"Ganteng juga ya?" Selidik Maura, malu-malu menatap ke wajah Streta, saat keduanya tengah sibuk melakukan aksi nge-stalk. Sementara yang ditanya hanya menatap kesal sahabatnya itu, tak ingin Gavin akan menjadi incaran sebagai gebetan barunya.
"Tenang gue gak bakal nikung lo kok Ncess, gak kaya-" Maura menghentikan kalimatnya. Lalu menatap Aruna konyol. "Udah tinggal bilang Aruna aja susah!" timpal Aruna kesal.
Aruna mendekat ke arah Streta duduk, dia masih sibuk berselancar dengan ponselnya. "Gue juga mau follow dong, boleh gak?!" Kini Aruna masih berupaya mencari simpati gadis itu untuk mengizinkannya.
Streta mendesah, sejujurnya dalam hati kecil yang dia miliki, mengiyakan ocehan sahabatnya itu sangatlah bertolak belakang dengan keadaan hatinya, tetapi di sisi lain dia bukanlah siapapun jika disandingkan dengan pria itu? Menjadi adik kelasnya saja, tanpa diakui itu mungkin definisi status terbaik yang diperolehnya.
"Tinggal follow, tapi semoga si gak bakal di follback!" jawab Streta masa bodoh.
Aruna langsung beringsut dari tempatnya, lantas memeluk dan menciumi sahabatnya itu. "Makasih Incess yang paling lucu ...." katanya gembira. "Tapi gue pikir, Kak Gavin justru bakal langsung follback instagram gue deh,"
"Gavinnn terus yang diomongin dari kemaren, Bosen tau! Emang apa istimewanya dia si?" Kini gadis bernama Audina-lah yang berbicara, tatapannya sedikit berubah, lebih menakutkan.
Merasa tak terima dengan ucapan yang terlontar dengan baik oleh Audina. Kini, Streta pun membalasnya balik. "Dia istimewa, lo gak ngeliat itu."
Audina tersenyum sinis. "Gue lebih tau Kak Gavin Ncess, dari SMP gue udah bareng sama dia!"
Streta mendecih, dia tak pedulikan soal masa SMP Gavin itu. Namanya juga cinta, seburuk apapun kenyataannya, dia tidak akan bisa secepat itu berubah. "Gue gak peduli soal itu Din!"
Aline yang merasa pening mendengarkan perdebatan mereka berdua pun beranjak. "Kalian berdua kenapa si? Ribut terus kerjaannya!" katanya, menatap kedua sahabatnya kesal.
Audina memutar bola matanya malas. "Tau deh! Gue jadi kepengen makan samyang kan," ucapnya tiba-tiba. Yang langsung direspon hangat oleh keempat temannya, tak terkecuali Aline. Dia tidak terlalu suka makanan pedas.
"Samyang?!" Glea menyahut setengah mati. Matanya membulat lebar. "Gue juga kepengen."
"Sama gue juga," Maura menyahut. "Udah lama gue gak makan samyang."
"Nanti pulang sekolah, kan ntar pulangnya lebih awal tuh, soalnya guru pada mau rapat. Nah gimana kalo kita makan samyang rame-rame?" usut Glea lagi, semuanya langsung mengiyakan.
Aruna berpikir. "Kalau cuma sekedar makan gak seru kali," Ia menjeda kalimatnya. "Gimana kalau kita adain aja tuh samyang challenge, gimana? Biar seru aja, yang menang adalah dia yang ngabisin samyang paling awal dan yang kalah adalah dia yang ngabisin paling akhir."
"Setuju Run!" sahut Glea semangat.
"Panggil gue Na, bukan Run!" Aruna mendebat kesal. Sementara Glea terkekeh sendiri. "Gue lebih suka panggil lo Run, lucu gitu!"
"Setuju Na!" Sahutan Streta, Maura, dan Audina langsung menggema. Menandakan tanda setuju.
Namun tidak dengan Aline, ia menolak ajakan kelima sahabatnya. "Gue gak ikutan, gak mau gue makan pedes. Bisa mati kali!" omelnya.
Maura memasang wajah keyakinan. "Lin, samyang tuh gak pedes. Berhentilah berasumsi kalau samyang itu makanan pedes!"
