak bilang tidak bawa mobil, wait, jangan bilang Ancol itu ide mu?" Tanya Yudistira melototi Kayla seolah tanpa dosa.

" Letta juga pengen kesana!" Aletta tersenyum meyakinan Yudistira.

"huft, gak sempat let, sekarang sudah jam 1 siang, takut gak sempat sampai ke Ancol sebelum sunset!" Yudistira mencoba menolak keinginan Aletta dengan halus dan hati hati, jangan sampai ia meluakai perasaan Aletta. Bisa gagal rencana PDKT nya

Bukan tak mau karna apa yang di kata kan nya barusan adalah sebuah kebenaran. Bagaimana jika macet? Fikirkan juga saat pulang, jika mereka terjebak macet lagi, maka mereka akan kembali tengah malam, dan ia yakin ayah Aletta akan marah.

Yudistira yakin itu, ia ingat betapa manja dan posesif nya ayah Aletta terhadapputrinya itu, Yudistira juga bisa melihat betapa loyal nya ayah Aletta akan cinta dan kasih sayang nya untuk Aletta. Dan ia tidak ingin memberikan kesan buruk pada calon mertua nya.

"lain kali ya?" Yudistira mencoba membujuk Aletta namun gadis itu terlihat kukuh pada pendirian nya.

"dengar Aletta, kalau sekarang sudah tidak sempat, kita butuh waktu kurang lebih 7 sampai 8 jam. Lagi pula kita tidak bawa pakaian ganti!" Yudistira mencoba memberikan pengertian kepada Aletta yang merengut kecewa.

"tapi…"

"tahun depan, tahun depat ulang tahun Aletta yang berikut nya, aku janji bawa Aletta kesana" Yudistira memberikan jari kelingking nya pada Aletta.

Yudistira tersenyum saat Aletta balas mengait kan jari kelingking nya, senyum itu semakin lebar saat melihat Aletta tersenyum bahagia, Yudistira bersyukur memiiki janji bersama Aletta, setidak nya ada sebuah janji yang mengikat mereka hingga tahun depan.

Di depan kafe, Yudistira mengkat janji dengan Aletta, jika tidak berhasil sekarang, setidaknya ia punya kesempatan tahun depan.

"hoi… kalian ngapain pacaran depan pintu café, kalian kira ini drama korea?!"

TBC

avataravatar
Next chapter