"Iya Lin, lagian kalo gak ikut challenge semua, gak komplit!" timpal Audina. "Gue juga sebenarnya gak terlalu suka pedes tau,"
Aline tetap bersikukuh dengan ketetapannya. "Samyang tuh pedes, gue tahu itu!" Aline terdiam. "Kalau kalian mau tetep ngadain samyang challenge, ya udah. Biar gue yang jadi jurinya."
"Gak bisa gitu dong, gak adil banget si!" protes Glea kesal. "Pokoknya lo harus ikutan Lin, gak boleh manja!"
Sementara Streta hanya manggut-manggut saja melihat adu mulut mereka yang entah kapan akan berakhir. "Udah Lin, mending lo ikutan aja. Hotplate aja lo doyan masa samyang engga."
"Samyang tuh pedes banget! Emang kalian mau tanggung jawab apa kalau gue kenapa-napa?" Aline masih tetap menolak. "Gini deh, kalian makan samyang gue hotplate aja ya. Kan sama-sama makanan pedes?"
"Aline, namanya juga samyang challenge. Bukan samyang versus hotplate challenge!" ungkap Audina kesal.
"Ya udah deh, gue mau!" Aline menyerah, dia merelakan dirinya sendiri. Semoga saja dia tidak kenapa-napa selepas samyang challenge ini. "Ikhlas gue diare, trus jadi peserta yang kalah. Btw ini kalau kalah bakal diapain nih? Biar gue siap-siap."
Streta terkikik. "Posting banget lo Lin kalau bakalan kalah." sahutnya. "Oh ya hukumannya ialah prank chat ke gebetan, tapi yang ngeprank tim yang menang. Gimana?"
"Maksudnya tim?" tanya Audina.
"Jadi ntar kan kita ada enam anak, nah pemenangnya tuh diambil tiga ya. Jadi sisanya tiga berarti tim kalah. Nah tim yang kalah, masing-masing ada keharusannya. Tim kalah peringkat empat, dapet jatah prank satu gebetan, peringkat lima dua gebetan, dan peringkat terakhir tiga gebetan." jelas Streta panjang lebar.
Aline geleng-geleng kepala tak tahu akan seperti apa kisah hidupnya setelah ini. "Mampus gue bakal jadi peserta yang kalah terakhir!"
"Mantap bener ide lo Ncess, suka gue! Dan gue yakin si kalau gue bakalan menang." Glea mulai menunjukan sikap sok-nya.
"Belagu lo Gle, awas aja kalau ntar kalah!" Aruna menginvasi.
"Btw gue kalo kalah ngeprank tiga gebetan? Anjir emang siapa aja si gebetan gue?" keluh Aline sungguh sangat memprihatinkan.
Yang lain tertawa, rasanya samyang challenge kali ini tidak ada yang membuat mereka harus berpikir berat seperti layaknya Aline. Kasihan ya?
"Udah Lin, lo tenang aja. Biar ntar gue bantu pilihin gebetan buat lo prank!" sahut Audina. "Ntar kan gue kayaknya menang."
"Gak bakal, level pedes lo sama gue tuh gak beda jauh kali!"
Audina mengernyitkan keningnya. Benar juga! batinnya. Apalagi gue juga punya penyakit magh, mampus gue!
"Incess paling si yang menang, dia kan ratu pedas!" terka Aline. Yang disambut oleh anggukan anggun oleh gadis itu. "Gue si yakin bakal menang, tapi kalo menang pertama mah gue gak yakin. Kalian tahu kan gue gak bisa makan cepet-cepet."
"Udah jangan dibahas lagi deh, pokoknya setelah pulang sekolah kita langsung ke mall ya beli bahan-bahannya." peringat Maura.
"Lah gak ganti baju di kos dulu apa?" sahut Glea.
"Gak usah, ntar aja abis beli bahannya. Takut kelamaan."
"Emang mau bikin samyang di mana si?" Pertanyaan sangat baik yang Aruna lontarkan. Lalu semuanya menatap ke arah Streta, ya gadis itu. Semacam memberinya kode.
Streta tahu betul tatapan itu, ia menghela napasnya. "Iya deh, ntar bikinnya di rumah gue?! Puas kan lo pada."
"Hehehe, rumah lo kan terbaik Ncess. Jangan lupa sediain air sama jajan yang banyak ya." pinta Glea tanpa malu.
"Gue sediain sekalian sama toko-tokonya, biar kalian pada gendut hehehe ...."